48 : Dikerjain Mereka

4.2K 923 228
                                    

A/n : Fyi, puisi alay Jungkook itu tadinya mau gua taro di part2 awal. Tapi berhubung waktu itu hubungan mereka masih belom terlalu deket di ff ini, jadinya di-keep sampe akhirnya gua munculin di part 47 T_T

***

Eunha geser kaca mading, niatnya mau ngambil puisi buatan Jungkook. Tapi ternyata kaca madingnya dikunci. Padahal biasanya kaca mading gak pernah dikunci-kunci.

Huh, mau gak mau dia minta kunci ini ke bagian mading alias cowok sablengnya itu.

Anak-anak kelas sepuluh pada kabur pas Eunha marah-marah gara-gara mereka foto puisi Jungkook buat dibagiin ke sosmed. Sekarang yang ada di mading cuma tinggal Sowon, Yerin sama dia.

Baru aja Eunha mau nelpon, eh biang keroknya muncul dan cengar-cengir pas mata mereka saling bertemu.

"Hai Sa ...."

"MANA KUNCI MADINGNYA?" potong Eunha dengan galak.

"Ya Allah, Yang. Aku baru---"

"MA-NA KUN-CI MA-DING-NYA? CEPET!" ulang Eunha lagi penuh penekanan. Dia nyodorin telapak tangannya ke Jungkook.

Jungkook ngerogoh saku celana, terus naro kunci di telapak tangan Eunha.

Eunha langsung berbalik arah dan buka kunci kaca mading. Abis itu, dia langsung narik puisi Jungkook dari sana dan ngasihin kertas itu ke dada cowoknya sampe bikin Jungkook mundur selangkah karena kedorong.

"Won, Rin, kalian ke kantin duluan aja. Ntar gua nyusul," kata Eunha, gak pengen Sowon sama Yerin ngedengerin pertengkaran mereka.

"Oke, Na." Sowon buru-buru narik Yerin dan cabut ke kantin.

"Kak Eunha marah?" tanya Jungkook pas Sowon sama Yerin udah pergi.

"Menurut kamu aja gimana?"

"Jangan marah, Kak. Aku cuma mau ...."

"Diem! Gak usah ngomong." Jungkook langsung ngangguk dan ngunci mulutnya. "Kamu ngapain sih bikin puisi alay kaya gitu? Mau bikin aku malu?"

Pas liat Jungkook cuma diem aja sambil natap dia lekat-lekat, Eunha gemes.

"JAWAB! KENAPA DIEM?"

Lah? Tadi katanya disuruh diem?

"JAWAB JUNGKOOK!"

"Tadi kakak suruh aku diem, jadi aku gak jawab," sahut Jungkook akhirnya.

Eunha mau nangis aja rasanya.

"I-iya maksudnya ... sekarang kamu boleh ngomong."

"Nah gitu dong," katanya. "Aku kan disuruh buat puisi tentang sesuatu yang berharga dan suruh dideskripsikan. Jadi aku buat puisi tentang Kak Eunha."

"Kenapa kamu pajang puisi alay kamu di mading?"

"Alay? Kata siapa? Buktinya si ibu kasih aku nilai A, nih liat." Jungkook ngasih tahu nilai A yang dikasih gurunya di kertas puisi itu.

"Iya tapi kan aku malu."

"Ngapain malu? Aku yang bikin puisi aja gak malu."

"Terserah." Lagi-lagi, kata legend itu keluar dari mulut Eunha.

"Tapi puisiku bagus, kan?"

"Gak!"

"Gak salah lagi maksudnya?"

Eunha ngelipet kedua tangan di dada sambil natap Jungkook kesel. "Kamu jangan aneh-aneh, deh. Nyebelin tau."

"Aku gak aneh, aku kan mendeskripsikan Kak Eunha sesuai apa yang aku rasa," sahutnya santai. Dia kembali nyodorin kertas itu ke Eunha. "Kalau kakak gak mau aku tempel di mading, ini kakak bawa pulang aja puisiku. Biar disimpen sama kakak aja."

Kak Eunha✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang