"Pagi, Teteh."
"ASTAGFIRULLAHALADZIM."
Eunha tersentak dengan mata melebar pas dia buka pager rumah tiba-tiba udah disapa sama seorang mahluk hidup bernama Jungkook Wicaksana. Dia mau masuk lagi ke dalem dan nutup pager tapi takut telat ke sekolah. Gila si ini anak penguntit apa gimana?
"Terpesona ya Kak liat aku?" tanya Jungkook dengan pedenya seperti biasa yang membuat raut wajah Eunha berubah jijik-jijik gimana gitu.
"Kaget, kirain tadi hantu."
"Subhanallah, mana ada hantu ganteng begini?" ucap Jungkook sambil rapiin rambut klimisnya yang dibasahin pake aer dari masjid deket rumah Eunha. "Yuk kita berangkat mencari ilmu bareng, Kak. Supaya lebih berkah."
"Kook, kamu bisa gak sih sehari bertingkah normal?" oceh Eunha ke anak laki-laki yang hari ini pakai seragam putih abu-abu. Beda sama Eunha yang pake seragam pramuka.
"Bisa, dong, Teh."
"Ja-ngan pang-gil a-ku te-teh!" Eunha nunjuk Jungkook dengan muka garang. "Aku bukan teteh kamu."
"Terus panggil apa? Emangnya Teteh mau dipanggil Sayang?"
Eunha mau nangis aja rasanya, Ya Allah mau nangissssssssss. Capek batin ngadepin Jungkook!
"Ngobrolnya nanti aja, aku gak ada waktu lagi nanti bisa telat ke sekolah."
"Ya udah kalau gitu langsung aja, Kak ... Kak Eunha!" Jungkook ngejar Eunha yang mengabaikan dia dan jalan lebih dulu. "Kak, ayo berangkat bareng."
"Aku gak mau naik motor kamu kalau kamu masih bersikap ngeselin."
"Iya sumpah Kak pagi ini aku gak akan bikin kesel. Tapi kakak naik ke motor aku, ya?"
Mendengar ucapan Jungkook yang mendadak memelas, membuat Eunha menghentikan langkah dan natap cowok itu.
"Janji?"
"Ya." Jungkook ngangguk. "Kalau aku sampe ngomong nanti kakak pukul aja helm yang aku pake." Rupanya cowok itu sungguh-sungguh sama ucapannya. Eunha jadi percaya.
Pas mereka di jalan, Jungkook beneran diem kalem kek orang kecepirit di celana tapi gak mau ngaku. Perjalanan jadi lebih panjang dan bikin ngantuk. Apalagi pagi gini ditambah macet juga, duh agak bete sih.
Sesampainya di parkiran sekolah, Eunha turun dari motor Jungkook dan ngucapin makasih kaya biasa. Pas dia mau pergi, Jungkook nepuk bahu Eunha dan bikin Eunha berbalik lagi ke dia.
"Apa?" tanya Eunha galak.
Jungkook ngacungin lima jarinya ke arah Eunha seolah mengisyaratkan supaya gadis itu nunggu, abis itu dia ngetik sesuatu di ponselnya dan ngasih unjuk ke Eunha.
Aku udah boleh ngomong belum, Kak? Mulutku gatel nih.
Eunha nahan ketawanya dengan cara berusaha tetep pasang wajah jutek, abis itu ngangguk.
Jungkook yang baru aja buka helmnya sekarang mendadak semringah. "Sampai ketemu di aula, Kak!" ucap Jungkook dengan suara agak tinggi pas Eunha mulai melangkah menjauh dari dia.
Eunha gak bales apa-apa, nengok ke belakang juga kagak. Ya namanya juga Eunha, kalau gak jutek bukan dia.
Hari ketiga sekaligus hari terakhir MOS. Anak-anak baru seneng banget dong karena masa ini udah berakhir. Besok mereka resmi jadi anak SMA dan biasanya sih pada pamer di sosmed ya setelah pakai seragam putih abu-abu.
Anak-anak OSIS termasuk Eunha mondar-mandir nyiapin persiapan buat penutupan acara MOS ini sama yang lain. Daritadi si gadis berambut sebahu itu sibuk, bikin Jungkook yang lagi dengerin ucapan guru di depannya yang cerita panjang lebar jadi gak fokus. Setiap Eunha masuk ke aula dan ngobrol serius sama temen-temennya di pinggir aula, Jungkook malah merhatiin ke arah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Eunha✔
FanfictionHidup Eunhadzani Adliya berubah saat adik kelas bernama Jungkook Wicaksana datang ke kehidupannya secara tiba-tiba.