Surprise

2.1K 125 5
                                    


Sejak tadi Aila hanya bergemul dengan selimut nya diatas tempat tidur. Mata nya sembab sudah karena tangisan yang tiada henti. "Kenapa jadi baper banget gini sih." lirih Aila. Dering smartphone sebuah panggilan yang sejak tadi menghubunginya, ia abaikan. Aila sedang tidak ingin berbicara dengan dokter Assyraf, calon suami nya itu.

Aila datang ke kampus dengan wajah lesu, mood nya sedang sangat buruk. Polesan di wajahnya cukup membantu wajah kacau nya meskipun kantung mata tak bisa dihindari. Gadis itu duduk di taman kampus sambil membaca buku meskipun fikirannya tidak mau konsen. Mona, sahabat Aila datang dengan membawa cup jus manga untuk dirinya dan Aila.

"Nih, siang-siang gini enaknya minum jus." Mona meletakkan cup tersebut disamping Aila. Namun, Aila tidak menggubrisnya. Hari ini mereka adajadwal mata kuliah pukul 13.30 WIB.

"Lo kenapa deh Ai? daritadi diem aja, muka ditekuk gitu, pandangan lo tuh kayak kosong gitu meskipun dalam keadaan membaca buku. Ada masalah?" tanya Mona yang penasaran dengan tingkah sahabat nya hari ini. Aila tetap diam dan tidak menjawab.

"Jawab dong Ai, cerita sama gue. Perasaan kemaren lo baik-baik aja, happy-happy aja." ucap Mona kemudian. Aila masih tetap diam.

"Ai?" Mona membungkukkan tubuhnya agar bertemu dengan mata Aila yang sedang membaca buku.

"Ih, apaan deh Mon, gapapa kok." protes Aila.

"Gapapa gimana, gue tau lu ya Ai. Ada apaan sih emang? cerita kenapa? jangan dipendem sendiri."

"Aku gapapa Mona."

"Bohong." ucap Mona kemudian menyedot jus nya.

"Ya udah terserah kamu." Aila kemudian beranjak dari duduknya menuju kelas.

"Eh, tunggu dong." ucap Mona kemudian membawa buku serta jus nya. "Dasar ya ini anak, gak ngerti lagi gue." keluh Mona.

Baru beberapa langkah Aila berhenti, ada seseorang yang menghadang jalannya. Aila mendongak karena sejak tadi ia berjalan menunduk. Mengetahui siapa seseorang itu, Aila langsung beralih jalan dan mempercepat langkahnya.

"Ai tunggu, Ai." ucap dokter Assyraf yang tidak digubris oleh Aila. Sementara gadis yang dikejarnya terus mempercepat langkahnya.

"Ai, kasih Mas kesempatan untuk menjelaskan."

Aila tetap berjalan tanpa memperdulikan dokter Assyraf yang mengejarnya. Bahkan, beberapa sepasang mata mahasiswa ada yang melihatnya. "Ai." ucap dokter Assyraf.

Aila pun menghentikan langkahnya. "Lima menit." ucap Aila. Mendengar jawaban tersebut dokter Assyraf tersenyum.

"Oke lima menit." dokter Assyraf menarik nafas dalam kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Mas tahu kenapa kamu marah seperti ini, ma'afin Mas yang sempat tidak peka. Mas tidak ada hubungan apapun dengan dokter Lia. Kenapa teman-teman Mas suka meledeki kami? Itu karena Mas dan dokter Lia sudah menjadi sahabat sejak menjadi mahasiswa kedokteran. Dan teman-teman Mas tidak ada yang tahu soal hubungan kita kecuali dokter Lia. Bukannya kamu yang bilang kalau masih ingin dirahasiakan sampai hari pernikahan kita? Mungkin setelah kita sebar undangan mereka akan menyadari nya. Sekarang apa kamu masih marah sama Mas?" tanya dokter Assyraf sambil menatap lembut gadis belia yang dicintai nya itu.

"Sudah selesai bicaranya?" Aila kemudian memutar tubuhnya dan berjalan tanpa mempedulikan calon suami nya itu.

Mona yang melihat hal tersebut, kemudian mengejar Aila. "Ai, tunggu." ucap Mona. "Kamu berantem sama dokter Assyraf?" tanya Mona. Aila menghentikan langkahnya dan menatap Mona "Kamu nguping?" Mona hanya menyengir kuda. "Kebiasaan." ucap Aila.

The Greatest HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang