"Bahu adalah tempat ternyaman selain bantal untuk tidur."
[The Greatest Husband]
Dokter Assyraf menghela nafas saat memasuki rumahnya. Ada wajah istrinya yang tertidur di sofa ruang tamu. Ia sedikit lega karena istrinya sudah sampai rumah. Bibi yang juga sempat tertidur akhirnya terbangun.
"Sudah pulang Den?" ucap Bibi dengan mata yang masih terkantuk.
Dokter Assyraf memberi syarat untuk bersuara pelan agar istrinya tidak terbangun. Bibi yang memahami maksud dokter Assyraf pun mengecilkan suaranya.
"Sejak kapan Aila sampai rumah?" tanya dokter Assyraf.
"Tidak lama dari Den Assyraf pergi, Non Aila sampai rumah. Tadi sempat menelpon aden, tapi rupanya handphone aden tidak dibawa." ucap Bibi dengan suara berbisik.
"Ya sudah, Bibi tidur. Biar saya yang gendong Aila ke kamar. Makasih ya Bi sudah menjaga istri saya." ucap dokter Assyraf.
"Iya den, itu kan sudah tugas Bibi, lagipula non Aila sudah bibi anggap seperti anak sendiri juga. Kalau gitu Bibi ke kamar ya den."
"Iya Bi, makasih ya." ucap dokter Assyraf dengan tersenyum.
Dokter Assyraf memandangi wajah istrinya dengan sayang. Pria itu tersenyum sambil mengelus pipi chubby istrinya itu yang tak sedikitpun terganggu. "Kenapa kamu suka banget buat Mas khawatir?" ucap dokter Assyraf kemudian mengecup kening istri tersayang nya.
Dengan hati-hati dokter Assyraf menggendong Aila menuju kamar. Dibaringkannya Aila diatas tempat tidur. Sepertinya Aila begitu kelelahan, tidurnya pun sangat pulas. Dokter Assyraf bergegas membersihkan diri kemudian berkutat dengan laptopnya. Jam dinding dikamar nya menunjukkan pukul 00.00 WIB. Dokter Assyraf tidak pergi ke ruang kerja nya, ia berkutat dengan laptop diatas tempat tidur, disamping istrinya yang tertidur.
Aila menggeliat, kemudian ia mengerjapkan matanya. Ia tersadar bahwa diri nya berada dikamar. "Mas Assyraf." ucap Aila terbangun kemudian duduk.
"Kenapa bangun sayang? Mas terlalu berisik karena mengetik ya?" ucap dokter Assyraf seraya mengelus puncak kepala istrinya. Aila menggeleng.
"Enggak kok Mas, Aila memang kebangun aja. Ma'afin Aila ya Mas karena membuat Mas mencari Aila."
Dokter Assyraf tersenyum. "Iya sayang, lain kali jangan diulangi ya." Aila mengangguk, seperti anak kecil yang patuh. "Mas sedang mengerjakan apa?"
"Ada hal yang harus Mas selesaikan, kamu tidur aja."
Aila menggelang "Aila temani Mas boleh?" Dokter Assyraf berisyarat untuk Aila agar tidur saja, namun Aila merajuk dengan memanyunkan bibirnya. Dokter Assyraf menghela nafas dan akhirnya mengangguk saja menuruti kemauan istrinya.
"Makasih suami nya Aila yang paling baik hati." ucap Aila tersenyum kemudian bersandar pada bahu suami nya itu. Ia memeluk lengan suami nya dengan erat. Dokter Assyraf sedikit kesulitan untuk mengetik. Tak lama Aila tertidur kembali di bahu suaminya itu.
Dokter Assyraf tersenyum melihat kelakuan istrinya yang sangat manja dan kekanakan. "Ada aja tingkahmu yang buat Mas tersenyum." Dokter Assyraf mengelus puncak kepala Aila dengan sayang.
***
Secangkir kopi panas dan roti bakar Aila siapkan untuk suami nya. Pagi ini dokter Assyraf sedang libur dinas, hanya saja nanti sore ia akan ke klinik untuk jadwal praktek.
Aila menghampiri suami nya dengan membawa secangkir kopi panas penuh cinta untuk suami nya, secangkir coklat panas untuk dirinya dan sepiring roti bakar. Suami nya itu sedang membaca koran di taman belakang rumah.
"Sarapan sudah siap." ucap Aila dengan tersenyum.
"Makasih sayang."
"Nanti Mas ke klinik?"
Dokter Assyraf mengangguk setelah menggigit rotinya. "Aila boleh ikut kan? Please..." ucap Aila memohon. "Aila jenuh Mas, Aila pengen ketemu pasien-pasien, udah lama gak ngobrol sama pasien."
Dokter Assyraf terkekeh. "Baru juga seminggu, iya-iya boleh sayang."
"Yeay, makasih suami ku sayang." ucap Aila dengan sumringah.
"MasyaAllah, kamu ikut senang ya nak?" ucap Aila mengelus perutnya yang kian membuncit. Tidak terasa kehamilan Aila sudah memasuki usia 20 minggu.
Aila menggigit buah apel yang dibawa nya dari rumah. Sore ini ia menemani suami nya dalam jadwal praktek klinik milik suami nya itu. Seorang pasien masuk dengan ditemani oleh wanita yang sepertinya tak berbeda usia jauh.
"Dengan Ibu Husni?" tanya dokter Assyraf.
"Iya betul dok, saya mau USG sekaligus ini dok, ada keluhan saya sempat perdarahan dan keputihan, tapi keputihannya itu beda dok."
"Oke, ini kehamilan yang ke berapa bu?" tanya dokter Assyraf.
"Kehamilan pertama, ini saya baru menikah lagi dok."
Dokter Assyraf mengangguk paham. "Selamat ya bu atas kehamilannya."
"Iya terimakasih dok."
"Oke baik, kapan terjadi perdarahannya bu?"
"Kemarin dok, tapi gak banyak. Terus saya itu keputihan terus, dan keputihannya itu warna kuning kehijauan. Dan mohon maaf dok, baunya itu kayak bau busuk gitu." ucap Ibu Husni.
"Disertai gatal? Buang air kecilnya sakit?" tanya dokter Assyraf.
"Iya dok."
Dokter Assyraf sudah paham dan menyuarakkan diagnosa nya dalam fikirannya.
"Suami Ibu kerja dimana Bu?" tanya dokter Assyraf.
"Suami saya kerja nya jauh, di pabrik gitu dok."
"Keluhan keputihan ini muncul setelah Ibu menikah dengan suami yang ini atau dari sebelum menikah dengan suami kedua ini?"
"Dari setelah menikah dengan suami saya yang kedua ini dok."
"Oke kalau gitu saya periksa dulu ya bu."
Setelah pemeriksaan USG dokter Assyraf berpesan kembali pada Ibu Husni. "Ini jadi suami jarang pulang ya Bu?"
"Iya dok."
"Ibu jangan berhubungan suami istri dulu ya bu kalau suami nya nanti pulang, sampai bayi nya lahir jangan melakukan hubungan suami istri dulu." ucap dokter Assyraf.
"Memangnya kenapa dok?" tanya Ibu Husni bingung.
"Iya pokoknya Ibu jangan berhubungan suami istri dulu sampai bayi ibu lahir. Istirahat yang cukup dan banyak makan-makanan bergizi."
"Iya dok." ucap Ibu Husni.
"Ibu nanti ibu bisa konsul dengan saya kalau ibu bersedia, saya istrinya dokter Assyraf, kebetulan saya juga Bidan. Hari ini jadwal pasien suami saya padat jadi waktunya terbatas. Setelah ini kita ke ruang konsul disebelah ya ibu." ucap Aila dengan tersenyum.
"Ibu bisa konsultasi dengan istri saya biar ibu bisa leluasa dan terbuka karena sama-sama perempuan. Nanti ibu tebus vitaminnya di depan ya, administrasinya juga di depan. Ini resepnya."
"Oh iya dok, terima kasih dok, terima kasih Bu Bidan. "
"Ini kami jadi boleh langsung ke ruang konsul bu bidan?" tanya seorang wanita yang mendampingi Bu Husni.
"Oh iya bisa, mari Bu." ucap Aila.
.
.
.
.
.
.
.
Assalamu'alaikum wr.wb
Apa kabar nih kalian? Semoga selalu sehat ya :) Stay safe Stay Healthy
Selamat menikmati episode baru dokter Assyraf dan Aila ;))
See you guys
Wassalamu'alaikum wr.wb
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Husband
Roman d'amourSaat pertama kali Abram menatap Aila dengan mencuri-curi kesempatan. Saat Abram mencoba menghidupkan suasana dan renyah tawa untuk mendekati Aila. Di suatu tempat yang akhirnya menjadi tempat favourite untuk mereka. Akan kah mereka terus menyatu dan...