"Pengabadian moment tiap seseorang tentu berbeda. Ada yang melalui sebuah gambar, tulisan atau harmoni nada. Dan aku selalu mengabadikan moment setiap kali bertemu dengannya."
Dengan busana atasan bawahan kulot berwarna senada biru aku telah siap untuk pergi bersama Kak Assyraf. Aku memainkan apple ku sambil menunggu nya menjemput ku.
Sebuah notifikasi masuk "Sabar ya, Mas melayani satu pasien lagi."
Aku membaca sambil memanyunkan bibir. "Hmmm, mungkin aku harus terbiasa ya seperti ini kalau menjadi istri nya." kemudian aku membalas pesan nya.
"Iya dok. It's oke."
Setelah itu tidak ada balasan dari nya,mungkin ia benar-benar sedang melayani pasien nya yang periksa kandungan. Setengah jam aku menunggu dan rasa kantuk mulai menyergap. Suara klakson membuyarkan rasa kantuk ku. Aku keluar menuju gerbang kosan. Pria itu bersandar di mobilnya.
"Maaf ya karena Mas lama."
"Iya gakpapa kok, kepentingan pasien kan memang harus diutamakan. Bukan begitu pak dokter?"
"Kamu marah?"
"Ih ngapain marah, kan aku hanya mengingat pesan yang selalu disampaikan oleh dokter saat perkuliahan."
Dokter Assyraf tersenyum kemudian mengelus puncak kepala ku.
"Mau makan apa?"
"Terserah kakak aja."
"Oke."
Sampai di tempat tujuan,kami turun dan memilih meja. Ah,rupa nya Kak Assyraf sudah memesan meja. "Dasar,ngapain nanya tadi mau makan apa." kicau ku dalam hati.
"Kak, itu ada siapa?"
"Orang tua kakak."
"Apa? seriously? Kakak kok gak bilang sih, tau gitu aku pake dress."
"Santai kok orang tua kakak mah, Papa sama Mama gak perduli sama apa yang kamu pakai kok."
"Ish ya tapi kan tetep aja."
"Assalamu'alaikum Mah, Pah." sapa Kak Assyraf pada orang tua nya.
"Assalamu'alaikum Om, Tante." ucapku tersenyum pada mereka.
"Wa'alaikum salam." jawab kedua nya. "Pakai make-up gak pakai make-up Aila tetap cantik ya Pah?"
"Iya Ma."
Huft, rasa nya nano-nano perasaan ku saat ini. Meskipun sudah pernah bertemu saat lamaran tetap saja aku masih canggung dengan orang tua Kak Assyraf.
"Aila mau pesan apa sayang?" tanya Mama Kak Assyraf.
"Samain aja Tante kayak pesanan Kak Assyraf."
"Kok manggilnya Tante, panggil Mama aja."
"I-iya Ma."
"Dan jangan panggil saya Om, panggil Papa juga." kemudian pria paruh baya itu terkekeh.
"I-iya Pah."
"Aila nih orang nya pemalu banget ya Pah?"
"Iya Ma, cantik, pemalu, baik hati dan smart juga. Papa suka dengar cerita kamu loh dari Assyraf."
Aku tersenyum "Makasih Pah." Kemudian aku melirik kak Assyraf.
Setelah selesai makan orang tua Kak Assyraf pun berpamitan karena ada urusan perusahaan yang mengharuskan Papa Kak Assyraf segera kembali.
"Papa sama Mama pamit dulu ya, Maaf ya nak Aila jadi tidak bisa menghabiskan waktu berlama-lama."
"Iya gak papa kok Pa, mungkin lain kali bisa menghabiskan waktu lebih lama." ucapku tersenyum.
"Mama pamitya sayang." Mama memeluk ku.
"Jaga Aila baik-baik ya Raf."
"Siap Ma."
"Mama Papa pamit, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Kami berdua pun mengantar Papa dan Mama Kak Assyraf sampai depan restorant.
"Setelah ini mau kemana?" tanya Kak Assyraf.
"Ehmmm, kemana ya?"
"Cafe buku mau?"
"Cafe buku?" tanyaku bingung.
"Iya sayang,kamu belum pernah kan?"
"Ish gakusah pakai sayang,malu tahu."
"Memang Mas salah manggil perempuan yang Mas cintai dengan panggilan 'sayang'?"
Aku memutar bola mata ku. "Ish geli tauk."
"Geli apa geli?" Kak Assyraf mencoba menggoda ku dengan mendekatkan wajah nya pada ku.
"Dokter?!!! Kesel ih." aku mendorong nya pelan dan berjalan mendahului nya menuju mobil.
Aku bisa mendengar bahwa ia tertawa di belakang ku. Sampai dimobil nya aku membuka pintu mobil. Aku menepuk jidad ku pelan "Oh iya kan dikunci dan kunci nya sama Kak Assyraf. Ish, mana lagi tuh orang lama banget yak."
"Lama ya?" ia muncul dari belakang dan berbisik di samping telinga ku. Astaga,lama-lama aku spot jantung terus sama dia.
"Nyebelin ih Kak."
Ia tertawa kemudian mengelus puncak kepala ku. "Mau masuk mobil?" tanya nya yang menurutku tidak penting untuk dipertanyakan lagi.
"Iya." ketus ku.
"Mohon dulu dong."
"Gak mau."
"Yaudah kita berdiri aja disini terus."
"Ih udah tua kok ya nyebelin."
"Tua tapi cinta kan?" godanya.
"Mimpi apa aku punya calon suami begini ya, cepetan dong Kak buka mobilnya."
"Mimpi ketemu Pangeran makanya dapat calon suami kayak Pangeran gini, yang tulus dan lembut dong mohonnya."
"Astaga percaya diri banget nih, ya udah cepat ayo Kakak buka pintu mobilnya."
Kak Assyraf malah menggelengkan kepala nya.
"Apa lagi?" tanya ku
"Panggilnya pakai Mas dong." Aku memutar bola mata ku malas dengan permintaan nya.
"Mas ku sayang yang paling ganteng sejagad raya bukain dong pintu mobilnya."
Kemudian ia tersenyum sumringah dan membuka kunci mobilnya. Ia hendak mengelus puncak kepala ku namun aku langsung masuk ke dalam mobil. Aku bisa melihat wajah kikuk nya sambil menarik tangan nya kembali. Melihat nya seperti itu justru aku ingin tertawa namun ku tahun dengan membungkam mulutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Husband
RomanceSaat pertama kali Abram menatap Aila dengan mencuri-curi kesempatan. Saat Abram mencoba menghidupkan suasana dan renyah tawa untuk mendekati Aila. Di suatu tempat yang akhirnya menjadi tempat favourite untuk mereka. Akan kah mereka terus menyatu dan...