Menjelang Akad Nikah

2K 144 26
                                    

"Jika kamu menginginkan sesuatu, berjuanglah, jangan menyerah dan terus berdo'a. Karena Allah tidak tidur untuk mengijabah segala do'a dan keinginanmu."

Suatu hal yang pernah menjadi bagian dari impian yang ingin terwujud, tak pernah ku sangka bahwa ini menjadi kenyataan. Kepergian lelaki itu membuatku bertekad untuk menjadi pribadi lebih baik dan mendapatkan yang lebih baik darinya. Rasa sakit dan pengalaman itu membuatku belajar tentang segalanya.

Aku tersenyum menatap pantulan diri ini pada sebuah cermin. "Cantiknya gadis kecil satu ini." ucap seorang perias wajah yang dipilihkan oleh keluarga Perwira alias keluarga calon suami ku setelah memoles lipstick dibibirku.

"Pasti Mas Assyraf makin jatuh hati sama kamu, aslinya kamu juga memang sudah cantik tanpa make-up." imbuhnya lagi.

"Teteh bisa aja, hehehe." ucapku seraya menyengir kuda.

"Beneran loh ini teteh, jujur teteh mah." jawabnya dengan sumringah.

Setelah selesai di make-up, aku menuju ruang tengah untuk prosesi pengajian dan siraman. Sehari sebelum akad nikah, keluarga ku mengadakan pengajian serta siraman karena keluarga ku ada darah Jawa dari Bunda, sementara Ayah ku berdarah Sumatra. Pernikahan ku dengan Mas Assyraf menggabungkan 3 adat yakni Aceh, Jawa dan Minang. Akad nikah yang akan dilaksanakan besok, nanti nya akan berlangsung di lantai 4 Masjid Tiban kota Malang. Dan untuk resepsi di Hotel Trio Indah 2 Malang.

Suasana berlangsung penuh khidmat sampai tiba saat nya untuk ku meminta restu kepada kedua orang tua.

"Assalamu'alaikum wr.wb., astaghfirullahal'adzim, astaghfirullahal'adzim, assyhadu'ala illa ha illallah wa assyhaduanna muhammadarrasulullah. Ayah dan Bunda yang Aila cintai dan hormati, syukur Alhamdulillah Aila panjatkan kehadirat Allah swt. Bahwa pada saat ini Aila diberi kesempatan untuk mengungkapkan betapa bersyukurnya Aila yang telah terlahir sebagai putri Ayah dan Bunda. Terima kasih atas semua cinta, semua kasih sayang yang tulus dan ikhlas serta tanpa pamrih yang telah diberikan pada Aila sampai saat ini sehingga Aila dapat merasakan kehangatan keluarga. Kehadiran dan sentuhan seorang Bunda saat menimang, menggendong, memeluk dan mencium dengan penuh kasih sayang. Kehadiran seorang Ayah yang selalu sabar, melindungi, menafkahi dan setia membimbing keluarga dengan penuh tanggung jawab sampai saat ini. Tak terhitung lagi berapa banyak keringat dan air mata yang telah Ayah dan Bunda teteskan untuk Aila. Ma'afkan perbuatan dan perkataan Aila yang secara tidak sadar menyakiti perasaan Ayah dan Bunda. Ma'afkan Aila yang terkadang ingin menang sendiri, Aila memohon ma'af yang sedalam-dalamnya atas segala kekhilafan dan dosa Aila.

Kepada adik-adik Aila, terima kasih karena telah menjadi adik yang baik untuk Kakak, selalu mengingatkan Kakak dikala salah. Terima kasih kepada Ayah dan Bunda yang telah menjaga Aila, ma'afkan Aila jika masih belum bisa menjadi Kakak yang baik. Ma'afkan Aila yang selalu merepotkan dan menyusahkan. Aila memohon ma'af yang sebesar-besarnya untuk semua kesalahan dan kekhilafan Aila. Ya Allah Ya Tuhanku, hamba senantiasa bersyukur atas karunia-Mu, hamba menghaturkan terima kasih kepada kedua orang tua dan adik-adik Aila atas kasih sayang yang berlimpah dan bimbingan Ayah dan Bunda selama ini. Ya Allah Ya Tuhanku, hamba mohon ampunan-Mu atas kekhilafan kedua orang tuaku, lapangkan hati mereka, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi hamba hingga detik ini. Aamiin Yaa Rabbal'Alamin. Wassalamu'alaikum wr.wb."

Air mata ku lolos begitu saja saat prosesi meminta restu pada kedua orang tua, kemudian aku melakukan sungkem terhadap Ayah dan Bunda. Sebelumnya Ayah menyampaikan pesan nasehat nya untuk ku. Aku tak kuasa membendung air mata, begitu pun Ayah ku yang aku sendiri selama ini tak pernah melihatnya menangis, kini beliau meneteskan air mata bahkan hampir tak mampu melanjutkan kata-kata yang hendak disampaikan. Suasana begitu haru namun tetap khidmat.

Sesudah nya sungkeman, aku membasuh kaki Ayah dan Bunda sebagai rasa berbakti terhadap mereka dan memohon ampunan dosa pada mereka. Baru lah prosesi siraman berlangsung.

***

Sejak tadi dokter Assyraf tampak gelisah, hal itu bisa dibaca oleh kedua orang tua dokter Assyraf. Begitu pun dengan kedua Abang dari dokter Assyraf.

"Santuy bro, jangan tegang." ucap Mas Aryo yakni abang pertama dari dokter Assyraf yang berprofesi sebagai pilot. Mas Aryo sudah punya dua anak yang tampan dan cantik, istrinya adalah mantan pramugari.

"Jadi inget waktu gue mau nikah sama istri gue, gak bisa tidur sebelum akad nikah berlangsung." ucap Mas Fatan yakni abang kedua dari dokter Assyraf yang juga sudah menikah dua tahun yang lalu. Mas Fatan adalah seorang mayjen yang sudah dikaruniai satu anak tampan dan istrinya berprofesi sebagai dosen.

Dokter Assyraf menghiraukan pembicaraan kedua abang nya. Ia benar-benar tak bisa tenang. Bagi nya hal ini lebih membuatnya gugup berkali-kali lipat dibandingkan ujian preklinik atau berada di ruang operasi untuk melakukan Caesar. Hal ini adalah untuk pertama kalinya bagi dokter Assyraf. Di usia nya yang sudah 31 tahun akhirnya ia menemui cinta sejati nya, menjatuhkan hati nya pada wanita pilihan nya, Aila Naras Dimantoro yang tak lain adalah mahasiswi nya di fakultas kedokteran prodi kebidanan.

"Sudah jam satu malam ini Raf." ucap Papa dokter Assyraf dengan mengusap punggung putra nya itu.

Dokter Assyraf menarik nafas dalam sambil memejamkan mata nya. Mereka semua kini tengah duduk di sofa, menginap di sebuah Hotel.

"Tidur lagi Raf, nanti mata mu menghitam kalau tidak tidur. Besok akan lebih melelahkan toh, harus jaga kesehatan. Banyak prosesi adat yang harus dijalani toh." ucap Mama dokter Assyraf.

"Santuy, banyak berdo'a." ucap Mas Aryo. "Gue balik ke kamar ya." kemudian Mas Aryo meninggalkan ruangan dokter Assyraf dan disusul oleh Mas Fatan.

"Ya sudah, Papa sama Mama juga balik ke kamar biar kamu bisa istirahat." ucap Papa dokter Assyraf."

"Allah, mohon lancarkan untuk segala prosesi pernikahan ku dengan wanita pilihanku, Aila Naras Dimantoro." Setelah mengucapkan kalimat tersebut baru lah dokter Assyraf memejamkan mata nya untuk mencoba beristirahat meskipun hanya 2 jam waktu tersisa, tetapi setidaknya tubuhnya bisa merasakan istirahat.

.

.

.

.

.

Hey...yooooo....apa kabar semua nya? Masih setia menunggu kelanjutan kisah dari Aila dan dokter Assyraf kan ? ^_^

Ma'afkeun author yang baru bisa update malam ini 

Salam Hangat dari dokter Assyraf kata nya :))

The Greatest HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang