"Kamu tahu dispnea? Seperti itu lah aku setiap kali melihat mu dengan nya. Aku seakan kehilangan banyak oksigen namun sulit menemukan oksigen yang baru."
(Aila Naras Dimantoro)
Kak Assyraf memarkirkan mobil nya di tempat parkir dosen. Sementara mataku menatap ke luar jendela mobil. Lebih tepatnya menatap sebuah pemandangan yang membuatku terpaku pada seorang lelaki yang tertawa lepas dengan seorang gadis. Mata nya berbinar-binar tanpa rasa sedih atau pun penyesalan. Bahagia sekali. Sementara pelupuk mata ku sudah membendung air mata yang siap jatuh jika aku mengedipkan mata. Alveoli ku seakan tertutup layaknya bayi asfiksia yang kesulitan bernapas. Sesak sekali.
"Kamu mau tunggu di mobil atau ke gedung jurusan mu? Kakak harus ngajar dulu sekitar satu-dua jam."
"Ai?" panggil Kak Assyraf.
"Ah, i-iya kak?" aku menoleh ke arah nya bingung.
"Kamu nangis? Gara-gara motor ditilang tadi?"
Aku menggelengkan kepala sambil menggigit bibir bawah ku karena tak sanggup bicara. Bila bicara sudah pasti suara ku bergetar.
"Kamu tarik nafas dulu, kamu tenangin diri kamu baru bicara."
Aku menarik nafas dalam, tapi tetap saja rasa nya sesak sekali.
"Maafin kakak ya? Kamu marah? Kamu sedih? Atau mau kakak antarkan pulang?"
Aku terdiam sejenak sambil mengatur nafas dan suara ku agar tak terdengar parau. Aku tidak mungkin merepotkan nya. Aku tidak mau menjadi perempuan yang manja dan menyusahkan. Kalau kak Assyraf mengantar ku pulang bagaimana dengan para mahasiswa nya yang menunggu dirinya?
"Enggak kak, aku gapapa kok. Ya udah Kakak ngajar aja dulu, aku nunggu di perpustakaan jurusan ku aja."
"Ya sudah, Kakak ngajar mahasiswa FK semester 6 dulu di kelas F. Kalau mau nyari kakak, kakak di sana, kalau gakada berarti di ruang tutorial." Aku mengangguk paham sambil tersenyum.
Aku keluar dari mobil Kak Assyraf menggunakan masker, setidak nya sedikit membantu. Sebab, Kak Assyraf adalah dosen yang popular dan favourite di kampus ini. Ia pun dosen ku di jurusan Kebidanan. Ia mengajar di kedokteran, keperawatan, kebidanan dan juga farmasi. Namun ia adalah dosen tetap di kedokteran. Sangat tidak memungkinkan bukan bila aku bisa sedekat ini dengan dosen ku sendiri? Wajar saja mungkin bila sebagai mahasiswa dan dosen tapi bila sebagai yang lain? Aku tidak mau terlalu percaya diri namun disetiap moment tertentu Kak Assyraf sering membuatku blushing dan gugup. Selain itu ia adalah senior Kak Abram. Ya,Kak Abram sosok yang pernah menjadi istimewa bagi ku. Aku mengenal Kak Assyraf melalui acara kampus Kak Abram. Perbedaan usia ku dengan Kak Assyraf pun cukup fantastis, yakni 9 tahun. Siapa bilang setiap pria yang sudah memasuki kepala tiga sudah punya istri? Bukti nya Kak Assyraf yang saat ini belum juga menikah. Bagaimana tidak menjadi perbincangan panas di kalangan mahasiswi yang mengagumi nya?
Sampai di perpustakaan aku mengambil buku ilmu bedah kebidanan. Aku mencari tempat duduk dan kudapati di ujung meja. Aku mencoba menetralisir semua rasa kacau yang ada di hati ku.
"Semangat Ai, don't be sad it's oke." gumamku sebelum membuka buku. Setiap lembar nya ku baca meskipun tak begitu fokus. Aku merasa seseorang akan duduk di sebelahku. Aku hanya diam tanpa menoleh. Bau yang maskulin seperti ini membuat ku teringat seseorang.
"Khem." suara nya membuatku menoleh.
"Kak Ardan?" sontak aku merasa tak percaya. Sudah berapa bulan kami tidak bertemu?
"Kamu apa kabar?" ucapnya tersenyum pada ku.
"B-baik. Kakak bagaimana?" jawab ku sedikit gugup.
"Alhamdulillah. Kamu makin cantik ya." ucapnya yang membuat ku blushing dan malu. Apple ku bergetar ada panggilan masuk. Aku langsung beralih.
"Hallo, assalamu'alaikum."
"Iya Kak, baik." ucapku setelah mendengar penuturan nya. Kemudian aku mematikan ponsel setelah mengucap salam.
"Dari siapa?" tanya Kak Ardan.
"Senior."
"Oh. Mau makan siang bareng? Di kantin?"
"Mmm, boleh." ucapku mengiyakan karena kebetulan aku juga kelaparan.
Kami berjalan menuju kantin kebidanan. Yaps,karena kami sedang berada di jurusanku. Sesekali ada mahasiswa yang memperhatikan kami sambil berbisik. Aku sudah mengerti konsekuensi ini. pria di samping ku ini pun pernah menjadi duta kampus. Pria popular di jurusan teknik dan banyak diminati para gadis. Lagi-lagi aku harus menghembuskan nafas.
Notes :
Dispnea = istilah kedokteran untuk sesak nafas/tidak bisa menghirup cukup
udara/rasa penuh di dada
Alveoli = struktur anatomi yang berongga dan berbentuk cekung serta
dikelilingi banyak kapiler kecil,tempat pertukaran udara

KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Husband
RomansaSaat pertama kali Abram menatap Aila dengan mencuri-curi kesempatan. Saat Abram mencoba menghidupkan suasana dan renyah tawa untuk mendekati Aila. Di suatu tempat yang akhirnya menjadi tempat favourite untuk mereka. Akan kah mereka terus menyatu dan...