Issue

2.5K 112 4
                                    



Sejak tadi appleku berisik sekali karena banyak pesan line yang masuk, pasti notif group. Aku lupa untuk mensilent smartphoneku. Ku lihat percakapan banyak sekali di grup "Pecinta Dokter". Saat perkuliahan dengan dokter Assyraf selesai tadi, ada yang membuat grup ini, entah lah siapa. Aku menyetujui saja untuk masuk grup ini.

"Gue punya berita baik tentang dokter Assyraf."

"Apa?"

"Apa?"

"Duh, gue penasaran."

"Apaan? Jangan pance!"

"Apa-apa?"

"Aku mau dengar."

Aku hanya tertawa membaca semua pesan mereka. Aku menjadi silent reader.

"Dokter Assyraf itu selain dokter, ia juga seorang model. Gue liat instagramnya ada foto-foto yang kayak model gitu dan ngetag ke photographer professional. Dia juga punya klinik sendiri, klinik nya besar."

"Demi apa?"

"Apa nama instagram nya oy?"

"Gila. Calon suami idaman gue."

"Aduh, masa depan gue."

"Ya Tuhan, dokter idaman gue."

"Rasa nya pengen gue gaet."

"Kayak dokter nya mau aja sama lu, Em. Hahaha."

Aku hanya senyum-senyum membaca percakapan group. Perempuan gini yah kalau udah rumpi. Terlintas di otakku kenangan saat awal berpacaran dengan kak Abram. Hampir semua orang menanyai kebenaran ku berpacaran dengan kak Abram. Mulai dari ucapan selamat sampai do'a untuk tetap langgeng memenuhi obrolanku. Jika mengingat semua itu rasanya aku ingin kembali. Kenapa kita harus putus sih, kak? Kenapa kakak menyerah padahal aku bertahan dan ingin berjuang bersama kakak?

Lamunanku terhenti saat smartphoneku berbunyi ada panggilan video call dari Kak Ardan. Aku menggeser ikon hijau.

"Hei, dek."

"Iya, Kak. Ada apa?"

"Gak papa, mau liat wajah Aila saja. Sudah seminggu tidak lihat karena kakak sibuk menyusun skripsi dan mempersiapkan diri untuk bekerja di perusahaan."

"Oh gitu. Oh iya yah, kakak udah mau wisuda. Memang nanti mau bekerja di perusahaan mana kak?"

"Perusahaan Ardisa."

"Oh iya, kakak sebelum di teknik sipil pernah kuliah di bisnis ya kak?"

"Iya, kok kamu tahu?"

"Waktu itu aku pernah stalker instagram kakak, heheheh."

"Dasar stalker."

"Hahahah, bodo. Berarti umur kakak sekarang 26 tahun ya?"

"Iya, bulan depan 27 tahun."

"Oh gitu. Kak, setahu ku perusahaan Ardisa itu perusahaan keluarga kan yah? Dan kata nya CEO perusahaan tersebut masih muda."

"Iya kok kamu tahu melulu sih?"

"Kan aku baca majalah dan artikel, tapi gak disebutin nama CEO nya. Hebat banget ya Kak?"

"Iya hebat, kamu tahu gak? CEO nya masih single loh. Dan katanya lagi cari calon istri."

"Kok kakak tahu?"

"Ya tahu lah, kan kakak mau bekerja disana dan sudah pernah kesana."

"Oh iya juga yah." Aku menguap dengan ditutupi salah satu tanganku.

The Greatest HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang