Be With You

1.9K 124 0
                                    



Waktu berlalu begitu cepat. Bahkan detik telah menjadi menit, menit telah menjadi jam, jam telah menjadi hari, hari berlalu menjadi bulan dan bulan telah berganti tahun. Menjadi mahasiswa tingkat akhir sangat begitu waktu, terutama dalam penyusunan proses skripsi atau laporan tugas akhir.

Aila menghela nafas, lagi-lagi ia harus bersabar untuk menemui dosen pembimbingnya yang sangat sulit ditemui karena banyak hal dan urusan yang membuat dosen tersebut kurang memiliki kesediaan waktu.

"Ai, udah bimbingan?" tanya Mona yang beda dosen pembimbing dengan Aila.

Aila menggeleng "Belum." gadis itu memanyunkan bibirnya. Kemudian ada sebuah notifikasi chat. Aila tersenyum. "Mon, aku pergi dulu ya."

"Mau kemana?" tanya Mona heran.

"Ketemu calon suami." ucap Aila menyengir kuda.

Mona berbinar "Ecieeee..... Asik euy, sekarang mah ada yang bikin bahagia."

"Apaan sih, Mona." keluh Aila, kemudian gadis itu beranjak pergi meninggalkan ruang kelas.

"Hati-hati." ucap Mona dengan sedikit berteriak. Aila hanya memutar badannya untuk melihat Mona kembali kemudian tersenyum.

Sampai di parkiran, Aila masuk ke dalam mobil dokter Assyraf. Pria itu tersenyum manis, wajah tampannya tak pernah luntur dimata Aila. Sangat gagah dan memiliki aura yang kuat serta berwibawa, mungkin karena usia nya yang sudah semakin matang.

"Gimana? Jadi bimbingan?" tanya dokter Assyraf.

"Belum." Aila memanyunkan bibirnya, kemudian dokter Assyraf mengelus puncak kepala gadis tersebut sambil tersenyum.

"Sabar, Mas juga pernah ada di posisi kamu."

"Hmmm."

"Mau makan dimana?"

"Terserah Mas aja deh."

"Oke."

Kedua sejoli itu berhenti di sebuah rumah makan bersaung. "Ini tempat makan favourite Mas sewaktu kuliah kedokteran umum." ucap dokter Assyraf.

Aila menganggukan kepala nya "Tempatnya bagus Mas, ada pemandangan kolam ikan nya. Aku jadi pengen nangkep ikan nya deh."

"Serius? Kalau kamu mau, bisa."

"Emang boleh?"

"Boleh, dan kita bisa makan hasil tangkapan ikan kita. Dibelakang sana ada empang khusus untuk menangkap ikan yang akan kita makan."

"Kalau gitu Ai mau." ucap Aila tersenyum sumringah kemudian menggandeng tangan dokter Assyraf untuk segera menuju ke empang. Dokter Assyraf hanya bisa tersenyum dengan sikap gadis kecil itu. Baginya, Aila adalah seorang gadis kecil yang selalu membuat dirinya bahagia. Banyak para pengunjung yang memperhatikan mereka. Mungkin karena penampilan Aila yang sesuai usianya, gadis muda yang energik. Sementara dokter Assyraf berpenampilan pria terhormat, mapan dan sangat rapi. Mungkin orang-orang berfikir seperti Ayah dan Anak.

***

Aila menatap semua menu makanan yang tersedia dengan lapar. Dokter Assyraf tersenyum melihat tingkah Aila.

"Mas, ayo makan."

"Iya sayang, cuci tangan dulu."

"Iya loh, ish." ucap Aila merajuk kemudian menuju tempat wastafel umum tak jauh dari saung yang ditempati.

Kemudian Aila membaca do'a setelah mencuci kedua tangannya. Gadis itu melahap makanan dengan penuh antusius. "Enak banget rasanya, ikannya empuk, pasti karena aku yang nangkep ikannya tadi." ucap Aila yang membuat dokter Assyraf tertawa.

The Greatest HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang