"Kedatanganmu adalah skenario dari Allah, sementara memilih mu adalah keputusan ku yang telah Allah restui."
Rasa nya Aila baru saja berada dalam pelukan dokter Assyraf. Mereka baru akan membuka percakapan untuk membicarakan hal-hal yang telah dilalui hari ini. Hanya lima menit Aila berada dalam dekapan suami nya itu. Ada dering telpon yang menghampiri Apple milik dokter Assyraf.
"Hallo, assalamu'alaikum."
"......."
"Ya gimana?"
"........"
"Ya sudah lima menit lagi saya berangkat."
"......."
"Wa'alaikumussalam wr.wb."
Raut wajah Aila sudah berubah, ia menghembuskan nafas nya yang baluti rasa kecewa. Dokter Assyraf yang tahu dengan perubahan wajah Aila mencoba menggenggam tangan istri tercinta nya itu.
"Mas janji akan segera pulang setelah operasi." ucap dokter Assyraf lembut kemudian mencium kening Aila.
"Iya, Aila ngerti. Sudah konsekuensi menikah dengan Mas, harus rela berbagi waktu dengan pasien-pasien Mas yang banyak nya segunung." ucap Aila dengan nada seperti orang merajuk. Perasaan Aila jadi lebih sensitif setelah hamil, sebelum hamil ia tak pernah secemburu itu.
Dokter Assyraf tersenyum sambil mengelus puncak kepala Aila. "Makin gemes deh Mas liatnya kalau kamu cemburu gini, Mas lebih seneng sama sikapmu kalau lagi hamil." ucap dokter Assyraf kemudian terkekeh.
"Gak usah bahagia gitu deh, ya udah sana Mas buru berangkat. Kasian pasien nya nungguin." ucap Aila meskipun rasa nya ia tidak rela melepas suami nya pergi ke Rumah Sakit.
"Iya sayang, Mas berangkat ya. Assalamu'alaikum." ucap dokter Assyraf tersenyum.
Aila kemudian mengangguk dan menyalami tangan suami nya itu.
***
Sepanjang jalan di lorong tak banyak yang dibicarakan oleh dokter Gea dan pria berseragam pilot tersebut. Dokter Gea pun bingung hendak membicarakan perihal apa. Tak mungkin kan jika ia bertanya apakah Mas-Mas tersebut sudah beristri? Rasanya tak perlu ditanya pun sudah pasti pria berseragam pilot tersebut ingin menjenguk sekaligus menjemput istrinya yang baru melahirkan.
"Sudah lama bekerja disini mba nya?" tanya pria tersebut.
"Saya masih resident Mas, dokter yang sedang mengambil spesialis, saya sudah di tahun kedua ini." ucap dokter Gea.
Pria tersebut mengangguk paham. "Kalau Mas nya? Baru selesai terbang atau gimana?" tanya dokter Gea kemudian.
Pria tersebut menaikkan alis nya bingung kemudian memahami maksud dari dokter Gea. "Oh iya, saya baru selesai melakukan perjalanan dari Medan belum sempat berganti pakaian karena sudah ditelpon Kakak saya untuk segera datang menjemput. Suami nya belum bisa menjemput karena harus perjalanan dinas."
Sontak dokter Gea merasa bahagia, diperutnya serasa ada kupu-kupu berterbangan. "Oh jadi ini Mas nya mau menjemput Kakak nya?" tanya dokter Gea memastikan.
"Iya Mba." ucap pria tersebut dengan senyum yang manis. "Oh iya kita belum kenalan, Mba nama nya siapa?"
"Panggil aja Gea." ucap dokter Gea tersenyum sumringah.
"Saya Ahmad Gilang Pramudya, panggil aja Gilang."
"Oh, oke."
***
"SubhanAllah, perjuangan banget ya jadi bumil." ucap Aila pada dirinya sendiri setelah memuntahkan isi perut nya. Sudah empat kali Aila bolak-balik kamar mandi. Ia merasa perutnya menjadi begah dan kembung.
"Assalamu'alaikum." ucap dokter Assyraf saat memasuki kamar sambil mencari istri nya setelah bertanya pada Bi Mirna.
"Wa'alaikumussalam." ucap Aila kemudian keluar dari kamar mandi.
"Kamu gapapa sayang?" tanya dokter Assyraf dengan khawatir.
"Gapapa Mas, cuma Mumun."
"Mumun? Pocong Mumun?" tanya dokter Assyraf dengan polos. Aila terkekeh dengan ekspresi bingung suami nya itu.
"Kok kamu malah ketawa."
"Ya abis Mas lucu, Mumun itu mual muntah loh Mas. hal biasa yang dialami ibu hamil trimester awal gini. Gimana sih pak dokter nih."
"Yeeee....malah jadi mahasiswi nya ceramah ke dosen nya. Kan Mas khawatir sama keadaan istri Mas tercinta."
"Huekkk...dasar kang gombal." ucap Aila seolah-olah seperti ingin muntah kemudian tertawa. "Kalau milih mahasiswi cerdas untuk dijadikan istri ya gini." ucap Aila sambil melebarkan matanya dengan tersenyum.
"Sejak kapan sih istri Mas ini percaya diri nya tinggi banget." ucap dokter Assyraf sambil seolah-olah sedang berfikir dengan mengerutkan kening.
"Sejak menjadi istri dari Muhammad Assyraf Perwira, dosen galak, angkuh, sok ganteng, percaya diri nya kebangetan. Jadi ketularan deh." ucap Aila kemudian menjulurkan lidahnya meledek suami nya itu.
"Kamu ya, paling bisa ya sekarang." ucap dokter Assyraf tertawa sambil menggelitiki istri nya itu.
Aila tertawa karena merasa kegelian. "Aduh Mas ampun, jangan digelitikan dong. Hahaha....ampun Mas....hahahha."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Husband
RomanceSaat pertama kali Abram menatap Aila dengan mencuri-curi kesempatan. Saat Abram mencoba menghidupkan suasana dan renyah tawa untuk mendekati Aila. Di suatu tempat yang akhirnya menjadi tempat favourite untuk mereka. Akan kah mereka terus menyatu dan...