Memilih hidup berjauhan dengan keluarga bukanlah suatu hal yang membanggakan. Disaat semua gadis seusianya menginginkan hal itu untuk sebuah kebebasan. Tapi tidak dengan Scarlette Morreira Harper.
Gadis berusia dua puluh tahun itu memilih tinggal sendiri bukan karena ingin bebas atau tidak terkekang oleh aturan sebuah rumah. Ia memilihnya demi menyembunyikan apapun yang akan ia lakukan setelahnya.
Sebenarnya tidak terlalu jauh. Jarak dari rumah ke tempatnya hanya butuh waktu tiga jam bila ditempuh dengan mobil.
Scarlette mengambil kuliah di Columbia university. Otaknya yang cerdas mampu menembus jalur beasiswa untuk bisa masuk ke dalam fakultas kedokteran.
Tapi beasiswa yang didapatkannya hanya bisa untuk biaya kuliah. Untuk biaya sehari-hari, Scarlette harus memeras keringat agar mendapat uang lebih. Untungnya ia tinggal di asrama kampus yang biayanya tidak terlalu mahal.
Kaki jenjang yang terbalut jeans ketat itu berjalan setengah berlari. Tangannya menggenggam erat ponselnya. Dan sebelah tangannya lagi mendekap buku yang baru ia pinjam dari perpustakaan.
Ketika tiba didepan gerbang kampusnya. Tangannya terulur. Memanggil taksi yang berlalu lalang namun tidak ada yang berhenti.
Sial...
Matanya bergerak gelisah. Mencari keberadaan kendaraan umum yang mungkin saja terparkir disekitar kampusnya. Ia sudah terlambat. Jika bukan karena tugas sebagai mahasiswa di tahun kedua yang sangat banyak. Ia tidak akan terlambat seperti ini.
Suara klakson membuat matanya tertuju pada mobil yang sepertinya baru saja berhenti didepannya. Scarlette tersenyum tipis saat tahu siapa yang berada di balik kemudi.
Tanpa berpikir lagi, Scarlette segera masuk dan duduk disamping pria yang telah bersamanya selama satu tahun terakhir.
Mobil mulai bergerak. Meninggalkan tempatnya mencari ilmu. Scarlette melepas tas dibahunya dan meletakkan dipangkuannya.
"Untuk apa kau mempunyai kekasih jika tidak dimanfaatkan?"
Scarlette menoleh dan mengangkat sebelah alisnya pada pria disampingnya. Dan pria itu tidak lain adalah kekasihnya.
Kenrick Derwood. Seorang pria berusia dua puluh empat tahun. Pria tampan dan sukses di usianya yang masih muda. Beberapa restoran berhasil dibangunnya sendiri. Sebenarnya, orang tuanya juga memiliki bisnis dibidang yang sama. Namun Kenrick lebih suka memulai usahanya sendiri. Ia lebih suka menjawab, ada adiknya yang akan mengambil alih semua tanggung jawab itu.
Well... Itu hanya sedikit cerita tentang pria tampan yang kini menyetir dengan santai tanpa mempedulikan kegelisahan wanita disampingnya.
"Aku hanya tidak ingin merepotkanmu."
Jawaban singkat itu keluar setelah keheningan yang cukup panjang dan Kenrick memakluminya.
Scarlette Morreira Harper. Wanita unik yang dipilihnya dari sekian banyak wanita yang mengantri untuk menjadi kekasihnya. Scarlette termasuk wanita yang tidak banyak bicara. Berwajah cantik seperti bayi namun datar. Jarang tersenyum dan dia akan terus diam jika tidak diajak bicara. Namun Kenrick menyukainya. Wanita bermata cokelat ini berhasil mengambil hatinya tanpa merayunya seperti wanita kebanyakan.
"Tapi bukankah kita memiliki tujuan yang sama?"
Well.. Mereka memang punya tujuan yang sama. "Aku pikir kau sudah disana."
"Tidak. Aku tidak mungkin disana jika tidak ada kau."
Setelahnya, Kenrick tersenyum dan sebelah tangannya terulur. Mengusap lembut pipi Scarlette yang begitu halus. Jika kalian ingin tahu kemana tujuan mereka. Maka restoran Kenrick adalah jawabannya. Scarlette bekerja disana sejak ia tinggal dikota ini. Dan keduanya saling mengenal dari restoran tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, You Love Me....!!! [Completed]
Любовные романыPengkhianatan adalah hal yang paling dibencinya. Dan ia sangat menghindari itu. Tapi apa jadinya jika kekasih yang sangat dicintainya melakukan hal tersebut? Melepaskan merupakan pilihannya saat itu... Tapi rasa dihati tidak bisa dihapus begitu saja...