Selama 20 tahun hidupnya, Scarlette tidak pernah mendapatkan kejutan mendadak seperti ini. Biasanya bersama Kenrick, pria itu akan memberitahu satu hari sebelumnya. Bertanya apa yang ia inginkan dan mengabulkannya. Sama halnya dengan kakaknya yang baru bersamanya tujuh tahun belakangan pun tidak jauh berbeda. Keterbatasan ekonomi selalu membuat mereka mengadakan pesta kecil. Tidak pernah ada kue, paling banyak biasanya mie instan yang dibuat menjadi omelette dengan satu lilin di atasnya. Hanya sesederhana itu, tapi sudah membuatnya bahagia.
Perayaan ulang tahun dengan Kenrick pun terkesan biasa karena ia yang memintanya. Hanya makan malam dan sepotong kue. Bukannya Kenrick tidak bisa memberi yang lebih mewah dari itu tapi Scarlette hanya tidak mau menguras uang kekasihnya untuk hal seperti itu.
Kini, setelah kejadian di pesta yang membuatnya marah. Tiba-tiba saja Jade datang dan menariknya kemari. Entah apa yang dipikirkan olehnya tadi ketika ia memeluk Jade dan menangis. Mungkin itu bentuk dari rasa emosional yang tidak tersalurkan? Ahh entahlah. Yang pasti sekarang mereka berdua sudah duduk di kursi masing-masing. Saling berhadapan dan Scarlette masih belum bisa mengatakan apa-apa.
Jade berdehem yang otomatis membuat Scarlette menoleh - yang mana sejak tadi matanya sibuk mengagumi pernak pernik yang tertata indah dengan gemerlap lampu warna warni.
"Apa kau suka?"
Sekali lagi, Scarlette mengedarkan pandangannya. Ini sangat indah. Bisa dibilang pesta kecil di atas gedung? Meski tidak ada orang lain selain mereka berdua, entah mengapa Scarlette merasa lengkap.
Jujur saja, ia tidak ingat jika hari ini adalah tanggal kelahirannya. Ia terlalu sibuk marah pada kakaknya hingga melupakan hari dimana biasanya selalu ia habiskan sendiri. Apalagi, Kenrick yang biasanya selalu mengucapkan lebih awal pun tidak berkata sepatah kata pun. Pesan yang ia kirim kemarin malam pun belum dibaca.
"Untuk apa kau melakukan semua ini?" Scarlette mengembalikan tatapannya pada Jade. Pria itu hanya tersenyum.
"Tentu saja untuk merayakan hari kelahiran mu?"
"Apakah memang seperti itu?" Sungguh, jawaban Jade tidak bisa dipercaya. "Sejak dulu kau tidak pernah ada saat aku berulang tahun." Scarlette menutup mulutnya, merutuk kegamblangan kata-katanya. "Ma- maksudku...."
Jade terkekeh geli. Pria itu masih menyandarkan punggungnya dengan nyaman. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Menyorot dirinya dengan tatapan tak terbaca.
"Apakah itu sebuah kode darimu?" Tanyanya santai.
Scarlette membelalakkan matanya. Dengan cepat, ia menggeleng. Menolak gagasan yang pada akhirnya akan berbuntut panjang.
"Tidak. Maksudku, aku terbiasa merayakannya dengan kekasihku dan Kayla. Hanya saja ini terasa aneh."
Seketika wajah Jade berubah. Pria itu tampak menghembuskan napas dan Scarlette merasa bersalah. Tapi tunggu?? Untuk apa ia merasa bersalah, bukannya itu memang kenyataan?
Scarlette berdehem. Mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. "Apakah aku boleh meniup lilinnya dan meminta permohonan?"
Senyum kembali tersumir dibibir tebal Jade. Bahkan binar redup dimatanya telah tergantikan dengan sangat cepat. Pria itu mengangguk dan kembali menyalakan lilin yang sempat mati karena hembusan angin.
"Ayo, pejamkan mata dan buat permohonan" titah Jade seraya membulatkan kedua tangannya di sekeliling lilin. Berharap lilin segera tertiup agar tidak kembali mati. Pasalnya, angin di atas gedung ini begitu kencang.
Scarlette mengangguk. Ia memejamkan mata, meminta permohonan dengan senyum di bibir. Banyak yang ia minta dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Hanya satu harapan yang sangat diinginkan, Scarlette berharap bahwa semua permintaannya bisa terkabul. Scarlette membuka mata dan segera meniup lilin hingga tepukan tangan Jade pun terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, You Love Me....!!! [Completed]
RomancePengkhianatan adalah hal yang paling dibencinya. Dan ia sangat menghindari itu. Tapi apa jadinya jika kekasih yang sangat dicintainya melakukan hal tersebut? Melepaskan merupakan pilihannya saat itu... Tapi rasa dihati tidak bisa dihapus begitu saja...