Biasanya kata 'liburan' akan identik dengan sebuah kesenangan, kepuasan diri dan kebahagiaan. Sebuah aktifitas menyenangkan sebagai pelepas penat setelah melalui banyak kesibukan. Apalagi orang seperti Scarlette yang jarang pergi berlibur. Tentu saja, momen seperti ini akan sangat ditunggu-tunggu.
Tapi apa jadinya bila ternyata kata liburan yang terjadi padanya hari ini membuat mood nya semakin bertambah buruk. Kehadiran Theresa di tengah-tengah liburan atau mungkin masih awal ini memberikan kesan negatif. Ia tidak yakin jika mereka meneruskan liburan ini akan berubah menjadi sesuatu yang positif. Karena sejak keputusan yang di ambil Scarlette untuk pulang, Theresa mengekori Jade bahkan wanita itu juga ikut ke rumah bibi Jesselyn. Melakukan hal yang sama dengan dirinya. Menginap.
Mungkin itu adalah hal biasa. Tapi Scarlette sangat tidak menyukai kehadiran Theresa bukan karena dia kekasih Jade. Tapi kemanjaan dan gaya khas anak orang kaya begitu kentara. Apalagi saat dia berbicara dengan bibi Jesselyn. Haahhh.... Menyebalkan sekali.
Malam ini, Scarlette memutuskan untuk tidak tidur lebih awal seperti biasanya. Karena besok dia akan pulang, mengakhiri acara liburan ini secara mendadak.
"Kenapa? Apa karena kehadiran Theresa membuatmu tidak nyaman?"
Andai saja tidak ada bibi Jesselyn di antara mereka, mungkin Scarlette akan memberitahu bahwa itu mungin saja. Tapi nyatanya ia memilih kata pekerjaan dan tugas kuliah untuk menjadi alasannya. Namun bukan Jade jika akan percaya begitu saja. Karena setelah itu, dia langsung menghubungi pihak kampusnya.
Tapi sekali lagi. Scarlette berhasil membujuk Jade untuk mengakhiri acara liburan ini. Ia bisa saja pulang sendiri, tapi karena pengalaman pertama serta penerbangan yang membutuhkan waktu belasan jam untuk sampai di tempat tujuan membuat Scarlette tidak bisa melakukannya sendiri.
Dering ponsel yang berada di atas ranjang mengalihkan matanya dari taburan bintang di atas sana. Ia berjalan dan meraih benda pipih tersebut. Senyum mengembang di bibir merahnya. Tanpa menunggu lama, ia menggeser icon hijau dan menempelkan di telinganya.
"Halo..."
"Hai sayang. Apakah aku mengganggumu?"
"Tidak. Aku baru saja selesai membersihkan diri. Bagaimana denganmu?"
Scarlette kembali berjalan menuju balkon. Angin malam menerbangkan helai rambutnya. Ia bersandar di pembatas pagar.
"Aku sedang memeriksa laporan. Sepertinya ada masalah dengan restoran yang di Italia."
"Bukankah restoran itu baru dibuka minggu lalu?"
"Benar. Aku akan mencaritahu kenapa."
"Aku harap tidak ada hal yang serius."
"Semoga. Kapan kau kembali? Aku sangat merindukanmu."
Senyum kembali tersumir. Mendengar ungkapan rindu dari Kenrick sedikit mengobati kekesalannya. Perlukah ia memberitahu Kenrick jika akan kembali besok? Atau ia perlu memberi kejutan untuknya?
"Aku akan kembali secepatnya. Jadi tunggulah."
"Tentu saja. Aku akan selalu menunggumu sampai kapanpun."
Kekehan kecil keluar dari bibir Scarlette. "Apa kau sedang merayuku tuan Derwood?"
"Heii... Aku mengatakan yang sebenarnya nyonya Derwood."
"Tapi mengapa aku merasa tidak begitu yakin?"
"Apakah kau meragukan kesetiaan ku?"
Senyum Scarlette semakin lebar. "Hei... Aku hanya bercanda." Di seberang sana. Scarlette juga bisa mendengar kalau Kenrick ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, You Love Me....!!! [Completed]
RomansaPengkhianatan adalah hal yang paling dibencinya. Dan ia sangat menghindari itu. Tapi apa jadinya jika kekasih yang sangat dicintainya melakukan hal tersebut? Melepaskan merupakan pilihannya saat itu... Tapi rasa dihati tidak bisa dihapus begitu saja...