Part 28 - Welcome Holiday

1.4K 149 129
                                    

Semburat jingga matahari mengintip malu-malu.  Seolah memberitahu pada penghuni bumi bahwa pagi akan segera datang. Lelap masih dimiliki seluruh anggota keluarga yang kemarin baru saja melangsungkan pesta pernikahan. Begitu pula dengan sang pengantin yang sepertinya baru saja terlelap saat memadu kasih sepanjang malam.

Berbeda dengan mereka yang enggan membuka mata, Jade justru membuka matanya lebih awal. Bayangan semalam masih terasa begitu jelas dan ia masih sangat ingin mengingatnya.

Respon positif serta kejadian tidak terduga tidak pernah terpikir saat ia menyiapkan kejutan kecil bagi Scarlette. Padahal ia pikir Scarlette akan marah atau mungkin meninggalkannya. Tapi ternyata ia salah. Justru sesuatu yang tidak pernah terpikirkan terjadi. Ciuman yang dilayangkan Scarlette padanya menjadi pengawal dari ciuman-ciuman yang lain.

Tentu saja ia menerimanya dengan senang hati. Pria mana yang tidak akan antusias saat mendapat ciuman dari orang yang sangat diinginkannya.

Apa kalian tahu jika ciuman terakhir yang terjadi pada mereka hampir saja membuat Jade hilang kendali? Yeahh... setelah ciuman kedua itu, mereka kembali memagut, berbagi saliva dan mengabaikan semua masalah yang akan terjadi nanti.

Bibir Scarlette yang terasa manis nyaris merenggut seluruh akal sehatnya. Untung saja Jade segera menghentikan atau ia akan menarik Scarlette menuju kamarnya. Tidak. Bukan itu yang Jade inginkan. Ia tidak ingin merusak Scarlette. Dia terlalu spesial untuk diperlakukan seperti itu. Cukup dengan ciuman. Tidak boleh lebih daripada itu. Dan mari berharap saja, semoga ke depannya Jade bisa mengendalikan dirinya dengan baik.

Sebenarnya rasa kantuk menggantung di pelupuk mata tapi Jade memutuskan untuk bangun. Ia menapakkan kakinya di lantai dan berjalan ke dapur. Sepertinya kopi di pagi hari tidak terlalu buruk. Setidaknya ia bisa lebih segar. Niat awal untuk meminta pelayan membawakan kopi urung ketika matanya melihat sebuah Coffee Maker di samping lemari pendingin. Ahhh, kenapa ia tidak membuatnya sendiri?

Asap mengepul dari kopi yang sudah diseduh. Jade menghirup aroma itu dalam-dalam. Sangat menenangkan. Sama seperti aroma Scarlette yang selalu menenangkannya. Hahhh, wanita itu lagi.

Sungguh... Kehadiran Scarlette di sampingnya beberapa hari ini membuatnya merasa lebih baik. Ia seperti mempunyai tujuan hidup.

Ketukan pada pintu kamar mengalihkan pemikirannya pada wanita itu. Jade mendongak dan berjalan ke arah pintu. Membukanya dan menemukan Stephen dengan cengiran khasnya.

Merasa tidak perlu berbasa basi perihal kedatangannya, Jade kembali berjalan ke dapur. Membiarkan Stephen menutup pintu dan mengekorinya.

"Apakah semalam berjalan lancar?" Stephen mulai meracik kopinya sendiri.

Jade yang sudah mulai meniup dan meminum kopinya mengangkat sebelah alisnya. Ia menatap Stephen dari pinggiran cangkir. Membiarkan Stephen selesai dengan Coffee Maker  nya. Pria itu berjalan ke kursi bar yang diikuti olehnya. Keduanya duduk berhadapan dengan kopi dihadapan masing-masing.

"Tentu saja" jawab Jade santai. Kedua tangannya bermain-main di pinggiran cangkir. Mengingat bagaimana kejadian semalam. Ia tersenyum yang kemudian dibalas dengan kekehan Stephen.

"Yeah... Yeah... Aku tahu, semua pasti berhasil. Pesona seorang Jade memang tidak perlu diragukan bukan?"

Karena sejak dulu pun memang selalu seperti itu. Tidak ada wanita yang benar-benar menolak Jade. Pria itu terlalu berharga untuk di acuhkan. Kadang ada sebagian wanita yang hanya berpura-pura menolak agar dikejarnya kembali. Tapi seorang Jade tidak akan mengemis dua kali untuk hal itu. Dan ujung-ujungnya mereka akan menyerahkan diri secara suka rela.

Say, You Love Me....!!! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang