Dua hari berlalu sejak kejadian tidak diinginkan itu. Akhirnya Scarlette bisa bernapas lega, setidaknya ia tidak benar-benar harus melakukan kesepakatan tersebut. Namun ia harus menahan napas atau tegang saat pesan dari setiap nomer asing masuk ke ponselnya.
Wait....
Bukannya Jade tidak memikiki nomernya? Ia baru sadar jika mereka tidak pernah bertukar nomer. Lantas bagaimana pria itu bisa mengirimkan alamat apartemen sesuai ucapannya. Senyum tipis terbit di bibirnya saat ia membayangkan kegagalan ini.
Demi menutupi kerusakan yang terjadi pada mobilnya, Scarlette harus menguras tabungan agar mobilnya bisa kembali pada keadaan semula. Dan betapa beruntungnya ia saat tempat memperbaiki mobil memberi diskon lima puluh persen karena tempat itu sedang merayakan ulang tahun bengkelnya.
Hell.... Bengkel saja berulang tahun. Terus apa kabar dengannya yang akan berulang tahun bulan depan?
Sepertinya, semua akan sama seperti tahun sebelum-sebelumnya. Tiup lilin, makan bersama dan mendapat kado dari Kenrick serta kakaknya. Entah apa yang akan mereka berikan untuk ulang tahunnya saat ini. Jika tahun lalu, Kenrick memberinya tiket liburan dan harus terbuang begitu saja karena ia yang tidak pernah ada waktu untuk pergi. Sedang kakaknya memberikan ponsel terbaru.
Tapi... Kali ini, jika boleh meminta. Ia tidak ingin hadiah itu. Ia hanya ingin orang-orang yang disayanginya ada disampingnya. Termasuk kehadiran orang tua yang sangat diinginkannya.
Hahhh.... Melankolis sekali pikirannya.
Hari ini Scarlette baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Jam juga telah berada di angka sepuluh. Ia segera mengganti baju. Mengambil tas di loker kemudian berjalan menuju ruangan Kenrick.
Karena terbiasa, ia selalu mengetuk pintu satu kali. Dan mendorong pintu kayu berwarna cokelat tersebut. Pria yang sedang duduk di balik meja itu mengangkat wajahnya dan tersenyum ke arahnya.
Pelan, Scarlette menutup pintu dan berjalan mendekat. Ia berdiri di depan meja. Memperhatikan beberapa kertas yang ada didepan Kenrick.
"Apakah kau akan lembur lagi?"
Kenrick meletakkan pena kemudian menyandarkan punggungnya. "Entahlah, ini harus selesai besok dan aku juga sudah sangat lelah."
Benar. Wajah Kenrick juga berkata demikian dan Scarlette juga sudah melihatnya sendiri. Bagaimana sejak kemarin kekasihnya ini lembur bahkan tidak pulang sampai pagi.
Banyaknya restoran yang dimiliki membuat Kenrick harus menyelesaikan tugasnya sebagai seorang bos disaat akhir bulan seperti ini. Memeriksa laporan keuangan pada setiap restoran dan mengkaji ulang jika ada yang ganjil.
"Apa aku perlu membuatkanmu sesuatu?"
Helaan napas lelah muncul dari bibir Kenrick. Ia berdiri dan menghampiri kekasihnya. Tampan masih bisa terlihat diwajahnya meski penampilan telah berantakan. "Tidak sayang. Kau berada disini saja itu sudah cukup."
"Tapi aku -" Scarlette menggigit bibir bawahnya. Merasa bersalah karena kata ini bermakna sebuah penolakan.
"Hei.... Aku hanya bercanda." Kenrick tersenyum. Tangannya terulur, merapikan rambut Scarlette yang telah mencuat dari ikatannya. "Pulanglah. Aku tahu kau ada banyak tugas."
Scarlette menatapnya penuh penyesalan. Kemudian ia ulas senyum tipis. "Tapi sebelum aku benar-benar pulang, aku akan membuatkanmu sesuatu untuk kau makan."
Kenrick melipat kedua tangannya di dada. Mengangkat sebelah alisnya. "Apa kau sengaja ingin membuatku gemuk dengan makan di jam segini?"
Bibir Scalette mengerucut. Namun kekehan Kenrick membuatnya melengkungkan bibir. Ia segera beranjak. Menuju dapur dan meracik makanan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, You Love Me....!!! [Completed]
Lãng mạnPengkhianatan adalah hal yang paling dibencinya. Dan ia sangat menghindari itu. Tapi apa jadinya jika kekasih yang sangat dicintainya melakukan hal tersebut? Melepaskan merupakan pilihannya saat itu... Tapi rasa dihati tidak bisa dihapus begitu saja...