Awassss... Typo dan kalimat tidak nyambung berkeliaran....🤣🤣
Selamat membaca....
*****
"Selamat pagi..."
Sapaan pertama itu menjadi awal dari perjalanan mereka berdua. Tidak ada harapan yang lebih di inginkan dari pada kesempatan kedua ini. Jade sangat bersyukur, setidaknya pria ini harus benar-benar memanfaatkannya.
Scarlette tersenyum. Semakin menelusupkan wajahnya ke dalam ketiak Jade untuk menutupi rasa malunya. Pria itu terkekeh, mengecup puncak kepala dan mengeratkan dekapannya. Sudah lama sekali Scarlette tidak melakukan hal seperti ini. Biasanya ia akan terbangun di ranjang Kenrick karena alasan yang sama dan tanpa rencana.
"Maafkan aku. Semalam, aku tidak tahu jika akan tertidur disini."
"Tidak masalah. Aku justru senang kau menginap karena keinginanmu sendiri."
Pernyataan yang terlontar dari bibir Jade membuat Scarlette terkekeh geli. Ia sangat ingat bagaimana waktu Jade membawa dirinya saat tidur. Entah alasan apa yang mendasarinya hingga pria ini melakukan hal tersebut. Pada saat itu mungkin ia akan marah pada perbuatan tidak logis yang di lakukan Jade. Tapi seandainya sekarang ia pun terbangun karena penculikan diam-diam seperti kala itu, ia berjanji tidak akan marah.
"Bagaimana kalau hari ini kita pergi?"
Interupsi Jade membuyarkan bayangannya."Apa kau sedang mengajakku berkencan?" Scarlette bertanya balik. Sebelah tangannya bermain-main di dada Jade - membuat pola abstrak.
Scarlette mengulum senyum ketika Jade menahan napas dan menghentikan gerakan tangannya. Sungguh, tidak ada unsur kesengajaan. Ini hanya sebuah keinginan untuk merasakan bagaimana tubuh atletis ini memang benar-benar perlu untuk disentuh.
"Lebih tepatnya menghabiskan waktu berdua."
Kepalanya mendongak. Menatap Jade dari jarak sedekat ini. Jujur saja, ia pertama kalinya mereka berada pada keadaan intim. Meski tidak melakukan sesuatu menjurus pada sebuah hal seksual, nyatanya kedekatan ini mampu meningkatkan kinerja jantungnya.
Tidak ada celah untuk menghina bagaimana sempurnanya pemilik wajah ini. Mata yang berwarna hijau kebiruan terbingkai indah dengan bulu mata lentik. Tulang pipinya begitu tinggi. Bibir bawahnya lebih tebal dan Scarlette tahu jika pria ini adalah pemain handal dalam hal berciuman. Ditambah dengan jambang yang tersebar di dagunya menambah kesan manly yang kental. Tanpa bisa dicegah, tangan itu benar-benar merangkak naik namun Jade kembali menahannya lagi.
Kepala pria itu menunduk dan pandangan mereka bertemu. Dengan pelan, pria yang semalam menemaninya tidur itu bersuara. "Jangan melakukan hal yang bisa memancingku, Scar."
Scarlette menggigit bibir bawahnya. "Aku sedang tidak dalam keadaan ingin memancing, Jade. Aku hanya ingin menyentuhnya. Apa kau keberatan?" Kelakarnya yabmng dibubuhi dengan kekehan ringan.
"Bagaimana kalau kau menyentuh bagian yang lain saja?"
"Apakah boleh?" Scarlette mengerjap. Bertanya seolah ia adalah anak kecil yang sangat mengharapkan kata-kata ini memang harus meluncur. Menatap Jade dengan mata menggoda. Tiba-tiba sebuah sentilan mendarat di keningnya. Ia mengaduh dan segera mengusapnya.
"Jangan pernah menantangnya atau kau tidak akan tahu cara untuk mundur." Jade beringsut ingin turun namun Scarlette menahan lengannya.
Jade mengembalikan pandangannya. Senyum terukir di bibir Scarlette dan nada suara pelannya memutus kontak mata yang kembali terjalin selama beberapa saat tersebut. "Apa kau benar-benar ingin mencobanya lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, You Love Me....!!! [Completed]
RomancePengkhianatan adalah hal yang paling dibencinya. Dan ia sangat menghindari itu. Tapi apa jadinya jika kekasih yang sangat dicintainya melakukan hal tersebut? Melepaskan merupakan pilihannya saat itu... Tapi rasa dihati tidak bisa dihapus begitu saja...