Part 42 - Percaya Saja

1.2K 154 42
                                    

Mulmed 🎵🎵- - - Rewrite the star (Anne Marie and James Arthur)

Coba deh sambil dengerin lagunya... Pasti merasuk dalam jiwa...😄😄

Selamat membaca...


*****

Sudah dua jam Jade mencari keberadaan Scarlette. Pencariannya di mulai dari seluruh ruangan dirumah neneknya dan sekitar. Tidak ada. Wanita itu tidak terlihat dimana pun. Kemudian pencarian dilanjutkan keluar. Di sepanjang jalan dan tetap tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.

Jade mengerang. Mengusap wajahnya kasar. Ia memukul kemudi, melampiaskan kekesalannya. Perasaan takut menyerang dengan sangat tidak adil. Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Pukul sebelas malam. Seketika umpatan dan desahan kasar pun mengalun dari bibir tebalnya. Ke mana wanita itu?

Scarlette tidak membawa dompet. Hanya ponsel yang ternyata sudah memberikan pemberitahuan tidak aktif membuatnya tidak bisa melacak keberadaannya.

Sial...

Rasa khawatir mendominasi kinerja otaknya. Ini bukan kota tempatnya tinggal dan Jade yakin jika dia tidak akan tahu jalan pulang.

"Brengsek, Scarlette.." Umpatnya keras. Napasnya menderu kasar. Sekelumit bayangan mengerikan tentang kondisi Scarlette menyergapnya. Ia bukan pria dengan banyak drama, tapi kemungkinan buruk bisa saja terjadi mengingat pemberitahuan tiba-tiba yang di lontarkan Dante.

Tidak ingin menambah kekhawatiran. Jade menggeser ponselnya. Menghubungi seseorang yang bisa membantunya dengan cepat. "Aku ingin kau temukan Scarlette dengan cepat."

Dia bukan mata-mata tapi bisa di andalkan. Meski sebuah umpatan akan ia dapatkan dari teman kakaknya itu. Tapi hanya dia harapan satu-satunya. Jade mendesah, menyugar rambutnya dengan tatapan yang masih berkeliling. Berharap menemukan keberadaan Scarlette di sekitarnya.

"Dimana kau, Scarlette. Mengapa kau membuatku khawatir?" Ucapnya pada diri sendiri.

Jade mengerti kekecewaan Scarlette. Berita tentang pengumuman itu pasti menyakiti hatinya dan ia belum sempat mengkonfirmasi tentang perihal tersebut. Ia tidak peduli meski keluarganya tidak mau menerima kehadirannya. Menolak keberadaannya sebagai calon yang di pilih. Ia tidak peduli meski dia adalah anak dari orang yang katanya telah menghancurkan keluarganya. Jade tidak peduli. Karena rasa sayang yang tumbuh di hatinya melebihi apapun.

Persetan dengan penolakan itu. Jade tetap akan mempertahankan. Karena ia percaya, bahwa Scarlette hanyalah korban dari keburukan yang terjadi pada orang tuanya dulu. Jade yakin, wanita itu juga tidak akan tahu tentang ini.

Tidak salah saat ia memutuskan meminta bantuan Trevor. Karena kini, ia telah mengantongi informasi mengenai keberadaan Scarlette. Hanya sepuluh menit dan Trevor berhasil menemukannya. Mobilnya bergerak meninggalkan tempat berhentinya barusan, ia menginjak pedal gas dalam, mengemudi dengan kencang agar bisa segera tiba disana. Herannya, mengapa jarak yang ditempuh Scarlette sangat jauh? Dengan apa dia bisa sampai disana?

Lima menit lebih cepat, Jade tiba ditempat tujuan. Ia memarkirkan mobilnya asal. Berlari cepat untuk segera menemukan Scarlette. Bangku seperti yang ada di foto yang dikirimkan padanya beberapa saat lalu telah kosong. Hanya meninggalkan kesepian malam. Sontak, ia meremas rambutnya. "Sialan, Scarlette. Dimana kau?" Erangnya frustasi. Kepalanya berputar dan ia tidak menemukan siapa pun.

Tidak ingin terjebak ditempat ini, Jade kembali berlari. Yakin bahwa Scarlette belum terlalu jauh untuk meninggalkan tempat ini. Ia mencari ke setiap sudut, dan kembali berputar-putar di tempat yang sama.

Ketakutan akan terjadinya penculikan pada seorang wanita membuat jantungnya berdegup kencang. Napasnya tersengal kasar. Ia mengumpat bahkan memaki dirinya yang sangat bodoh. Harusnya tadi sebelum ikut Dante ke dalam rumah, ia mencari Scarlette terlebih dulu dan membawa ke kamar lamanya. Mengunci wanita itu agar tidak bisa melarikan diri seperti ini.

Say, You Love Me....!!! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang