Part 30 - Ide Gila

1.4K 137 59
                                    

Astagaaa..... Maafkan akuu yaa?? Aku lupa jika bab ini belum di posting. Padahal aku sudah janji kalau mau up tadi malam..✌️✌️

Ahhh.... Otak tua memang seperti ini. Mudah lupa....wkwkwkwkwk

Baiklah...

Selamat membaca...


*****

Selama bersama kakaknya, Scarlette tidak pernah merengek atau pun memaksa. Disaat meminta uang untuk pembayaran kuliahnya pun, ia tidak melakukan itu. Sadar diri menjadi alasannya. Karena tidak hubungan apapun di antara mereka yang mana hanya sebatas kakak adik yang tidak sengaja bertemu membuat Scarlette menekan banyak keinginannya.

Tapi sejak kemarin dan hari ini adalah pengecualian, atau mungkin sudah dari beberapa hari yang lalu. Scarlette meminta atau lebih tepatnya merengek pada kakaknya untuk membatalkan perjalanan liburannya.

"Tidak sayang. Semua sudah diurus dan kau tetap harus pergi. Aku bukan memaksamu untuk pergi, tapi aku hanya meminta kali ini saja biarkan dirimu menikmati apa itu artinya liburan. Karena sejak tinggal bersamaku, kau tidak pernah mendapatkan itu dari kakakmu yang miskin yang tidak berguna ini. Kali ini saja, tolong pergilah. Hanya beberapa hari sebelum kau sibuk dengan berbagai macam kegiatan."

Jika sudah perkataan panjang lebar tersebut terucap, maka tidak ada pilihan lain baginya. Ia tetap harus pergi. Memenuhi keinginan kakaknya agar dia tidak menyalahkan dirinya sendiri. Padahal sedikitpun, ia tidak pernah memiliki pemikiran buruk seperti itu.

Baiklah...

Jika itu yang diinginkan. Maka hari ini ia akan pergi. Koper telah diseret keluar dari kamar asramanya. Ada Cara yang membantu membawakan, padahal ia sudah menolak dan mendapat penolakan dari Cara.

"Biarkan aku membantumu sedikit saja."

Memangnya Cara pikir, ia akan kemana hingga membutuhkan bantuan kecilnya. Ia hanya akan pergi beberapa hari. Ada apa dengan wanita ini? Padahal sebelum ini, Cara hanya diam dan sekedar bertanya.

Mobil hitam mengkilap sudah menunggunya di depan asrama. Scarlette tidak perlu kaget dengan penjemputan yang terlalu berlebihan ini. Ia hanya mendengus, berjalan ke arah pintu penumpang di belakang. Membiarkan Cara membawakan kopernya yang kemudian di bantu sang sopir saat memasukkan ke dalam bagasi. Sebagai ucapan terima kasih, Scarlette memeluk Cara sekilas dan berjanji akan membawakan sesuatu untuknya.

"Pergilah. Aku akan menunggu sesuatu itu." Cara tersenyum seraya melepaskan pelukan singkat mereka.

Scarlette membalas senyum itu, membuka pintu penumpang dan terkejut saat ia menemukan seseorang di sampingnya. Ia sudah akan keluar namun Jade menahan lengannya serta pintu sialan ini sudah terkunci dan mobil mulai berjalan.

"Lepaskan tanganmu." Scarlette menyentak keras tangannya. Bergeser hingga menempel di pintu. "Kenapa harus kau yang menjemput ku?" tanyanya ketus.

Jade mengangkat sebelah alisnya. Jawaban acuh ia berikan demi memuaskan pertanyaan Scarlette. "Karena kita akan menuju ke satu tempat yang sama?"

Memang seperti itu kan??

Pertanyaan atau mungkin lebih kepada pernyataan itu tidak dijawab oleh Scarlette. Wanita itu memilih diam, mengarahkan matanya ke luar jendela. Pemandangan sisi jalan lebih menarik di matanya. Sama hal nya dengan Jade yang juga diam. Pria itu nampak sibuk dengan ponsel yang ada ditangannya. Ia melirik Jade dari ekor mata. Sepertinya benda pipih itu lebih menarik daripada dirinya. Tanpa sadar, Scarlette mendengus. Tidak mau kalah, ia juga mengeluarkan ponsel di dalam tas yang berada di pangkuannya. Mengirim pesan pada Kenrick bahwa ia sudah dalam perjalanan menuju bandara.

Say, You Love Me....!!! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang