Part 15 - Godaan Manis

1.5K 149 53
                                    

Orang dewasa pada umumnya membutuhkan delapan jam lamanya untuk tidur. Namun angka ini bervariasi untuk masing-masing orang. Sebagian dapat merasa cukup dengan tidur selama enam sampai tujuh jam. Tapi sepertinya itu tidak cukup untuk seorang Scarlette Moreirra Harper.

Gadis yang mulai beranjak dewasa itu telah menghabiskan waktunya sebanyak delapan jam lebih untuk tidur. Sangat menyenangkan ketika kasur yang dimilikinya terasa empuk dan hangat. Namun sepertinya cuaca diluar sana sedang hujan hingga dingin menusuk kulitnya.

Matanya masih terpejam rapat. Ia berusaha menaikkan selimut agar mendapat kehangatan, tapi rupanya alam sedang tidak mengijinkan dirinya untuk melanjutkan tidur saat selimut yang membungkus tubuhnya terasa berat. Sekali lagi ia mencoba dan ini berat yang berbeda, seperti ada yang menahannya.

Pelan, ia mulai membuka mata saat sesak mulai dirasa. Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamar yang begitu tinggi. Lampu kamar yang menggantung di atas juga tidak seperti yang dilihat setiap harinya. Di sana ada ukiran yang sangat indah. Namun ia merasa tidak asing ketika matanya benar-benar fokus pada tata letak pendingin ruangan. Dan ia tahu jika ini bukan kamarnya.

Hell... Bukan kamarnya???

Secara terkejut ia terlonjak, mengubah posisinya menjadi duduk namun tidak bisa. Kepalanya menunduk, melihat sebuah lengan kekar melingkar di perutnya. Ia menoleh dengan dramatis dan rasa ingin berteriak pun muncul.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......

Andai saja teriakan panjang itu bisa terjadi. Tapi sayangnya itu tidak terjadi saat telapak tangan lebar berhasil menutup mulutnya lebih dulu. Mata Scarlette melebar, menatap tidak percaya ketika Jade telah berpindah tempat. Pria itu berada di atasnya dengan sebelah tangan membekap mulutnya.

"Jangan membuat keributan pagi-pagi."

Keributan...???

Hell... Pria ini tidak punya tetangga yang bisa mendengar teriakannya. Scarlette ingin mendorong tubuh Jade namun kalah cepat dengan Jade yang telah mengunci kedua tangan di sisi tubuhnya.

"Bajingan.... Apa yang kau lakukan!!!"

Itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan. Scarlette tidak butuh jawaban, ia butuh dilepaskan. Scarlette meronta dan hanya sebuah kesia-siaan saat tubuh diatasnya tidak bergerak sedikitpun.

Jade tersenyum miring. Merasa terhibur dengan perlawanan yang dilakukan Scarlette.

"Brengsek, Jade..." umpat Scatlette kesal. "Tidak bisakah kau menyingkir, mengatakan padaku apa yang telah terjadi dan mengapa aku disini?"

Scarlette menatap tajam pada Jade yang enggan beranjak.

"Jade...." Scarlette menggeram dan Jade terkekeh.

"Baiklah. Aku akan turun asal kau berjanji untuk tidak beranjak dari sini."

"Apa kau sudah gila?" nada Scarlette meninggi.

"Atau kau tidak akan pernah mendapat jawaban dari pertanyaanmu."

"Aku tidak peduli. Tolong, menyingkirlah. Aku harus pergi."

Persetan dengan alasan mengapa ia bisa berada disini. Ia akan bertanya pada Cara nanti. Yang penting, ia harus segera keluar dari sini. Scarlette kembali meronta, berusaha melepas kedua tangannya.

"Apa kau akan benar-benar pergi tanpa mengetahui apa yang telah terjadi semalam?"

Rontaan Scarlette berhenti. Ia menatap horor pada Jade yang menampilkan seringai menjijikkannya kemudian beralih pada baju yang dipakainya. Masih sama dan tidak ada yang terlepas satupun.

Say, You Love Me....!!! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang