Memulai hari seperti biasanya. Hubungan dengan Kenrick pun masih seperti biasanya. Tidak ada yang berubah kecuali intensitas pertemuan yang terkadang dihindari. Jika Scarlette melihat keberadaan Jade dari jarak lima meter maka sebisa mungkin ia akan berputar arah atau bersembunyi agar tidak terlihat.
Bukan apa-apa. Ia hanya tidak ingin dimanfaatkan untuk menjadi kambing hitam dalam hubungannya bersama calon tunangannya. Jujur saja, sebagai wanita ia sangat tahu bagaimana perasaan wanita itu saat Jade mengatakan dengan lantang bahwa dia tidak mencintainya. Bahwa hanya dirinya dalam hidupnya.
Bulshitt... Semua itu hanya omong kosong kan agar Jade bisa lepas dari wanita yang mulai dikenalnya dengan nama Theresa itu. Entah apa masalah yang sedang terjadi diantara mereka, hanya saja sangat disayangkan bila mereka tidak bisa bicara baik-baik.
"Hai sayang..."
Suara yang terdengar dari belakang tubuhnya membuat Scarlette menghentikan aktifitasnya. Ia menoleh dan menemukan Kenrick dengan senyum khasnya. Mau tidak mau Scarlette ikut tersenyum meski hanya senyum tipis. Ia mengedarkan pandangannya dan harus bersyukur karena tidak menemukan Lisa dimana pun. Bukan karena takut, ia hanya tidak ingin mendengar ceramahnya hari ini.
Kenrick sudah tiba didepannya. Pria itu mencium pelipis Scarlette sekilas dan mundur. Memasukkan kedua tangan disaku celananya. "Apa hari ini kita bisa pergi?" Tanyanya.
Scarlette menimang. Ia meremas kain lap ditangannya. Sejak insiden kemarahan ibu Kenrick saat itu, Scarlette tidak pernah mau untuk pergi berdua. Selain mata-mata yang siap memberi info kepada ibu Kenrick, ia juga harus pergi bekerja.
Sejauh ini, Kenrick belum mengetahui pekerjaan ganda nya. Dan Scarlette bersyukur atas itu atau Kenrick akan memaksanya untuk berhenti.
"Ada tugas kuliah yang tidak bisa aku tinggalkan" sahut Scarlette pelan.
Raut wajah Kenrick berubah. Pria itu bahkan cuma ber-oh saja. Sebenernya Scarlette merasa bersalah, tapi ia juga tidak bisa membolos dari pekerjaan selanjutnya. Ia harus mengumpulkan uang sebanyak yang ia bisa. Tapi demi wajah muram yang kini masih bertahan didepannya, Scarlette mengukir senyum dan memberi jawaban yang mampu mengubah moodnya kembali.
"Bagaimana jika besok pagi kita sarapan bersama? Aku bisa ke apartemen mu sebelum ke kampus."
Dengan antusias Kenrick mengangguk dan kembali membiarkan Scarlette menyelesaikan pekerjaannya. Pria itu duduk, mengamati raut wajah Scarlette dari samping.
"Apa ada?" Scarlette yang sudah membersihkan meja segera menoleh karena perhatian Kenrick. Pria itu hanya menggedikkan bahu, tersenyum geli.
"Tidak ada." Kemudian Kenrick menegakkan tubuhnya. Punggungnya bersandar dengan kedua tangan yang terlipat di dada.
"Kenapa menatapku seperti itu?"
"Karena aku ingin." Scarlette memutar bola mata. "Mungkin saja setelah ini aku akan sangat jarang melihatmu?"
"Kau akan kemana?"
Tentu saja pertanyaan itu mengalun dari bibir Scarlette karena pernyataan barusan. Ia mengernyit, mencoba mengingat perkataan atau mungkin pesan yang dikirim kekasihnya. Tapi sepertinya tidak sedikitpun ada ijin tentang kepergiannya.
Terkekeh. Kenrick menikmati raut kebingungan Scarlette. Dengan senyum yang masih bertahan di bibirnya, ia menjawab pertanyaan wanitanya.
"Besok, aku akan ke Italia. Pembukaan restoran baru. Sebenarnya aku ingin kau ikut, tapi maaf sayang. Ada ibu disana."
Kenrick menghela napas. Ada rasa tidak nyaman ketika mengatakan itu pada Scarlette. Ia tahu Scarlette sangat ingin pergi ke negara romantis itu. Dan sekalinya ada kesempatan untu pergi, ada ibunya yang telah mendaftar terlebih dahulu. Ia tidak mungkin mempertemukan mereka berdua atau ibunya akan menghina Scarlette lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, You Love Me....!!! [Completed]
RomancePengkhianatan adalah hal yang paling dibencinya. Dan ia sangat menghindari itu. Tapi apa jadinya jika kekasih yang sangat dicintainya melakukan hal tersebut? Melepaskan merupakan pilihannya saat itu... Tapi rasa dihati tidak bisa dihapus begitu saja...