Typo atau gak jelas, mohon di maklumi ya??🤗🤗
Selamat membaca
*****
Tidak ada hari-hari indah seperti biasanya. Semuanya berjalan normal namun tidak bagi Jade. Siklus kehidupan kesehariannya tidak lagi sama. Jika dulu ia masih bisa menguntit maka kali ini tidak lagi.
Bukan berhenti melakukan tapi yang di mata-matai tidak ditemukan keberadaannya. Ia sudah mencari, menyebar beberapa orang di banyak kota bahkan negara. Namun tetap sama, tidak ada tanda-tanda tentang keberadaan Scarlette. Wanita itu menghilang tanpa jejak atau mungkin yang menyembunyikan yang terlalu pintar? Entahlah, Jade sudah mulai merasa putus asa. Semua usahanya selama enam bulan belakangan ini sama sekali tidak membuahkan hasil.
Apakah ini adalah pertanda bahwa ia harus menyerah?
Tidak. Ia masih sangat membutuhkan Scarlette. Ia masih menginginkan wanita itu untuk berada di sisinya. Tapi... kapan? Sampai kapan ia harus menunggu Scarlette kembali jika bukan ia yang mencari. Tapi Jade sudah mencari dan tidak menemukan.
Helaan napas panjang keluar dari bibir pucatnya. Bukan hanya itu, lingkaran hitam di bawah matanya menandakan bahwa ia sangat kurang tidur. Rambutnya sudah agak panjang dan jambangnya juga kian menebal. Ini sama sekali bukan penampilan Jade. Sangat berantakan. Namun wajah tampannya tetap tidak bisa di acuhkan.
Pelan. Kelopak mata itu menutup. Matanya dipejamkan hanya untuk sekedar mengingat bagaimana senyum Scarlette yang berhasil mengubah dunianya. Wanita polos atau mungkin lebih kepada bodoh?
Senyum kecilnl terbit ketika bayangan menggelikan hadir. Saat Scarlette marah padanya. Saat Scarlette cemberut yang disertai hentakan kaki. Sungguh, tingkah yang sangat kekanakan.
Ketukan pada pintu mengembalikan fokusnya. Ia membuka mata dan melihat siapa yang berada di balik pintu.
"Maaf tuan" Grace mengangguk meminta maaf. "Ada nona Theresa meminta ingin bertemu anda."
Helaan napas panjang kembali terhela. Ia kembali menutup mata. Theresa. Satu nama yang selalu berkeliaran dalam hidupnya. Jade akui kegigihan wanita itu. Meski di tolak tapi dia tidak pernah menyerah. Hebat. Sangat hebat hingga pertunangan yang sempat batal akan segera di agendakan kembali dan itu tetap pada orang yang sama.
Jade tidak mengerti mengapa orang tuanya sangat ingin ia bersama Theresa. Mengapa mereka tidak bisa membiarkan Jade memilih sendiri siapa yang akan menjadi masa depannya?
"Apakah anda ingin saya menyuruhnya pulang?"
Pertanyaan Grace membuat Jade kembali membuka mata. Ia berpikir sejenak dan memutuskan. "Biarkan dia masuk."
Jade ingin tahu apa yang membawa wanita itu kemari. Grace mengangguk dan menutup pintu. Tidak lama berselang, pintu kembali terbuka. Menampilkan sosok elegan seperti biasanya. Pesona kecantikannya tidak mampu ditolak pria manapun. Tapi mengapa ia tidak bisa mencintai Theresa? Mengapa ia tidak bisa menginginkan Theresa untuk menjadi pendamping hidupnya? Ia justru menginginkan wanita jelek dan bodoh yang kini menghilang entah kemana.
"Hai Jade...." Sapa Theresa lembut. Dia berjalan ke arahnya dengan senyum cantik menghiasi wajah. "Aku tidak tahu jika sekarang peraturannya berubah."
Jade menegakkan tubuh. Menopang kedua tangannya di atas meja. "Tidak ada yang berubah Tere. Akhir-akhir ini ada banyak pekerjaan yang membuat aku tidak bisa di temui secara bebas."
Itu hanya alasan. Benar. Jade hanya mengarang sebuah kebohongan. Padahal tidak demikian, ia sengaja membuat peraturan ini agar Theresa tidak bisa menemuinya sesuka hati. Jika ingin bertemu maka harus menunggu atau meminta Grace untuk memberitahunya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, You Love Me....!!! [Completed]
RomancePengkhianatan adalah hal yang paling dibencinya. Dan ia sangat menghindari itu. Tapi apa jadinya jika kekasih yang sangat dicintainya melakukan hal tersebut? Melepaskan merupakan pilihannya saat itu... Tapi rasa dihati tidak bisa dihapus begitu saja...