Part 34 - Setia Tapi Tidak Buta

1.2K 141 44
                                    

Baru selesai ketik...

Typo dan gak jelas lainnya harap dimaklumi yaa...???😁😁

Selamatt membaca...💃💃

*****

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?"

Itu adalah pertanyaan sepanjang pagi ini. Sejak membuka mata, Scarlette meruntunnya dengan pertanyaan yang sama. Wanita yang sempat rapuh semalam itu sedang menatapnya tajam. Makanan di hadapan mereka pun belum disentuh sama sekali.

Helaan napas keluar dari bibir Jade. Ia menyandarkan punggung pada sofa yang di dudukinya. Tanpa bosan, Jade kembali menjawab. "Tidak ada yang aku inginkan Scarlette. Yeah..." Jade mengangkat bahu. "-kecuali kau." Dan jawaban Scarlette masih berupa dengusan. Jade terkekeh. "Makanlah terlebih dahulu. Semalam kau kehilangan banyak energi. Aku yakin, kau pasti sangat lapar."

"Sialan Jade. Aku tidak lapar." Erang Scarlette. Wanita itu bersidekap. Menatap kesal Jade yang terlihat santai di depannya. Menikmati sarapan menjelang siang dengan lahap. Tidak mempedulikan kekesalan dirinya.

"Makanlah Scarlette. Kau akan membutuhkan banyak tenaga untuk mendengar jawabanku."

Scarlette tidak mengerti mengapa Jade mengatakan itu. Karena setelahnya, ia memang menuruti permintaan Jade untuk makan. Sebenarnya, ia memang lapar. Tapi karena gengsi sudah menolak makanan ini sejak awal. Maka ia pun hanya memutuskan minum jus dan makan sepotong roti. Tidak peduli jika aneka makanan di depannya menggugah selera. Ia hanya ingin segera mendapat jawaban dari Jade. Mengapa pria itu membawanya ke sini. Apakah semalam ia terlihat menyedihkan hingga Jade merasa kasihan? Hahhh... Sial. Ia tidak ingat apapun setelah masuk ke dalam mobil Jade semalam.

"Kau yakin tidak ingin makan?"

"Tidak."

"Apakah kau sangat terluka dengan kebenaran ini hingga kehilangan nafsu makan?"

Scarlette melirik Jade dari pinggiran gelas. Mengaliri kerongkongannya sebelum menjawab pertanyaan Jade. Dengan pelan, ia meletakkan gelas dan melipat kedua tangannya di depan dada. Tersenyum pedih. "Orang bodoh mana yang tidak terluka saat mengetahui perselingkuhan kekasihnya. Tidak. Mungkin saat ini situasinya lebih kepada kebohongan yang menyakitkan."

Jade mengangguk. Posisi duduk yang berhadapan membuat Jade lebih leluasa mengamati Scarlette. "Apakah kau sangat mencintainya?"

"Kau tidak punya hak untuk bertanya seperti itu."

"Jawab saja, Scar. Kau butuh jujur pada dirimu sendiri." Jade masih terlihat santai. Meski raut kesal sudah mendominasi wajah Scarlette. Ia tetap butuh sebuah pengakuan dari wanita ini agar tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Jujur saja, semalam Scarlette terlihat sangat kacau. "Apa kau masih ingin memperjuangkan cinta kalian?"

Ketika pertanyaan itu meluncur mulus dari bibir Jade, sakitnya mulai menusuk dada. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah suka jika Scarlette mencintai orang lain. Tapi setelah kejadian tadi malam, Jade tahu bahwa seharusnya ia memang tidak perlu memaksakan kehendaknya pada Scarlette. Dia butuh bahagia bersama orang yang dicintainya dan Jade akan berusaha merelakan jika Scarlette menginginkan itu.

"Aku setia tapi aku tidak buta."

Nada pelan yang keluar dari bibir Scarlette sedikit memberi harapan. Ia tidak akan terburu menyimpulkan. Tapi akan menunggu hingga Scarlette terbuka mengenai perasaannya.

"Pada setiap hubungan yang di jalani, aku selalu menyertakan kata setia di dalamnya. Hanya dia satu-satunya orang yang harus mengisi hidupku saat itu. Hanya dia yang harus menjadi fokus utamaku saat hubungan itu mulai terbentuk. Aku tidak pernah mencoba untuk mengkhianati. Tapi kenapa balasan dari rasa setiaku harus selalu berakhir seperti ini." Scarlette tersenyum miris. Mengingat betapa menyedihkan hubungan yang di laluinya. "Aku menyayanginya tapi aku tidak berniat untuk merebut suami orang. Mungkin aku akan berpikir jika dia bukan takdirku?"

Say, You Love Me....!!! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang