Scarlette menghentakkan kakinya kesal. Tidak menyangka jika usulan gila Jade bisa diterima dengan mudah oleh kakaknya. Ia menutup pintu kamarnya kasar hingga debuman terdengar ke dalam ruangan.
Kenrick yang tidak ikut sarapan dan makan pagi di kamarnya itu mengernyit bingung. Pria itu meletakkan ponselnya di konter dapur dan berjalan mendekati Scarlette yang sedang cemberut.
"Apakah pestanya tidak jadi?" Tanyanya ketika tiba di depan Scarlette.
Scarlette duduk di sofa. Melipat kedua tangan di depan dada seraya menyandarkan punggungnya. Wajahnya sangat terlihat kesal, pipinya mengembung dan bibirnya mengerucut. Menandakan bahwa mood nya memang sedang tidak baik.
"Brengsek. Sialan."
Umpatan yang keluar dari bibir Scarlette membuat Kenrick mengangkat sebelah alisnya. Pria itu bergabung dengan Scarlette di sofa. Meraih kedua bahu Scarlette, membawa wanita itu menghadap ke arahnya.
Masih diliputi kebingungan, Kenrick berupaya bertanya dengan nada pelan. Ia tidak tahu mengapa Scarlette bisa marah seperti ini. Padahal tadi sebelum pergi ke pesta yang dirayakan kakaknya, dia baik-baik saja.
"Hei... " Kenrick meraih dan menepuk kedua tangan Scarlette. "Ada apa? Kau bisa bercerita kepadaku."
Scarlette yang baru menyadari pertanyaan Kenrick, segera mengerjap dan tersenyum kikuk. Bingung karena harus mengatakan apa. Scarlette menggigit bibir bawahnya, berusaha mencari alasan yang bisa masuk akal. Lagipula, ia tidak mungkin mengatakan pada Kenrick jika akan berlibur dengan Jade kan?
Senyum terbaiknya ia berikan sebelum menarik napas panjang dan mengatakan alasan dari kekesalannya. "Kakak memaksa ku untuk ikut dengannya sebagai permintaan maaf. Aku sudah menolak, tapi dia tetap menginginkan aku ikut. Lagipula, aku tidak sebodoh itu untuk mengacaukan bulan madu mereka. Jadi alih-alih ikut dengannya, aku berencana untuk pergi berlibur sendiri dengan hadiah yang diberikannya padaku."
Lancar. Terlihat meyakinkan dan ini memang kenyataan kan? Ia tidak berbohong perihal pemaksaan dan hadiah berlibur, jadi apakah ia sudah bisa bernapas lega? Tidak. Karena saat Kenrick bertanya kemana, ia tidak mungkin menjawab Selandia. Tempat itu terlalu jauh dari sini dan dapat dipastikan jika Kenrick pasti akan ikut dengannya.
God.... Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus berbohong?
"Aku belum memikirkannya. Mungkin besok atau lusa, aku akan memberitahu mereka."
Kenrick mengangguk. Matanya masih mengamati wajah Scarlette. Kemudian tangannya terangkat. Mengelus pipi Scarlette hingga pemiliknya pun tersenyum. Kelembutan dan kebaikan Kenrick lah yang membuat Scarlette mau menerima pria ini. Dan sekali lagi, mereka harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Tidak ingin mencari taju lebih dalam lagi, Kenrick mengalihkan pembicaraan."Jadi, bagaimana dengan hari ini? Apa kau ingin pulang denganku?" Memang itu tujuan Kenrick datang kemari. Menjemput Scarlette sebagai upaya permintaan maaf karena keterlambatan pengucapan selamat atas tanggal kelahirannya. Ponselnya hilang dan itulah yang menyebabkan Kenrick di sini. Menyetir ketika langsung mendarat di Manhattan. Ia tidak mau kesalahan kecil ini membuat hubungannya dengan Scarlette berada dalam masalah.
"Tentu saja. Aku akan mengemas barang-barang ku" jawab Scarlette yang diiringi senyum lebar.
Sebenarnya tidak banyak barang yang ia bawa. Hanya beberapa baju yang muat satu ransel. Lima belas menit, semuanya sudah selesai. Sekali lagi, Scarlette mengecek kamarnya. Takut ada sesuatu yang tertinggal dan ia segera menutup pintu ketika tidak ada yang ketinggalan. Ia berjalan menuju resepsionis, menyerahkan kunci miliknya dan masuk ke dalam mobil Kenrick yang berada di depan hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say, You Love Me....!!! [Completed]
RomancePengkhianatan adalah hal yang paling dibencinya. Dan ia sangat menghindari itu. Tapi apa jadinya jika kekasih yang sangat dicintainya melakukan hal tersebut? Melepaskan merupakan pilihannya saat itu... Tapi rasa dihati tidak bisa dihapus begitu saja...