Aku mengecupnya dan tangganku melingkar di pinggangnya.
"Hmmh.. W- mh..warth pelan pelan mhh.." desah Bearlin.
"Haaaah.. Haah.."
Seiring berjalannya waktu, aku membaringkan Bearlin di kasurku. Tadinya aku ingin mengecup pundaknya. Tapi perlahan-lahan kesadaranku kembali.
Aku mengetahui Bearlin memasukan obat perangsang kedalam susu yang aku minum.
"Brengsek kau Bearlin!!" ucapku sambil mengecup pundaknya.
"Ya, aku memang orang brengsek hhh.." ucapnya sambil memelukku.
Aku tak bisa mengendalikan tubuhku sendiri. Tamgannku terus saja menggerayang di tubuhnya yang mulus dan langsing. Dan pada akhirnya aku menghentikan kelakuan itu.
Aku berdiri dan menghindar dari Bearlin. Aku menjauhinya hingga ke pintu, aku memakai kembali bajuku. Bearlin cemberut.
"Kenapa berhenti?? Aku tau kamu masih merasa panas, dan bendamu masih tegang," ucapnya dengan muka psicopath.
Aku melihatnya dengan tatapan jijik. Bearlin terkejut dan tiba tiba saja memgeluarkan air mata.
"Kenapa? Kenapa?? Padahal dulu kita deket banget. Kenapa jadi gini?! Padahal aku kira kita bakal akrab gini sampai ke plaminan!" ucapnya sambil menyeka air mata.
"Kau terlalu naif! Aku ini bukanlah milik siapa-siapa. Orang tuaku maupun kamu. Hatiku lah yamg bakal memutuskan siapa majikannya!" ucapku sambil mendobrak pintu hingga terbuka.
Bearlin terkejut. Dia merenung sebentar, lalu menegakkan kepalanya.
"Warth!! Lihat kesini!" teriaknya.
Aku menoleh ke arahnya. Tiba-tiba saja dia membuka branya. Terlihatlah seluruh bagian atas badannya.
"Tante! Warth telah melecehkanku!!" dia berteriak keras.
Langsung aku menoleh ke belakang. Ibu ada disana.
"WARTH!! "Jerit ibu.
Aku melotot dan mrlangkah mundur. Tapi ibu malah maju lalu menamparku dengan keras.
Ibu berjalan menuju Bearlin dan mengambil selimut untuknya. Lalu ibu berjalan ke luar kamar. Selagi ibu keluar aku melototi Bearlin. Bearlin hanya tersenyum puas. Sepertinya aku telah masuk ke semua perangkapnya.
Tak lama kemudian ayah datang. Aku menoleh kearahnya. Ayah dengan muka garang yang jarang kulihat.
Dia melihat ke arah Bearlin yang sedang berpura-pura menangis.
"Bajingan! Anak gak tau diuntung!" ucapnya lalu menamparku dengan keras.
Aku terpental sampai membentur lemari kayu jati.
"Ayah dengarkan penjelasanku!"
"Tak perlu kau jelaskan!! Aku sudah melihat semuanya!" ucapnya lalu menunjuk Bearlin. "Apa yang sudah kau lakukan pada Bearlin?!"
Ibu sudah mengecek tubuh Bearlin. "Disini ada bekas kecupan," ucapnya.
Aku berdecak kesal.
"Lihat! Kau berdecak, mulai detik ini Warth Amirene, bukanlah bagian keluarga Amirene!" ucapnya.
Aku melotot terkejut. Lalu aku tersenyum terpaksa.
"Ok, sekarang aku bukanlah keluarga menteri Amirene ataupun keluarga Amirene, sekarang namaku adalah Warrh Erick, aku adalah warga sipil yang tersesat di rumah super besar lalu dituduh melecehkan seorang bajingan tukang pura pura bernama Bearlin!" ucapku panjang lebar.
"Dituduh?? Hah! Jangan harap aku bakal percaya!" kata ayah bukan, kata tuan Amirene.
Aku melangkah ke luar kamar dengan langkah mantap.
"Warth!! Jangan tinggalkan aku! Kau harus tanggung jawab!" teriak Bearlin.
Tapi aku menanggapinya. "Nona bangsawan yang terkenal tak seharusnya dinikahi oleh warga sipil sepertiku" ucapku.
"Tidaaak!" teriaknya.
Saat sudah berada didepan gerbang rumah Amirene. Aku melihat seorang perampok yang melewati gerbang rumah sambil membawa 3 buah tas besar.
Kebetulan sekali..
Aku tersenyum, karena aku tau aku bisa beladiri. Aku menyengkat kakinya dan diapun terjatuh. Aku menginjak kepalanya.
"Cih! Petugas keamanan kah?!" ucapnya.
"Berikan tasnya padaku, atau aku hancurkan kepalamu dengan tekanan 11 kg?" ucapku.
Tiba-tiba mukanya langsung pucat pasi. "Ba- baiklah tas itu milikmu!" ucapnya.
Aku tersenyum. Dia lari dengan pincang. Aku membuka tasnya, ternyata setumpuk berlian ada di ketiga tas itu. Penuh lagi.
"Lucky."
Disini aku akan bercerita bagaimana Warth mendapatkan kesuksesannya lewat berlian yang dicuri dari pencuri yang mencuri rumah bapaknya. Dan satu berliannya bernilai lebih dari 1M. Dan kini ia menemukannya 3 tas penuh. Beruntung banget deh.... Iriii...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...