Kepercayaan yang menghilang.

1.3K 35 0
                                    

Warth prov

Sebenarnya apa yang terjadi?? Batinku.

Aku tak mengerti kenapa Amy mau-mau saja diajak bicara berduaan gitu. Udah gitu, aku malah ditinggalin berduaan sama istri orang lagi. Wadaw...

Suasananya canggung banget.

"Emm... Anu.." ucapku.

"Y-Ya?!" ucapnya gugup.

"Apa kau pernah ketemu sama aku sebelumnya??" tanyaku

"Ituu.. Hmm.. Pernah" ucapnya.

Aku melihat semu-semu merona diwajahnya. Aku sangat bingung denganya.

"Oi!! Hayooh mau ngapain hayoo," ucap yang diseberang sana. Suster.

"A-ah suster!" ucap Ima.

Suster itu menyipitkan matanya lalu mengacungkan jari tengahnya. Weey... Lalu masuk, tapi...

"Suster! Tolong jangan masuk dulu!" ucapku.

"Ha?? Kenapa?"ucap suster itu.

Tiba-tiba ada suara tamparan dari dalam. Suaranya cukup keras. Karena khawatir, aku langsung membuka pintu dengan agresif.

"Amy!" teriakku.

Aku terkejut setengah mati melihat Amy yang compang-camping, serta darahnya makin banyak keluar hingga membasahi kasurnya dengan noda merah pekat sampai ia menangis. Gelrt yang memegang pipinya dan menatap bingung Amy

"BRENGSEK!" teriak Amy.

"A-amy maafin aku, aku gak bermaksud-"

"BERISIK!" ucap Amy sambil menangis lebih deras.

Aku mendekati Amy pelan-pelan. Lalu memegang pundaknya.

"Amy, apa yang terjadi?" tanyaku kebingungan.

Amy menampar tanganku.

"Biarkan aku sendiri, aku pingin istirahat,"ucapnya sambil bergetar hebat.

Aku hanya diam. "Kumohon," ucap Amy.

Semua yang ada disitu diam. Termasuk Ima dan Gelrt.

"Aku mau perban lukamu dulu," ucap suster.

Amy hanya mengangguk lemah. Kami semua keluar dengan kebingungan. Setelah menutup pintu, kami menatap Gelrt dengan tatapan curiga.

"Gelrt apa yang terjadi?!" ucap Ima emosi.

Dia hanya diam seribu kata. Aku menunggu jawabannya.

"Aku menunggu jawabanmu Gelrt," ucap Ima

Aku masih menunggu, aku masih sabar. Gelrt dia berdiri, dan malah mau melarikan diri. Kesabaranku langsung abis, aku mengejarnya dan menarik kerahnya.

"Ceritakan! Kenapa Amy sampai begitu?!" ucapku.

Dia hanya tersenyum kecut. "Kau bahkan tak tau ceritanya malah marah gak jelas," ucapnya enteng.

"Sialan!" ucapku mengambil ancang-ancang ingin menonjoknya. Tiba-tiba Ima mengehentikanku. "Hentikan! Jangan sakiti Gelrt! Kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baikan?! Kenapa haru pake kekerasan!?" ucapnya.

Aku hanya menghela nafas. Aku melepaskan cengkramanku. Dan membujuknya bercerita, Ima pun begitu. Lama kelamaan Gelrt juga luluh dana menceritakan semua.

Amy prove

Aku sakit hati, sangat sangat sakit hati. Aku tak menyangka Gelrt bisa melakukan hal yang sangat tidak senonoh itu padaku.

Falshback

"Diam! Kau tak boleh menolak!" ucapnya sambil menciumku.

Aku terkejut bukan main. Aku berusaha berontak, dan berhasil.

"Apa-apaan kamu ini?!" ucapku emosi.

Gelrt hanya diam. Dia menatapku tajam. "Bila kau menolak, akan kubuat kau berharap," ucapnya.

"Apa maksudmu?!" tanyaku.

Tiba-tiba Gelrt menciumku lebih agresif, dan sekarang ia memakai lidah. "Umm!" geram ku.

Aku terkapar dikasur, Gelrt dia berada diatasku memegangi kedua tanganku. Lalu dia menciumiku dengan liar.

"Hhmm mh.. Ah..hahhahhah.. Umm!" desahku.

Tangannya merayap ke dadaku dan menurun kebawah sampai hampir ke"situ".

Aku pun menggeliat sekuat tenaga. "Berhentih... Ah.. Jangan disitu.. Mh.." desahku.

Akupun langsung menggigitnya lidahnya, saat dia bermain lidah denganku. Lidahnya berdarah sedikit. Saat dia berdiri tegak, aku langsung berdiri dan kenamparnya dengan keras.

"BRENGSEK!" Ucapku.

Aku sudah takmungkin percaya padanya lagi, dia sudah menghilangkan kepercayaanku padanya... Gak mungkin.

"Aku lelah suster aku pingin tidur," ucapku.

"Ok, kalau ada apa apa nyalakan Alarm ketiga,"ucapnya

Aku hanya menggangguk, lalu menidurkan tubuhku, lalu menyelimutinya.

Aku menangis dalam pilu.

Warth prove

"BAJINGAN KAU!" teriakku.

"Gelrt, aku tak menyangka..huhuhu.." ucap Ima.

Gelrt hanya diam. Dia merasa bersalah. Aku tak bisa menahan diri lagi, kupukul mukanya sampai terpental.

"Aku benci kau, aku benci!!" ucap Ima jatuh kelantai.

Suster keluar dari kamar Amy.

"Suster, gimana keadaannya," tanyaku.

"Baik-baik saja, mungkin dia syok," ucapnya.

Aku hanya menggigit bibir bawahku.

Padahal aku ada di seberangnya!! Padahal aku berada disampingnya, tapi aku tak bisa melindunginya! Sekali lagi, aku tak pantas jadi pendampingnya! Batinku.

Rasanya aku sangat kesal sama diri sendiri yang tak berdaya.

Woeeeh lagi semangat njirrr..

Next...

Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang