"..... Kakak, lama malah Kamu yang disini," keluh Ima sambil memainkan rambutnya yang mulai bau keringat karena tak mandi-mandi.
"..... Aku gak mau jadi penengah antara Amy sama Warth, apa aku bener-bener gak punya kesempatan?"gumam Ariya pelan.
Ima yang tak sengaja mendengarnya, terkekeh kecil "kau menyukai kakakku?"
Muka Ariya merona, "...nggak tau, tapi waktu aku melihat Amy dekat dengan Warth aku merasa sesak dan tak tahan. Apa karena ciuman waktu itu?"
"Ciuman?"
"Eh,.. Amy belum cerita?"
Entah kenapa dihati Ima ada sedikit rasa sesak dan kaget. Ternyata kakaknya mendapat ciuman dan Ariya. Yah.. Mau bagaimana pun Ariya adalah tunangan sah Amy. Dia tak bisa menolak.
"Belum.. Hehe.. Tapi, bukankah bagus hubungan kalian jadi nggak renggang. Nanti kalau rumahku udah dibangun lagi, kita party disana. Hmmm.. Palingan juga sekitar 6 hari lagi, sabar yaaa." canda Ima sambil mengambil buah apel dan memakannnya.
"Boleh juga tuh! Party udah lama gak party. Sejak perguruan tinggi,"
Ima hanya tersenyum kaku, sambil memegang apel yang sudah tergigit besar oleh dirinya. Begitupun hatinya,
Tak lama terdengar suara gaduh di bawah. "Ada apa ini?"
Ariya dan Ima mengintip, ada 2 orang yang satu diangkat oleh sang lelaki, si lelaki itu berteriak'minggir!' seakan-akan itu kondisi darurat. Tunggu.. Itu adalah..
"Itu Amy!!" teriak Ima lalu berlari mengikuti Warth yang sedang berlari dan diikuti juga oleh Ariya.
"Warth!!" teriak Ima.
Warth berhenti dan berbalik,
"Ada apa dengan Amy?!" panik Ima.
"Dia.... Sepertinya," Warth menatap Ima Serius "mendapatkan kembali ingatannya,"
Ima terkejut, "itu tidak boleh! Bagaimana bisa?!"
"Dan pelakunya, masih sama seperti dulu,"
"...jangan-jangan.. Bearlin? Dia kembali? KeKorea?"
Warth tersenyum pahit, "itu sudah lama," lalu ia berlari menuju ruang UGD dan memasukan Amy kedalamnya untuk diperiksa.
Ariya hanya diam dan berusaha mengolah semuanya, Jadi sebenarnya apa yang terjadi dengan Amy?pikir Ariya.
Diujung sana terdapat seseorang dengan senyum yang menyeramkan sedang terkekeh -kekeh senang.
***
Amy membuka matanya, langit-langit yang begitu asing. Ini.. Dimana?pikir Amy sambil berusaha bangun.
Tunggu, apa yang baru saja aku ingat. Ini..... Semuanya telah kembali, semuanya telah... Terjadi.Amy tersenyum pahit sambil memegang kepalanya dan berusaha menahan bendungan dimatanya yang hampir tumpah, ini semua..... Hanya mimpi burukkan?
Warth masuk keruang perawatan Amy, dan ia melihat Amy yang meringkuk sambil memegangi kepala dan airmatanya yang mengalir. Ia langsung, mendekati Amy.
"Amy ada apa?" panik Warth sambil merangkul Amy yang bergetar hebat.
Amy melihat Warth tajam, Warth terkejut baru pertama kalinya dia melihat Amy yang...... Sebegitu marahnya, Amy menepis tangan Warth.
".... Kau.. Warth Amirene," gumam Amy.
Warth makin terkejut, "tidak.."
"Ah ya. Bukan itu namamu, namamu Warth Erick ya kan?"
"Amy, kenapa kau begitu marah?" Tanya Warth berusaha lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...