Maafkan aku Amy..

2.6K 55 0
                                    

"Perbedaan pendapat, dapat membuat perpecahan antara dua kubu"

Amy prov

Tubuhku bergetar kesakitan sekaligus malu.

"Kenapa kamu ngegeter?" tanya Warth.

"Uuuuhhk.."

Warth melihat bajuku terlumur darah. Dia langsung melotot.

"Berdarah lagi?" ucap Warth dengan nada menjengkelkan.

"Kalau udah tau, lepasin donk sakit nihh!!" teriakku.

Warth melepaskan pelukannya dariku, lalu dia membunyikan alarm. Tak lama kemudian ada suster masuk.

"Biar aku lihat dulu ya, nona Amy" ucap suster itu..

"Ssss... Ok"

Suster itu terkejut ketika melihat lukanya sudah terbuka. Suster itu menghela nafas.

"Baru aja di jait udah ngebuka lagi, apa sih yang kalian lakukan haah?" ucap suster itu dengan nada agak marah.

Aku dan Warth diam, muka kami memerah. Warth memalingkan wajahnya dariku. Begitupun aku.

"Mmmm.. Itu hal yang tidak penting," ucapku mengelak.

"Kalian bertengkar fisik?"

"Itu gak mungkin," ucap Warth.

"Lalu apa?? Mmm? Jangan jangan... " suster itu menutup mulutnya dan wajahnya memerah.

Aku dan Warth melotot.

"Kalian bermesraan??" ucap suster itu dengan pelan

Kami tidak menyaut sama sekali dan tidak menyangkal.

"Aku anggap diam kalian itu iyaaaaa~" ucap suster itu dengan kata kata yang sungguh tak bisa dielak.

Suster sudah selesai memperban lukaku. "Silahkan dilanjutkan, hihihi" ucap suster tadi.

Sungguh malu akuu..

Di dalam ruangan aku dan Warth hanya diam, tidak hanya sebentar tapi sangat lama.

"Warth" "amy"

Kami mengucapkannya bersama.

"Kamu dulu," ucap Warth.

"Ok, Warth.... Kapan aku akan memulai kerja ini?" tanyaku.

"Setelah lukamu sembuh," jawab Warth singkat.

"Ooohh.., sekarang giliranmu," ucapku.

Warth sempat diam sebentar. Lalu memberanikan diri.

"Aku minta maaf Amy," ucapnya dengan muka yang mengherankan.

" kenapa?"

"Kita, tak bisa berpacaran."

Aku diam, tak sanggup mengeluarkan kata - kata.

"K-kenapa?? Kenapa??" ucapku dengan nada bergetar.

Warth memalingkan muka. " seperti yang kau tau, aku adalah orang bejat. Aku rasa kita gak bisa pacaran. Aku gak mau kau memiliki pacar seperti aku. Lagi pula,... Yang menyakitimu adalah..." Warth menghentikan ucapnya.

"Siapa?" tanyaku.

"........ Mantanku"

Jleb...

Air mataku mengalir tanpa sepengetahuanku. "Huhu... Jadi kenapa kalau mantanmu menyakitiku itu gak ada hubungannya sama hubungan kita! Huhu.." ucapku tak terima

"Ternyata Warth sudah dimiliki yang lain sejak dulu...."

Hatiku amat sakit. " aku takut, kalau aku sama kamu ada hubungan dia akan semakin mengincarmu," ucap Warth sambil memegang bahuku.

"Aku gak peduli aku gak peduli!! Aku pengen ada hubungan!" teriakku.

"Tapi aku peduli! Kau gak tau sifat pendendamnya bagaimana, dia amat jahat  Amy," ucapnya samapai mencengkram bahu lebih erat.

"Lalu bagaimana kau dapat mencintainya dulu?! Bagaimana kamu bisa.menggenggam tangannya bila dia amat jahat? Sudah pasti kau mempunyai perasaan dengannya, kembalilah ke statusmu yang dulu aku tak peduli lagi,"ucapku sambil memalingkan muka.

Warth diam dan bisu. Tak lama kemudian dia keluar. Aku tak bisa menyimpannya lagi.

"Ternyata begini sakitnya, aku tak ingin cinta pandangan pertama. Itu sungguh menyakitkan, aku pengen pulang" ucapku sambil memeluk lututku sendiri.

Warh prov

Sebetulnya aku tak tega mengatakan hal yang setabu itu. Pasti dia takkan pernah mau menerimanya. Sama sepertiku.

13 tahun yang lalu

" huh!! Apanya yang tatakrama bangsawan, aku gak pernah mau terlahir jadi bangsawan nagara tauk!" ucapku di luar rumah.

Aku menendang batu kecil yang berada didepanku. Saat itu aku masih 12 tahun.

Tiba- tiba batu itu mengenai seseorang.

"Aduuh! Sakiiit,huaaaa!!" teriak seorang gadis.

Gadis itu memiliki rambut berwarna biru, dan mata yang berwarna emas.

"Hiks, hiksss.. Sakit sekali kakak.." ucapnya.

"Huh! Suruh siapa kau disitu?! Ini bukan salahku," ucapku mengelak.

Dia memegang bajuku. "Tiupin," ucapnya dengan nada manja.

Aku tersipu, "cih, sini! Dasar manja!" ucapku lalu meniupi lukanya.

"Hehehe... Terima kasih kakak!"

Wajahku masih tersipu. " nama kakak siapa??" ucapnya dengan kepalanya yang miring.

"Warth," ucapku dingin.

" sangat cocok dengan kakak yang pemarah! Hahahah...."

Aku makin tersipu setelah melihat senyumnya. Aku terus menyadarkan diriku untuk tidak terperangkap.

"Ka- kamu sendiri siapa?"

"Hhmmm? Aku?? Aku Bearlin!"

Selanjutnya ada kilas balik antara Bearlin dan Warth. Jangan lupa Votee..

Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang