Ima kaget dengan yang dibawa Ariya kehadapannya. Seorang wanita cantik, tetapi sayang karena Foundationnya terlalu tebal jadi wajahnya seperti berat oleh make up.
"Ariya, siapa ini?" tanya Ima.
Ariya terenyum "ini nona Nina," jawab Ariya.
Mendengar nama Nina. Warth dan wanita itu yang tadinya berdebat, jadi menoleh kearah sumber suara. Warth menyeringai senang, sedangkan Wanita itu wajahnya datar tapi keningnya mengkerut seakan-akan akan marah.
Warth berjalan mendekati Nina. "Ohh. Bukannya ini nona Nina?"
Nina menyeringai, "huh, kamu mau ngapain?" tanya Nina.
"Mm.. Kalian, kita bicara didalam yuk. Disini terlalu terekspos," saran Ima seraya melihat kesekeliling yang sudah penuh warga yang menonton.
Wanita itu mendesah, "benar juga. Cepetan kedalem," ucapnya pakai penekanan.
Semua orang masuk kedalam rumah. Amy dan Ima menutup hidung, "apaan ni. Bau Alkohol banget," keluh Amy.
Mereka duduk di karpet bercorak harimau. Terdapat kasur disana, dengan selimut yang berserakan.
"Jadi kalian ni, mau apa sama anak gua?" ucap Wanita itu.
Ima terkejut, "Nina anakmu?" tanyanya.
"Yaa.."
Aku kira kau kakaknya!!pikir Ima.
"Gini lo, boleh kah anakmu kita bawa kekantor polisi?" tanya Ariya langsung to the point.
Wanita itu dan Nina terkejut bukan main. "HAAA?? LU KENAPA SIH!? MAIN BAWA ORANG KE KANTOR POLISI?!" teriak Nina seraya berdiri. Walaupun dia marah, ada sedikit ekspresi khawatir disana.
Kena kau,batin Ariya seraya tersenyum.
"Pokoknya, kamu sepertinya sudah dituduh dalam suatu kasus. Jadi, kamu harus kekantor polisi. Se-ka-rang" ucap Ariya memaki penekanan. Membuat Nina semakin takut.
"Bagaimana ibu Nina?" tanya Warth kepada Wanita itu.
Wanita itu hanya angkat bahu, "aku tak peduli, silahkan bawa saja anak ini," ucapnya watados.
"IBU!! KAU BILANG APA?! KAU KEJAM! KAU BAHKAN GAK PEDULI SAMA AKU!?" teriak Nina tak percaya tentu dengan ketakutan.
"Tapi, Nina harus ditemani wali," ucap Amy.
Wanita itu melirik Amy tajam, membuat Amy sedikit bergidik ngeri. "Buat apa?"
"B-buat penandatanganan," ucap Amy gugup.
Sekali lagi wanita itu mendesah. Lalu menelpon seseorang, "aku gak mau repot. Aku panggil kembaranmu aja," ucapnya seraya menempelkan telepon ke telingnya.
"Nina. Punya kembaran?" tanya Ima dalam hati.
Nina tertawa, "hahaha.. MAMPUS LO SEMUA! KEMBARAN GUE ORANG TERPANDANG, BAHKAN LEBIH KAYA DARI LO WARTH!" teriak Nina, Lebih ketakutan kakinya bergetar. Lalu pergi ke kamar mandi dengan cepat.
Sepertinya, Nina takut kepada kembarannya ini. Mari kita lihat kembarannya ini seperti apa pikir Ariya.
Wanita itu menutup telepon. "Katanya oke,"
"Permisi aku mau nanya," ujar Ima takut-takut.
"Ya, apa nona manis?" ucap Wanita itu lembut.
Kenapa pada Ima dia begitu lembut, kepada aku begitu tajam?!pikir Amy membuatnya syok.
"Itu.. Nina punya kembaran, kenapa kembaranya tidak bersama kalian? Dimana dia tinggal?" tanya Ima.
"Hmm. Ini cerita lama, sebenarnya aku ini sudah dihamili oleh seseorang. Dia orang terpandang, kaya, dan juga.. Tampan. Saat aku hamil, dia begitu bahagia. Tapi, saat aku melahirkan.. Dia begitu Syok. Mungkin dia menginginkan anak laki-laki dan yang keluar hanyalah 2 anak perempuan berwarna rambut sama dengan warna mata berbeda. Karna anak ini adalah tanggung jawabnya, dia membawa 1 dari anakku. Lalu mencampakkanku, aku kira dia akan menikahiku. Tapi ternyata..aku malah jadi hidup melarat,karena dia. Aku hanya dijadikan alat penghasil keturunan pertamanya, dan dia menghamili orang lain...agar memberikannya anak laki-laki. Itu semua karena istrinya jadi gila entah kenapa. Dia ingin menikahi orang lain, taku t popularitasnya menurun
Dan ini terjadi 2 tahun yang lalu. Ada seorang gadis muda seumuran Nina datang kerumahku. Dia memakai baju yang glamor, juga dia diantar Limousin. Dengan percaya diri dia berkata, 'apakah kau ibuku?'. Disitu aku sangat terharu. Ternyata dia adalah anakku yang dibawa oleh lelaki itu. Dia menjadi gadia yang cantik, hampir sama dengan Nina.
Dia sangat sayang padaku, tapi sepertinya dengam Nina. Dia cukup kejam.." jelas panjang lebar wanita itu.
"N-namanya siapa?" tanya Ima sekali lagi.
"Nama ..Be-" ucapannya terpotong dengan suara bel.
"Sebentar, aku melihat siapa yang datang," ucap Wanita itu, lalu berdiri dan berjalan kearah pintu.
Saat membuka pintu, terdengar teriakan seorang gadis . "Ibu! Aku merindukanmu!"
"Ternyata itu kamu," ucap Wanita itu dingin.
Suara itu, Warth dan Amy sangat mengenalinya. Mereka saling melirik,
"Apa yang dilakukan si Nina ini? Sampai merepotkan ibu?!" tanyanya.
"Berurusan dengan kantor polisi, aku malas kesana," jawab Wanita itu lagi.
Itu.. Bearlin pikir Amy.
Bearlin masuk kedalam rumah, dan melihat Amy dan Warth. Mereka sedang berpelukan, Warth yang memeluknya dan kini Amy sedang berusaha melepaskan diri.
Bearlin langsung membatu, "kalian.."
"Yo! Bearlin kau baik-baik saja?" tanya Warth sok Akrab.
Tangan Bearlin mengepal, matanya penuh Amarah. Dia tersenyum
"Haha!! Ternyata kalian yang membawa saudaraku terbawa masalah?!" teriaknya sambil berkacak pinggang.
"Warth lepaskan! Aku hampir mati disini!!" teriak Amy.
Warth melepaskan pelukannya "ups maaf sayang, kau kekurangan oksigen? Mau aku buatkan CPR?" tanya Warth memanasi Bearlin.
Muka Amy merona, "haa?!"
Mata Bearlin berkaca-kaca, air matanya ia tahan mati-matian.
Sudah kuduga, Anak bernama Amy ini. Adalah masalah utama yang sering Bearlin ceritakan padaku,pikir wanita Itu.
"Kalian ingin ke kantor polisi kan? Ayo kita cepet kesana. Aku gak mau waktuku terbuang percuma. Dan, mana si Nina ini?!" tanya Bearlin.
"Aku... Disini," ucap seseorang dibalik pintu sebelah.
"Nah. Berhubung anaknya udah ada. Kita cepetan kesana. Oke?"
Tapi, Warth dan Amy malah bermesraan sambil saling merangkul. Bearlin menggeretakan giginya. Tangannya bergerak sendiri memisahkan mereka.
"Bisakah kalian cepat cepat?!" emosi Bearlin.
Warth tersenyum menang. Sedangkan Bearlin memalingkan mukanya dari tatapan Warth. Lalu pergi keluar.
Maaf ya.. Dikit, capek.
Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...