Amy.... Kau bakal mati?

729 23 1
                                    

Suasana hening sesaat, "a-aku..." ucap Amy.

"Hm? Kenapa?" ucap Warth.

Amy mengosok-gosokan pahanya, lalu memberi kode ke Ima. "Ah!!! Warth kamu lepaskan dia, dia pingin ke toilet," ucap Ima sambil tertawa kecil.

"Imaa.. Jangan dikasih tauu," ucap Amy dengan muka merah.

Warth tertawa lalu melepaskan pelukannya, Amy langsung menuju toilet karena sangking kebeletnya. "Oh ya, Ima kau susul dia," ucap Ariya.

"Kenapa?" tanya Ima.

"Buat jaga-jaga, gak mungkin kami yang mengikuti dia kan?" ucap Ariya.

"Oh, iya ya... Hehe" ucap Ima lalu mengikuti Amy ke toilet di dekat dapur.

Amy sudah masuk ketoilet, dan mengeluarkan racun ditubuhnya, "hadeeh.. Aku paling benci mengeluarkan ini," ucap Amy.

"Amy?? Kamu didalam?" ucap Ima.

"Ya! Kenapa kamu kesini kebelet juga?" tanya Amy.

"Gak kok! Aku kesini buat jaga-jaga," ucap Ima.

Sambil menunggu Amy keluar toilet Ima berpikir untuk membuat puding sebagai dessert sehabis makan makanan jahanam. Saat Ima sedang mencampur agar-agar dengan cocoa powder dan hendak mencampurnya, tiba-tiba ada seseorang membekap Ima.

"Hmmph!! Hmmph!!" ucap Ima sambil meronta-ronta.

Orang itu meletakan ujung pisau di leher Ima, "diam, atau ini akan menembus kulitmu," ucapnya.

"Wanita?!" batin Ima.

Ima diam, " aku telah mencampur air di toilet itu dengan obat tidur, mungkin saudaramu itu sedang tidur sekarang disana. Aku kemarin tak bisa membunuhmu, tapi sekarang rasanya aku bisa.membunuhmu kapan saja. Hehe.." ucapnya.

Ima mengambil sebuah kertas dan pensil dari dalam celemeknya. "Diam! Kau tak boleh gerak!" ucapnya lebih menempelkan pisau itu ke leher Ima.

Perlahan, Ima menulis sesuatu. 'Kau akan ku tangkap, Aku serius!' tulis Ima. Wanita itu tertawa kecil, "kalau kau menyalahkan, sebaiknya kamu salahkan saudaramu itu. Siapa suruh dia mengambil Warth ku?!" ucapnya dengan nada manja.

***

"Kemana mereka ini, lama banget" ucap Warth ingin menyusul Ima dan Amy.

Seketika Ariya langsung mencegah Warth " kau gak mau liat Amy bilang kau tak tau malu kan?" ucap Ariya.

Warth menautkan alisnya " ya sih," lalu Warth duduk kembali.

***

"Oh ya, selain itu aku sudah menyiapkan dinamit, dirumah ini waktu kamu masih di ruang bawah tanah," ucapnya.

Ima terkejut bukan main.

***

Saat Ariya ingin mengambil sebuah buku di rak, dia tersandung sesuatu. "Ck!! Lantai rumah ini, kenapa bisa benjol gini sih! Haih.." ucap Ariya.

***

Ima hampir menangis 'jika kau ingin seseorang, silahkan kau bawa aku jangan kakak ku!' tulis ima kembali.

"Adik yang baik, tapi aku menginginkan kakakmu untuk jadi sarana mandi darahku agar lebih cantik," ucapnya.

Ima terkejut hingga kakinya lemas dan ia lepas dari dekapannya. "What?!" ucap orang itu lalu berusaha membekapnya lagi, tapi itu sudah terlambat.

"WARTH!!! ARIYAHINA!! TOLONG KAMI!!!" teriak Ima,

"Shit!" ucap orang itu lalu tergopoh-gopoh pergi lewat pintu belakang.

Langsung Warth dan Ariya menuju dapur dan melihat orang itu, "BERHENTI!!" ucap Warth lalu mengeluarkan pistol dari jasnya.

Ariya berlari kearah Ima, "lehernya berdarah?!" batin Ariya. "Ima? Kau gak papa?" ucap Ariya. Ima hanya gemetar hebat, "diaa, akan membunuhnya?" ucap Ima.

Sesaat setelah itu, Amy keluar dari toilet. "Hoaaam, heh? Ada apa ini?? Kok laki-laki ada disini? Maaf Ima tadi aku ketiduran di toi- IMA?!" ucap Amy langsung menuju Ima, ia kaget saat leher Ima berdarah.

"Ada apa ini?!" ucap Amy bingung.

"Kau gak tau?" ucap Ariya.

Tiba-tiba ada seseorang yang tertawa diatas mereka, "Hahahha!!! Kalian semua akan mati disini!! Untung Warth ada diluar sedang mencariku, jadi aku bisa membunuh kalian sekarang!" ucapnya lalu menekan tombol di gelangnya.

Ima kaget "JANGAN!!"

BOOMM!!! Rumah Ima seketika hancur berantakan, karena dinamit yang ditanam orang itu,


Kalean, mau di sediain NC++ lagi gak?? Atau mau alurnya begini aja?? Jawab yaaaw..

Next!

Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang