Amy membuka matanya perlahan. "Uuhh.. Kepalaku sakit!" rintihnya sambil membalikan badan kesisi lainnya. Dia melihat Warth yang tertidur pulas, matanya melebar seketika.
"Warth!" bisiknya tertahan, refleks tubuhnya mundur dan menjauhi Warth. Tapi...
Tunggu, ini sungguhan Warth?. Dia.. Tidak naik keatas ranjang? Di duduk dilantai.pikir Amy sambil melihati wajah Warth yang polos ketika tidur.
Dia... Berjaga semalaman? Tapi buat apa? Aku kan gak apa-apa. Aku cuma mabuk. Apa..... Muka Amy merona.
Dia khawatir? Tapi gak perlu tidur sambil duduk dilantai juga. Pikir Amy seraya membelai rambut merah kecoklatan milik Warth.
Amy tersenyum, "si bodoh ini. Bukannya kamu memacari aku karena nafsu?. Kenapa.. Sekarang kau membuatku semakin ingin mendekatimu,"
Amy melepaskan tangannya dari kepala Warth, dan turun dari ranjang, menuju kekamar mandi. Tapi, ia berhenti melangkah saat di belakang Warth.
"Kau menang, Warth." ucap Amy lalu kembali melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tanpa Amy sadari, Warth sedang tersenyum bahagia dalam pelukan tangannya. Tak bisa dibendung saat dia tau, Amy mulai sedikit mengerti mengenainya. "Uuh.. Sial! Amy, kau benar-benar mengambil hatiku," ucapnya seraya berdiri dari duduknya.
Kakinya sedikit kesemutan, dan kedinginan. Dia mendengar percikan air dari shower. Seketika muncul pikiran mesum di otaknya, sial! Gak boleh! Aku udah tobat-tobat! Sekarang qku juga harus ke kekantor. Katanya saham lagi gak stabil, aku harus cepat-cepat. Pikir Warth lalu melangkah keluar kamar. Tapi, saat membuka pintu kamar, Amypun membuka pintu kamar mandi.
Warth menengok kebelakang dan Amy melirik ke Warth. Muka mereka sama-sama merona. Ini... Sama seperti saat mereka bertemu pertama kali di bawah pohon. Bedanya, tak ada Bearlin disini.
"Warth... Ah, Huh! Pergi sana, makasih!" sembur Amy sambil membuang muka.
Sifat tsundere Amy, sudah lama aku tak melihatnya. Pikir Warth lalu melangkah keluar. "Jaga dirimu, Amy"
Lalu Warth menutup pintu kamar berwarma putih itu. Muka Amy masih merona, ia menghela Nafas. ".... Warth,nggak nggak! Dia itu ba-ji-ngan! Lupakan!" sembur Amy pada dirinya sendiri lalu dia berusaha memakai baju yang ada.
***
Amy keluar kamar dengan baju kasual. Kaos putih dan juga rok mini putih. Saat Amy keluar kamar dia bertemu dengan Ima dan juga Ariya. Ada yang salah dengan mereka..."Kalian kok pegangan?.. Tumben" heran Amy.
Muka Ima merona dia bersikap malu-malu. Sedangkan Ariya, dia hanya tersenyum senang sambil merapikan jasnya yang mungkin agak kusut. "Ada apa dengan kalian hari ini?" tanya Amy.
"Uuh.... Kami," gugup Ima sambil menutup mulutnya dengan tangan yang tak digandeng Ariya. Dengan cepat Ariya melanjutkan apa yang ingin dikatakan Ima.
"Kami berpacaran sekarang.." jawab Ariya senang.
Amy membatu, "e... EEEHHH?; kaliaaan?!. Beneran?!"
"Ya,"_ jawab Ima malu-malu.
"Woooow.. Ima kau luarbiasa! Jadi, sekarang kau yang menjadi berdua dan aku menjomblo. Kalian licik kali yaa~" kritik Amy demgan senyum senang atas hati Aniv Ima dan Ariya.
"Ya.. Kamu juga cepet baikan sama Warth, jadinya bisa kencan ganda" ujar Ariya seraya merangkul Ima.
Senyum di wajah Amy langsung menghilang. Meskipun begitu, ada rona di pipinya "ti-tidak. Aku takan memaafkannya,"
"Kau berkata seperti itu, tapi wajahmu berkata sebaliknya," jawab Ima.
"Ti-tidak ada sebaliknya! Selain itu, bagaimana nasib Gelrt kalau kamu pacaran Sama Ariya, dan gimana nasib aku bila nyatanya aku memang tunangan Ariya? Ini tabu banget kan?" tanya Amy khawatir.
Tapi Ariya dan Ima tersenyum, "itu lah yang dari tadi kami pikirkan,"
"Dan kami telah menemukan solusinya,"
"Oh ya? Apa itu?" tanya Amy.
"Jadi intinya, kau dan Ima bertukar profesi," jawab Ariya.
"Ma-maksudnya?"
"Kamu akan jadi Ima dan Ima akan jadi Amy. Begitu. Berhubung kalian mirip banget, jadi begitulah ide kami. Kau akan menceraikan Gelrt, dan Ima otomatis jadi tunanganku menggantikanmu, dengan begitu kamu jadi Janda palsu, Amy" jelas Ariya.
"Janda.... Palsu?"
"Hihi.. Kakak maaf ya, kamu jadi menggantikanku"
Dan tanpa disadari, Ada yang mendengar rencana mereka itu. Dan itu adalah.. Seseorang berambut coklat, yang menjadi korban sebenarnya dari konspirasi mereka bertiga. Tapi dia senang, " Amy sudah kembali ingatannya, syukurlah" lalu ia pergi dengan senyum di wajahnya yang membuat ia menjadi tampan.
Amy tersenyum "terserah kalian lah, ngomong-ngomong kita makan yuk lapar," ajak Amy dan diikuti anggukan keduannya. Berhubung sekarang Amy jomblo dia berjalan didepan couple baru dibelakangnya. (Jomblo harus paling depaaaan!!#thor).
***
Didalam mobil lamborgini hitam itu, terdapat 2 laki-laki. Yang satu sedang berbunga-bunga, yang satunya lagi sedang mengantuk karena begadang tetapi berusaha untuk tetap membuka matanya dan menyetir mobil dari bosnya.
"Warth. Kali ini kamu gak boleh kabur, gak boleh!" ucap Andrea sambil mengacak-ngacak rambutnya sendiri.
Warth tersenyum "nggak akan kok!"
"Palsu banget.."
"Beneran tau,"
"Amy.. Gimana?"
".. Baik, dia baik-baik aja"
"Hmm.. Apa, lagi-lagi kau menyakitinya?"
"Tau apa kau, nyetir yang bener!"
"Iya-iya,"
Sesampainya di kantor kesayangannya. Agensi Seoungel city, perusahaan yang menjual berbagai pakaian dari berbagai dunia, dan pasti juga menciptakannya dengan desainer terkenal.
Warth berbaring di sofa "huuhh.. Yaampun sofa ini gak nyaman banget,"
"Trus apa yang bikin kamu nyaman. Menurutku ini begitu nyaman bagi seorang pekerja keras sepertiku," ujar Andrea.
"Yang paling nyaman... Ya?" Warth teringat Amy. "Tentu aja... Paha Amy! Itu adalah paha terbaik dan satu-satunya didunia!" ucap Warth dengan bangganya,
"Dan sekarang sibantal sedang pergi dari kamu," ucap Andrea setengah tidur.
"Geeh!! Dia takkan bisa pergi begitu jauh. Karena..." Warth teringat perkataan Amy.
"Aku lah yang menang!"
Taaap..
Ini lah hari paling berat..
Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...