"Yaah, karena kalian sudah berbaikan lagi haruskah aku pergi?" tanya Ariya sambil mengambil langkah pergi.
Dan sepertinya Amy dan Warth terlalu sibuk dengan cinta mereka, sehingga Ariya terkacangkan sedemikian rupa. Tanpa basa-basi lagi dia pergi,
Kapan aku punya pacar setipe Amy? GAK ADA KAN?! Oh god, pikir Ariya sambil berjalan dan tak sadar dia telah melewati Gelrt.Gelrt merasakan sesak di hatinya, dia benar-benar menyesali perbuatannya.
Andai aku bisa memutar waktu, aku tak akan melakukan hal yang sama lagi ya, ini kesalahanku. Ya.. Pikir Gelrt lalu beranjak pergi.
gadis yang sedang memeluk lututnya sendiri itu, berdiri. Dia tak dapat menahannya lagi, dia ingin mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya pada Warth.
Dia berjalan mendekati Warth, dan itu terlihat oleh mata Amy. Seorang gadis berambut biru, warna yang baru-baru ini ia benci.
"Warth!" teriak gadis itu.
Warth menengok kearah belakang tubuhnya. Ia melihat teman masa kecilnya yang sedang menautkan kedua tangannya.
"Bea-" belum selesai ia mengucapkan semuannya, itu sudah di potong oleh gadis itu.
"Warth, apa kau benar-benar benci padaku? Apa aku sebegitu buruknya dimatamu?" ujar Gadis itu kembali berurai air mata.
Warth menatap serius gadis itu, " Bearlin," warth tersenyum, "kebetulan sekali, Amy ada disini lo. Kau bisa meminta maaf padanya sekarang, dengan begitu ....mungkin, aku bisa memaafkanmu,"
Rambut Bearlin yang panjang terhembus angin, sehingga membuatnya meliuk-liuk indah. Amy yang sedari tadi berada dibelakang Warth memerhatikan Bearlin dengan tajam.
Dia, Bearlin. Gadis itu, Bearlin. Dia..... Sungguh gadis yang cantik, pesimis Amy.
"Sampai kapanpun aku gak akan minta maap ke rubah itu, gak akan pernah!" teriak Bearlin seraya menatap tajam Amy.
"Dengan begitu, aku tak akan memaafkanmu. Kau juga sudah melakukan suatu kesalahan padaku, aku belum memikirkannya," jelas Warth seraya mengambil langkah pergi sambil menggandeng tangan Amy.
Tapi Amy berhenti, dan itu membuat Warth terhenti juga.
"Ada apa Amy?" tanya Warth.
Amy menguatkan keyakinannnya, ".......... Bearlin,"
"JANGAN SEBUT NAMA GUE RUBAH!! BAJINGAN! BRENGSEK!" jerit Bearlin hingga suaranya melengking.
Amy berkeringat, ia takut.
"Ayo pergi Amy," ajak Warth.
"... Apa salahku padamu? Sampai kau dendam padaku. Apa aku melakukan suatu kesalahan dahulu, tolong..... Kasih tau aku," ucap Amy dengan keringat yang bercucuran.
Bearlin mengangkat sudut bibirnya "heh... lo ingin tau kesalahan lo? Buat gue, lo lahir didunia ini aja udah salah, Bajingan!"
Amy mencoba bertahan, "kau tau, aku hilang ingatan. Aku ingin tau kehidupan dulu yang tak aku ketahui. Makannya, aku mohon beritahu aku," ucap Amy dengan nada memohon.
"......... Lo tau," salah satu bibir Bearlin terangkat tinggi. "Gue yang menghilangkan ingata lo," ujar Bearlin seraya berkacak pinggang.
Amy terkejut bukan main,
"Gue.... Yang membenturkan kepala mungil lo itu ke ujung meja, hingga lo berdarah-darah. Itu sangat menyenangkan," ucap Bearlin senang.
Seketika Amy melihat kabur semuanya ketika ia mendengar pernyataan Bearlin.
Kepala Amy sakit, ia pusing. Beberapa ingatan merasuki dirinya. Bagaikan potongan-potongan puzzle. "Aaakh!!" rintih Amy.
"Amy!" teriam Warth panik melihat Amy yang memegang kepalanya kuat.
"Hoo... Kayaknya ingatannya dah balik," ucap Bearlin enteng.
Apa-apaan ini?! Kepalaku berasa mau meledak!panik Amy. Sampai pada akhirnya semuanya gelap di mata Amy. Dia pingsan, dan Warth langsung menangkapnya.
Tapi, Bearlin malah mendorong Warth, sehingga Warth tidak menangkap Amy dan malah jatuh bersamaan dengan Amy. Bearlin!! Geram Warth.
"Tanganmu terlalu lembut, tak pantas memegang landak," ujar Bearlin lalu berlalu keluar rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romansa"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...