Kini jam 17.00. Dan Warth masih setia dengan dokumen-dokumen dan juga laptopnya. Dirinya yang begitu serius membuat Andrea senang. Alasan Andrea mengikuti Warth dengan setia karena dia suka Warth yang sedang bekerja keras. Yah.. Walaupun itu susah didapat
"Andrea, kenapa kau memutuskan Pertemanan perusaaan dengan keluarga Amirene? Meskipun mereka tak begitu membantu, tapi mereka bisa menjadi menyokong uang kita loh," kesal Warth sambil menunjuk-nunjuk Andrea yang berbaring disofa sambil memegang sekantung es batu yang membuatnya tetap membuka mata.
"Eh... Bukan aku yang memutuskannya, merekalah yang ingin berhenti,"
"Kenapa?"
"Sa.. Aku juga gak ngerti. Oh ya! Kepala keluarga Amirene memintamu untuk kesana, ada hal penting yang harus dibicarakan 4 mata denganmu katanya,"
Warth tersenyum kecut, "heh!_ palingan juga mereka pengen aku jadi keluarga mereka lagi, aku yang begitu hebat ini dibuang begitu saja oleh mereka, bagaimana aku sudi buat kembali, jangan bercanda," ujar Warth seraya menumpuk dokemunnya.
"Ya juga sih," setuju Andrea.
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk dari luar. "Masuk" jawab Warth.
Dan seseorang itu masuk kedalam,"permisi, tuan muda Warth" ucap Nina.
Warth menyernyitkan alisnya, "apa-apaan bajumu itu, terlalu terbuka"
Nina tersenyum, "aree~ tuan muda Warth pasti lelah kan? Mau aku layani tidak?~" manjanya pada Warth.
Warth memasang ekspresi jijik. "Pergi! Bukannya kau sudah dipecat, kenapa masih ada disini?!"
"Eeeh... Tuan muda Warth~ aku kesini sukarela demi tuan. Lagi pula, sekarang mainan tuan sudah tak ada. Jadi.." ucap Nina sambil mendekati Warth dengan lenggak-lenggoknya. Lalu menaruh dadanya di meja Warth. "Izinkan aku yang merupakan Mainan Bekas ini, untuk menjadi mainan tuan kembali"
Cih! Lagian kalau aku tidak benar-benar butuh uang, aku juga gak mau kesini lagi.... Ini semua karena Ibuku yang bego itu, masa dia malah mabuk-mabukan selagi aku nyari kerja baru?! Sial!! Kenapa... Takdirku semenyedihkan ini!, kalau saja, aku tak menyukai kamu Warth!! Aku pasti udah bunuh kamu!pikir Nina sambil tersenyum manis kearah Warth.
Urat di kepala Warth muncul, " pergi, aku tak butuh kamu," usir Warth seraya kembali berkutat dengan dokumen dan laptopnya.
Alis Nina mengkerut, dia menegakan posisinya dan tiba-tiba dia menarik kepala Warth ke dadanya. "Warth! Aku takkan melepaskanmu!" teriak gadis itu.
Andrea langsung sigap dan menangkap rambut Nina. Tapi, karena efek begadang malah dia yang terkulai lemas saat kakinya diinjak Nina. Warth yang tadinya sedikit terkejut, sekarang dia mendorong Nina menjauh.
"Kamu!"
"Hehe... Tuan Warth~ wajah tuan Warth meraaahh loh. Malu yaa~" goda Nina sambil memainkan payudaranya sendiri.
Tapi Nina salah, merah di wajah Warth bukan karena malu, tapi karena Marahnya sudah sampai keubun-ubun.
Warth mengambil cangkir kopi yang ada disamping meja,lalu melemparkan isinya kemuka Nina.
"Aaahhk! Panaas!!" jerit Nina seraya memegang wajahnya yang kini terlumuri oleh cairan kopi itu. Make up di wajahnya luntur dan mengotori baju Pink yang dipakainya.
"Sialan! Kau merusak wajahku!" jerit Nina sekali lagi sambil membuka tangannya dari muka dan menatap Warth tajam.
Warth terkejut dengan apa yang dia lihat, sebuah bekas luka yang sangat buruk dan juga besar berada di samping mata kirinya. Bekas luka yang sangat buruk,
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...