"Tanpa nama?" ucap Ariya.
Ariya curiga, yang ia lihat itu nomor dari negara lain. Ia melihat ke arah Amy yang senyum-senyum sendiri bersama mimpinya. " amy kayaknya gak tau.." Batin Ariya lalu ia menyalin nomor itu di Hpnya.
Saat Ariya sudah menyalinnya, tiba-tiba Amy bergerak kasar, Ariya langsung melihat kearah Amy. Ia kira Amy bangun dari tidurnya, tapi yang terjadi Amy beralih ke posisi tengkurap yang menyebabkan celana dalamnya kelihatan oleh Ariya.
Ariya yang malu langsung membuang muka, menutup mulut dan menaruh Hp Amy di sofa.
"Mungkin ini saatnya membangunkan Amy," Batin Ariya.
Perlahan tapi pasti Ariya membangunkan Amy tanpa melihatnya, tangannya meraih pinggamg Amy dari samping dan hendak membangunkannya. Tapi yang terjadi adalah....
"A-amy, bangun.." ucap Ariya sambil 'mengguncang' Amy.
Tapi yang ia dengar adalah desahan yang pelan.
"Aah... Hmm..." ucap Amy.
"Kok pinggangnya lembut gini si? Empuk.." Batin Ariya.
Ariya mengguncangnya lebih keras, "Amy! Bangun..." ucapnya lebih keras.
Amy terbangun, dengan tangan Ariya yang menempel di payudaranya. "Me-me-me..... MESUM!!!" Teriak Amy sambil berbalik dan kakinya mendarat di wajah Ariya.
Ariya yang terpental sedikit, terkejut dengan ucapan Amy. "Haa? Apa yang kau maksud mesum!?" ucapnya sambil menyeka darah yang mengucur dari hidungnya.
Amy menutupi dadanya, mukanya merona karena marah, dan matanya menggenang air mata, bibir bawahnya ia gigit. Sehingga ia berada di sikap imut.
"Aku tau aku pelangganmu, tapi apakah pantas sama orang yang kamu kenal!!?" ucapnya.
"Haa??"ucap Ariya kebingungan.
"Apa apaan tanganmu menyentuh payudaraku?!" ucap Amy.
Ariya langasung terkejut bukan main. Jadi yang ia sentuh itu bukanlah pinggang, tapi payudara?!.
"Tu-tunggu! Aku gak tau kalau itu payu-"
"Jangan mengelak mesum!!" ucap Amy memotong.
Amy meraba-raba roknya, "ti-nggak ada?!" batin Amy. Matanya langsung mencari-cari keberadaan Hpnya. Dan menepati Hpnya ada di sofa.
"Kenapa Hpku ada disofa?" tanya Amy.
"Ohh!! Tadi ada yang nelpon, trus sama aku di...... Upss!" ucap Ariya.
Wajah Amy langsung merona lagi. " haaa... MESUM TINGKAT BERAAAT!! MATI AJA SANAA!" teriak Amy sambil lari ke sofa mengambil Hpnya dan keluar dari situ.
Ariya yang hanya bisa diam, menerima semua yang di perbuat Amy padanya dan ia anggap itu adalah hal yang lumrah.
Amy menuju ke kamar mandi, duduk di toilet lalu membuka Hpnya dengan cepat, tapi saat dia membuka Hpnya ada 5 panggilan tak terjawab, dan itu dari orang yang tak dikenal.
Amy yang curiga langsung menghubungi balik, ia menunggu orang untuk mengangkatnya. Diseberang sana ada orang yang mengakatnya, awalnya berawal dari suara seseorang tertawa geli,
"Si-siapa kau? Ada perlu apa denganku?" ucap Amy.
Lalu terdengar suara tangisan, dan di ikuti dengan seseorang yang berteriak.
"KAKAK!! TOLONG AKU!! AKU DIRUMAH! CEP- " lalu telepon terputus dengan cepat.
Amy menjatuhkan Hpnya. "I-IMA?!"
Amy langsung meluncur ke tempat VVIV, mendobrak pintu. Disana ada Ariya yang sedang pakai sepatu kulitnya. Ariya yang melihat mata Amy yang penuh air mata, langsung menuju ke arah Amy dan bertanya.
"Amy ada apa?!" ucap Ariya.
Amy memegang erat lengan Ariya, " ANTARKAN AKU KERUMAH, KUMOHON!!" ucapnya histeris.
Ariya terbelalak, ia berpikiran ini pasti ulah sitanpa nama.
"Ok, aku antarin," ucap Ariya lalu menarik tangan Amy.
Saat di pertengahan jalan, mereka terhenti dengan adanya seseorang yang menghalangi jalan mereka. "Minggir!" teriak Ariya.
"Warth?!" ucap Amy.
Ariya sekali lagi terkejut, dan menghentikan langkahnya.
"Kenapa berhenti, cepat ke mobil!" ucap Warth lalu berlari ke luar. Lalu di ikuti Amy, sedangkan Ariya masih diam di tempat melihati punggung Warth dan Amy. Ia berpikir Amy tak membutuhkannya lagi.
"Ariya, Cepat!" ucap Amy.
Mendengar teriakan Amy, Ariya tersadar dari lamunannya. Mencoba optimis, lalu mengikuti Amy dari belakang.
Menurut kamu Amy cocoknya sama siapa nih???
A. Warth dong!
B. Walaupun baru, Ariyahina!
C. Sama aku lah!Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...