Saat kami sudah berada diruang makan, Warth dan Ariya menyiapkan makanannya. Makanan.... Apa itu ya?
"Warth? Ini makanan apa?" ucap Amy saat melihat makanannya.
"Ini tuh, Omelet pedas ala chef Warth!" ucap Warth membanggakan diri.
Amy menelan ludah, 'pedas?? Ini mah bukan level pedas lagi, level apa inihhh??!" Batin Amy.
"Ya- yaudah, dari pada di liatin mendingan kita makan aja," ucap Ima.
"Ima!! Kamu berani bat dah," batin Amy.
Mereka semua hanya memegang sendok yang berisi omelet, tapi tak berani memasukannya kedalam mulut, "woi, ada apa ini?? Makanlah jangan diliatin mulu," perintah Warth.
Amy membuang nafas kasar, "kenapa nggak kamu dulu aja yang makan?? Kamu kan chefnya, udah dicobain belom?" ucap Amy sambil mengarahkan sendok berisi omelet kepada Warth.
Warth hanya menghela nafas "belom sih, yaudah yaudah aku makan," ucap Warth sambil memasukan ujung sendok itu ke mulutnya.
"Bagaimana rasanya?" ucap Amy tersenyum.
Diam beberapa saat.....
Warth berdiri, lalu menuju kulkas mencari susu. Semuanya tertawa, "cih, aku gak tau rasanya bakal sepedas ini!" ucap Warth sambil meneguk sebotol susu coklat. "Hei!! Susu coklat swiss ku!"teriak Ima.
"Masih pedes!!" ucap Warth sambil menuju kearah Amy,lalu mengecupnya dengan ganas. Pertama kalinya Warth bermain lidah dengan Amy, dan didepan adik serta tunangannya.
Warth melepaskan ciumannya, "fyuuh.. Sudah agak berkurang.." ucap Warth.
Ima hanya menutup mulut dan Ariya dia tak sanggup melihatnya sedangkan Amy dia menutup mulutnya dengan kuat, "yaampun pedes," ucap Amy dengan muka merah.
"Makasih Amy, udah gak pedes," ucap Warth lalu mengacungkan jempol.
"Brengsek, sadar tempat dan waktu dong!!" ucap Amy emosi.
Warth hanya terkekeh kecil, tiba-tiba sebuah batu kecil mendarat mulus di kepala Amy serta suara kaca pecah, "AUCH!" gerang Amy.
"Amy, kau gak papa?" ucap Ima dan diikuti anggukan Amy.
Warth mengambil batu kecil itu, "kayaknya batu ini dari luar trus memecahkan kaca dan mendarat dikepala Amy," ucap Warth. "Oi" ucap Amy merasa di rendahkan.
Warth membuka kertas yang membungkus batu itu, dan betapa terkejutnya Warth melihat isinya. "Apa itu??" ucap Ariya pernasaran.
"Hah?? Apa apaan ini?" ucap Ariya sama terkejutnya dengan Warth. Warth hanya menyatukan kedua alisnya, tiba-tiba kertas itu di ambil Amy, "apaan sih serius amat?" ucap Amy sambil membaca isi kertasnya.
Dan Amy pun sama terkejutnya dengan Ariya dan Warth, " 'YOU WILL DIE NOW, I SERIOUSLY,' apa maksudnya ini??" ucap Amy sambil bergetar ketakutan.
"Ada apa Amy, apa yang kau baca?" ucap Ima. Dan ia terkejut, "i-ini, tulisan yang sama pada hari itu," ucap Ima.
Warth peka "apa maksudmu?"
"Itu loh, waktu Amy ke tempat prostitusi kamu, trus aku ke Cafe buat beli Coffie late waktu balik aku liat tulisan yang sama dikaca rias, dan itu di tulis pakai cairan merah tapi untungnya itu bukan darah tapi itu saus tomat. Karena takut aku hapus, trus beberapa saat kemudiaann.... Hmm... Aku gak inget lagi.." ucap Ima.
"Kau di pukul, lalu dibawa keruang bawah tanah,"ucap Ariya.
"Ck!! Siapa sih nih orang?!" ucap Warth.
Amy memeluk tangan Warth, "Warth aku takut," ucap Amy.
Warth memeluk balik Amy, "tak usah takut, kan ada aku," ucap Warth.
Amyyyy.. Kasihan kau..
Next!! Gambar diatas hanya pemanis
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...