Warth terkejut dengan perkataan Ariya,
"Ini bukan waktunya bercanda loh," ucap Warth memegang kepalanya yang pening.
Urat dikepala Ariya muncul, "hhh.. Terserah lo. Amy, tadi mau kesini buat ngajak lo kerumah Ima lagi. Tapi lo malah main sama cewek kegatelan ini. Dimana sih harga diri lo sebagai pacar Amy, huh?," sinis Ariya sambil melepaskan kerah baju Warth.
Ariya menatap tajam kearah Nina, "Lo, jelasin semua sampai bener-bener jelas dan masuk akal. Kalau Lo berani, nipu gue. Gue gak jamin hidup lo, karena lo juga udah nyakitin perasaan Amy," ancam Ariya sambil beranjak dan duduk kesofa.
Nina merasa terpojok, disisi ada seorang cowok yang mengancam hidupnya karena hal yang sepele ini, disisi lain ada cowok yang ia cintai sedang menantikan jawaban yang pasti. Keringat mengucur dari dahinya dan menetes, berpikir keras. Pada akhirnya bahu Nina mengendur dan relaks.
"Oke, oke. Gue bakal kasih tau yang sebenernya sama kalian. Gue sebenernya cuma mau nemenin tuan Warth kerja, cuma waktu gue liat tuan Warth lagi tidur, gue...... Gak bisa nahan hasrat oke??. Dan saat gue lagi enak-enaknya main sama tuan Warth, ada yang ganggu yaitu Lo dan si Amy sialan itu. Toh! Dia juga pasti pernah main sama orang kan?! Dia kan salah satu member disini, apa gue salah? Nah waktu, itu gue gak mau diganggu dan gue nyuruh Lo semua pergi, eh malah Lo yang ngancem gue, berani amat lo!" ucap Nina seraya membereskan bajunya.
Warth ternganga mendengar apa yang dikatakan Nina, ia menggeretakkan giginya.
"Nina, Lo dipecat, dan gaji lo gak bakal gue kasih," ucap Warth lalu berlari keluar dengan cepat.
"TUAN WARTH!!" teriak Nina sambil berusaha mengambil baju Warth, tapi ia tidak bisa. Hatinya hancur, "SIALAN LO!!" Teriak Nina sekali lagi kepada Warth yang sudah jauh meninggalkannya.
Ariya hanya memandang datar kejadian Klise ini.
"GARA-GARA LO!! GARA-GARA LO WARTH JADI NINGGALIN GUE!, kalau lo gak ngancem gue..
. gue gak bakal ngomong jujur BRENGSEK!." Maki Nina pada Ariya yang masih duduk manis disofa.Nina menunjuk keras Ariya dengan jari telunjuknya, wajahnya telah basah dengan air mata, dan make up tebalnya luntur tak bersisa, " Lo liat aja, gue bakal bikin lo ngerasain apa yang gue rasain sekarang. Terutama Amy, haha... Dia pantas mendapatkan Klimaks terbaik gue..." ucap Nina dengan sudut mulut yang terangkat tinggi.
Alis Ariya mengkerut, ia berdiri dengan sigap lalu menjenggut rambut Nina. Ia menatap Nina lekat-lekat.
"Kalau Lo sampai nyakitin Amy seujung kuku aja, Gue bakal potong seluruh jari Lo," ancam Ariya lalu melepaskan jenggutannya dan pergi.
Nina terkulai tak berdaya, terutama hatinya. Semakin ia memikirkannya semakin ia ingin membunuh Amy.
"GRAAAAH!!! Amy, Kenapa lo gak mati, KENAPA?!!" teriak Nina sambil memukul lantai yang dingin.
Disisi lain, Whigle sedang bersembunyi dan memperhatikan seluruh kejadian dengan jelas. (Dia jadi saksi bisu jirr :3).
Ariya berjalan cepat menyusul Warth dan Amy, luka diwajah Nina itu..... Sepertinya sangat baru, lagi itu sangat buruk. Apa dia tak kerumah sakit? Bodoh sekali... Dia mirip sama ciri-ciri terasangka, Pikir Ariya tersenyum kecut.
***
"AMY!!" teriak Warth yamg sampai sekarang masih mencari keberadaan sosok tercintanya itu.
Warth tetap berlari, menjelajahi stasiun kota Seoul ini. Terkadang terlintas dikepala Warth, Amy telah pergi dengan kereta. Tapi bila Amy masih ada disini, jadi berabe. Jadi ia harus tetap mencari disini terlebih dahulu. Jam sudah menunjukan pukul 15.00.dan ia masih belum menemukan Amy , juga Ariya masih di dalam kantor.
Tak berselang lama, Ariya menepuk pundak Warth. Warth menoleh dengan wajah penuh peluh.
"Gimana, Amy udah ketemu?" tanya Ariya.
Warth menggigit bibirnya. "Belum.."
Ariya sudah menduganya, ia langsung menarik tangan Warth menuju mobilnya. Ariya menekan gas mobil dengan keras.
"Oi, oi. Amy belum ketemu loh!" ucap Warth panik.
"Kalau disini gak ada, cuma ada 1 tempat yang memungkinkan,"
"Dimana?"
"Dimana lagi, selain rumah sakit. Cewek kan kalau lagi ada masalah suka curhat, sama orang terdekat" ucap Ariya.
Warth hanya mengangguk mengerti.
***
Aduuhhh... Cocweet..
Buat kaliaan, maaf ya aku gak lama up. Soalnya aku waktu itu lagi sakit, dan belum sempet buat draft. Maap banget ini mah ya..Next!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...