Warth dan Amy berjalan bersama, bersampingan, dan bergandengan di koridor rumah sakit. Setelah kejadian itu, Amy berusaha untuk melupakan semuanya. Hatinya sedang berbunga-bunga, karena dia yakin Warth tidak akan berbohong padanya.
Tuhaaan... Untunglah Amy-ku sangat polos. Dengan satu ciuman saja, dia melunak dan memaafkanku. Haaa.. Syukurlaah.. Pikir Warth.
Amy mendorong pintu kamar Ima,
"Imaa, kami kem...ba..li?" ucap Amy tertahan, bingung dengan kejadian didepan matanya.
"Kalian, lagi ngapain sih?.. Ampun deh..." keluh Warth.
Kini, Ima sedang dalam mode siap tempur.ia berdiri diatas kasur, Impus ditangannya ia cabut, dan keranjang buah menjadi senjatanya. Didepan Ima kini berdiri seorang pria, berambut Coklat dan memegang sekotak Coklat. Sedangkan Ariya duduk di sofa, gayanya seperti ia sedang berjemur di pinggir pantai.
"G- Gelrt!! Kenapa kamu disini? Bukannya kamu di Kanada?!!" tanya Ima.
"Emangnya aku gak boleh jenguk istri sendiri?" tanya Glert balik.
Ima tak bisa berkata-kata. Dipikirannya diputar ulang cerita saat ia ingin memperkosa Amy, ia masih belum bisa memaafkan itu.
"Pergi, pergi!! Aku pengen cerai sama kamu!!"
"Kalau itu mustahil, Karena Orang tuaku dan orang tuamu, ingin kita cepat-cepat memberi mereka seorang cucu," ucap Gelrt enteng.
Mulut Amy ternganga mendengar ucapan Gelrt. Cucu?? Pikirnya melayang, bagaimana Ima sedang menggendong seorang bayi dan menyusuinya. Amy tak bisa membayangkan ia menjadi seorang bibi, pasti sangat menyenangkan!
"Apa!! Aku gak mau punya keturunan sama kamu, huuu! Kaku bajingan!" runtuk Ima dengan muka yang memerah. "P-pergii!!" teriak Ima, ia hampir menangis.
Gelrt menyerah, "oke, aku pergi,".
Saat Gelrt memutar badannya, ia terkejut dengan kehadiran Amy dan Warth yang sebenarnya menyaksikan semua kejadiannya.
"Amy...." gumam Gelrt pelan.
Amy menatapnya datar,lalu sudut bibirnya terangkat sedikit. "Apa kabar, Gelrt? Apa studymu lancar?"
Gelrt murung, ia menundukan kepalanya ".... Maaf,"
"Pergi,..."
"Amy, aku ingin bicara denganmu,"
"Pergi, muka Lo bikin pemandangan disini jadi kayak neraka bagi gue, Busuk!" Maki Amy tanpa belas kasihan.
"Hahaha.. Itu menyakitkan, apa kau sudah melupakan kenangan kita dulu.."
Warth terkejut, kenangan?
"Hahaha.. Maaf kalau gue inget ntuh, Gue rasanya mau mati. Karna apa, karna masa depan Lo ke gue suram banget Gerlt," runtuk Amy seraya membuang muka dan menyilangkan tangannya.
"Kau benar-benar, membenciku.."
"Ya, sangat benci, sesali perbuatanmu," ucap Amy seraya pergi ke lantai bawah rumah sakit lewat tangga. Warth mengikutinya dengan muka yang bingung.
***
Warth berusaha mengikuti langkah Amy yang begitu cepat,
"Amy, ada apa?"tanya Warth
"Eh? Warth, kamu mengikutiku?" tanya Amy balik.
"Ada apa? Kau kelihatan gelisah,"
Amy tersenyum kecut, ".... Bukan apa-apa,"
Warth memegang wajah Amy dengan tangan besarnya, "jangan sembunyikan apa pun dariku,"
Amy tertegun, "..... Cuma, kenangan buruk. Itu gak penting, hehe..." ucap Amy memaksa senyumnya.
Warth mendesah, "kau bisa membuang keluh kesah mu kediriku, " ucapnya seraya memegang kepala Amy lembut.
"Warth, kau mau mendengarnya?"
"Ya, apapun akan kudengar,"
Amy memeluk Warth erat, "kita bicarain di kantin ya,"
Warth hanya memandang datar Amy, "ya.."
***
Apa lagi yang bakal terungkap?? BTW, MAAP YA LAMA UPDATE!!
Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romantizm"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...