Author prov
Amy sedang duduk di tepi kafe didaerah soeul. Ia sedang doki-doki karena akan menemui Warth. Kemarin Warth meminta Amy untuk menemuinya hari ini di kafe ini. Amy menggesek- gesekan pahanya, seakan akan buang air kecil. Tetapi sesungguhnya ia sedang gugup.
Kini baju Amy dipinjamkan oleh Ima. Karena tubuh Ima yang lebih kecil dari Amy, jadi di tubuh Amy agak ketat. Terutama didaerah payudaranya.
Amy menatap jam di Hp nya.
"Pukul 13.46. Ish.. Mana sih Warth ini?!" ucap Amy sebal. Perasaan Amy campur aduk, antara senang dan gugup. Ia mengharapkan Warth datang tapi juga tak mengharapkan ia datang.
Tak lama Warth datang dengan jas warna cream nya. Amy terpana oleh kedangan Warth yamg mendatangkan kehangatan dihatinya. Warth sampai didepannya, dan melihati Amy yang melamun sambil melihati wajahnya. Wajah Warth merona.
Warth mengibas-ngibaskan tangannya didepan muka Amy.
"Amy, oooiiii..." ucap Warth.
Seketika Amy tersadar, " eh, Warth.. Maaf hehe.." ucap Amy tersipu.
Warth duduk di depan Amy. Lalu ia memanggil pelayan, ia melihat Amy tak memesan apa-apa. Seketika pelayan sampai didepan mereka.
"Mau pesan apa?" ucap pelayan itu.
"Amy, mau pesan apa??" ucap Warth.
"Ng -nggak deh... Aku gak punya duit," ucap Amy sambil menggerak-gerakan tangannya.
"Aku yang traktir, sayang.." ucap Warth sambil mengacak-acak rambut Amy.
Dipanggil seperti itu, wajah Amy langsung memerah padam. Langsung Amy mengambil tangan Warth dan menaruhnya di meja lalu ia cubit tangannya sedikit kencang.
"Aww.. Hehe.." ucap Warth.
"Walaupun menyebalkan, ia tetap tampan.." batin Amy.
"Ya-yaudah aku mau greentea pake boba," ucap Amy.
"Ok siap zeyenk, pesan greentea pake boba, dan eemm.. Hati kamu.." ucap Warth pada pelayannya.
"Eeeh??" ucap pelayan itu sambil mukanya memerah.
Tiba-tiba Amy langsung marah, langsung Amy akan mencubit hidung Warth. Tapi diurungkannya, karena ia kepikiran sesuatu.
"Eeeh? Gak jadi nyubit nih?" ucap Warth.
"Eh? Kok kamu tau?" ucap Amy sedu.
"Soalnya aku tau kamu bakal cemburu," ucap Warth sambil terkekeh geli.
Amy tersenyum kecut. " Aku gak berhak cemburu buat kamu. Toh... Aku bukan siapa-siapa kamu," ucap Amy sambil memalingkan wajah.
Warth diam. Tapi, tiba-tiba Warth mengambil dagu Amy dan menghadapkan muka Amy ke mukanya. Lalu ia cium bibirnya.
"Hmmh..hmpph.." raung Amy.
Warth melepaskan ciumannya, lalu menatap Amy serius. "Jangan pernah berpikiran seperti itu lagi, Amy. Kau menyakitiku.." ucap Warth sedih.
Amy tertegun. Lalu melepaskan cengkraman Warth dan memalingkan muka. "Ce-cepet pesen. Kasian pelayannya," ucap Amy sambil menutup bibirnya yang kini memerah.
Warth tersenyum lembut. " greentea pake boba, dan... Chocolate drink, tapi yang dingin," ucap Warth.
"I-iyyaaa!!" ucap pelayan tersebut. Sudah jelas sekali pelayan itu langsung suka pada Warth.
Saat pelayan itu pergi kedalam kafe, Amy samar-samar melihat bayang seseorang dibalik tembok kafe. Tubuhnya kecil, tapi karena terhalang tembok jadi tak jelas. Dan tampaknya ia menangis dibalik masker dan kupluk jaketnya. Lalu tiba-tiba ia menghilang.
Amy terkejut, dan jujur wajahnya aneh saat ini. Alisnya mengkerut ketengah.
"Ada apa Amy?" ucap Warth ikutan menengok kebelakangnya.
"Eh?? Uh ng- nggak..," ucap Amy.
"Siapa itu? Apa.. Aku salah lihat?" batin Amy.
Yaakk.. 500 kata untuk hari ini ges.. Lagi males saya.. :v pulang sekolah langsung bikin ini gara -gara kepikiran..
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...