21 : Tahu Gak?

4.2K 577 25
                                    

Ketika keadaan tengah ramai dengan berbagai aktivitas penghuninya, di dalam sekre ini pasti saja ada yang diam–diam memperhatikan gerak–gerik satu sama lain. Bahkan jengkal dan kepingan terkecil berusaha di rangkai untuk mencari celah spoiler yang bisa didapat. Maklum, Sekre itu sangat rawan drama.

Hal itu yang tengah dilakukan seorang Orion Zaidan. Ia memperhatikan seksama setiap penghuni Sekre di sana, ramai sekali, mau dihitung tapi malas. Orion akhirnya tak sengaja melirik Hanif yang tengah sibuk dengan laptopnya di kursi depan komputer, tepat di seberangnya. Kemudian tak jauh ada Ayesha yang berdiri di dekat meja komputer sedang beradu mulut dengan Dana yang keukeuh, kalau Ayam ada lebih dulu sebelum Telur.

Tiba–tiba sang Orion teringat sesuatu. Tempo hari ketika Orion tengah memarkirkan motornya, ia melihat Hanif menarik Ayesha ke mobil, kemudian dua hari lalu ketika dia tengah asik mencari inspirasi di sebuah café library, juga tak sengaja melihat Hanif dan Ayesha keluar dari sana. Meski tak ia hampiri, karena lebih memilih mengurus urusannya sendiri.

Otak Orion tiba–tiba seperti disengat listrik.

"Lo pada tau nggak, sih?"

Kalimat ajaib yang membuat seluruh penghuni sekre terkejut dan mengarahkan atensi ke arahnya.

"Apaan? Awas nggak penting!" sengit Salwa yang sedang pusing dengan deadline pengumpulan laporan quisioner sementara partisipan belum mencapai target.

"Jangan pada kaget ya," peringat Orion.

Perhatian sekre makin terarah kepadanya, bahkan telinga Wishaka yang duduk depan komputer itu pun terarah pada Orion.

"Gue bawa kabar mengejutkan dari Big Boss kita," uja Orion mengawali.

Hanif sontak menoleh kaget, kenapa namanya disebut–sebut?

Ayesha yang tadi masih ribut dengan Dana pun jadi diam dan berdiri menghadap Orion.

"Hanif ..."

Orion sengaja menggantung ucapannya.

Wishaka sudah mencondongkan tubuhnya ke arah kanan, ingin mendengar lebih jelas. Jaiz dan Daniel sudah meletakan gorengan mereka, memperhatikan. Bahkan Brian dan Wira yang tidur jadi bangun karena tak mau ketinggalan gossip.

"PACARAN SAMA ANAK KECIL!" teriak Orion nyaring, sampai terdengar ke sekre tetangga.

Hening.

Orion melihat ke sekeliling.

Kenapa susananya tetap tenang? Tak ada yang terkejut atau ingin menyalakan petasan gitu?

"AKU BUKAN ANAK KECIL!" ketus Ayesha kesal melemparkan buku yang Ia pegang ke arah Orion. Kemudian menghentakan kaki dan duduk memeluk Jelita di dekat sofa rak buku. Ia masih kesal karena Dana keras kepala sekali ditambah barusan disebut anak kecil.

SIAPA YANG TIDAK AKAN KESAL?!

"Kok nggak pada kaget sih?" tanya Orion bingung.

"Satu sekre juga bisa baca situasi kali Bang," tepuk Wira pada bahu Orion yang terkulai karena kecewa dengan respon rekan–rekannya.

Hanif mengendikkan bahunya tak peduli, ia tak ingin berkomentar apapun. Mereka menganggap apa hubungannya dengan Ayesha terserah, yang penting apa yang sama–sama dirinya dan Ayesha sepakati bersama.

"Eh guys."

Naresha yang tengah duduk di kursi putar samping Wishaka berbalik ke arah tengah ruangan. Kembali ingin mengumpulkan atensi satu sekre.

"Kalau nggak penting kaya si Odan skip dah gue, " keluh Daniel kembali mencoba tidur di bawah sofa, beralaskan tasnya jadi bantal.

"Makanya, gue mau nanya ... " gantung Naresha.

Pers Kampus ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang