47 : Masa Putus?

3.5K 419 15
                                    

Jelita, Thara, Mark, Nana dan Ayesha tak henti – hentinya bertepuk tangan dan menganga. Meninggalkan seorang Raisya Adarakyra yang terpuruk seorang diri di pojok sekre. Tak ada selera untuk liputan, jadi malah seenaknya meminta Lucas menggantikannya wawancara dengan iming – iming traktir Karage BBQ di foodcourt depan kampus.

"ANJIR! SUMPAH GUE GAK NYANGKA RA!"

Mark histeris sekali di tengah sekre.

"Kaya nonton film gak, sih? Hahaha," tawa Ayesha senang.

"Kok lo malah seneng sih, Ye?!"

"Ya gimana gue gak seneng Ra, ini gue kaya lagi main drama live action. Geng Chingu gue naksir sama lo semua hahaha."

Ayesha membuka ponselnya dan menunjukan foto seorang gadis ke hadapan teman – temannya.

"Kalian liat cewek ini, namanya Shin Ryujin. Dana – Yohan sering banget gelut rebutin dia. Hahahaha."

"Dulu rebutin Ryujin sekarang rebutin Rara, hahahaha..." tawa Ayesha terdengar makin kencang. Hanya dia yang mengerti perasaan itu. Hanya fangirl sepertinya yang faham. Betapa lucunya situasi ini.

"Jangan sampe lo kaya Thara," ujar Jelita.

Thara menoleh. "Kenapa jadi gue?"

"Iya, lo kan ngegantungin Kak Sian sama Kak Naresh. Jangan sampe Rara juga gitu."

"Gue udah tolak dua – duanya ya."

"Tapi kan mereka masih berharap sama lo, Thar?"

"Setelah gue tolak, terus mereka masih suka, salah gue gitu?" Thara mulai terpancing emosi.

"Lo sendiri ke Kak Jinan gimana? Nolak enggak, nerima enggak."

"Karena gue sama Kak Jinan kasusnya bukan kaya lo yang emang disukain Kak Sian sama Kak Naresh."

"Lo pikir Kak Jinan gak suka sama lo?"

"Lo tahu gimana Kak Jinan sama Kak Senin, masih mikir Kak Jinan suka gue?"

"Udah – udah, kok malah jadi berantem sih," lerai Nana.

"Kalian sama – sama nolak perasaan yang naruh hati ke kalian. Perkara mereka masih suka atau enggak, itu urusan mereka. Cukup dengan gak nyakitin mereka dengan ngasih harapan palsu. Asal kalian juga yakin, kalian emang gak naruh hati ke mereka. Jangan sampai nanti nyesel aja."

Thara dan Jelita tertohok atas ucapan Nana.

"Terus gimana? Jadi lo pilih siapa?" Mata Mark berbinar penasaran.

Rasanya Rara masih ingin menonjok Mark yang seenak jidat menyebarkan kabar kalau Yohan itu homo. Tapi sekarang, ditambah ingin melemparnya ke gedung rektorat biar digigitin tikus – tikus di sana.

"Pilih apaan, sih. Gue kan punya Hojin."

"Lo masih mau sama cowok kaya gitu?" tanya Thara tak percaya.

"Ya namanya juga gue udah sayang, udah terbiasa sama kehadiran dia. Bisa ya gue lupain dia gitu aja cuman karena ada temen gue yang bilang suka? Ya kali."

"Apa sih, Mark?"

Bahu Rara gatal sekali ditoel – toel jari tangan kurus Mark. Tapi lelaki itu tak menjawab, malah melihat ke arah pintu Sekre.

Dimana di sana Hojin sudah berdiri dengan tampang angkuhnya.

Hati Rara rasanya makin gak enak aja. Firasat dia buruk soal ini.


.....


Pers Kampus ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang