12 September 2018
Hari itu, Naresha bertugas menjaga stand oprec.
Meski malas, dia akhirnya datang dengan wajah suntuk abis kelas. Tapi baru juga sampe stand, Wishaka dan Jinan udah pamit aja mau kelas katanya.
"Anjir, gue jaga sendirian dong?"
Jinan menepuk bahu Naresha. "Tenang aja, Kawen ntar jaga sini juga kok."
"Iya, katanya dia udah beres kelas Hukum dan HAM ke sini kok. Udah gue chat."
Sepeninggal Jinan dan Wishaka, Naresha duduk termenung di meja stand. Menangkup pipinya malas. Ini jam 13;20 beres makan siang dan dia ngantuk.
Brukk
Baru juga merem bentar, tiba – tiba aja baliho bendera Pers Kampus di atasnya jatuh. Dunia serasa jadi gelap pas Naresha buka mata.
"SETAN! Eh—Astagfirullah, jangan kiamat dulu dong."
Tangan Naresha menggapai – gapai, sampai akhirnya menyingkirkan kain bendera yang melingkupi kepala Naresha yang panik.
"Sialan! Gue kira apaan!"
Rutukan Naresha tetap berlanjut sampai dia bangkit, males banget pasang bendera lagi, tapi akhirnya dia berdiri juga. Naik kursi dan berusaha motong lakban buat nempel bendera di tembok belakang stand.
Gini – gini Naresha kan Pers Kampus pride.
Mulutnya masih juga ngomel – ngomel, padahal lagi gigit lakban, ngeri kalo ke telen gimana. Kedua tangannya sibuk memposisikan bendera dan menempelnya.
Lagi khusyu ngomel dan pasang bendera, sebuah sapaan mengagetkan Naresha bukan main.
"OY! NGAPAIN!"
Mata Naresha melotot melihat siapa yang datang.
BRUKK
Tubuh Naresha oleng dari pijakannya, menubruk meja stand dan menyentuh tanah bersemen itu. Berakhir tubuh Naresha tersungkur mengenaskan.
Bukan, bukan karena sapaan itu Naresha oleng sampai jatuh tersungkur, tapi tampilan tidak biasa yang Ia lihat siang itu.
"NARESHA! LO GAPAPA?!"
Naresha meringis sakit, Wendy berteriak panik.
Sialnya, orang – orang bukannya bantuin malah ngeliatin, bahkan ada yang ngevideo.
.....
"Aw! Pelan – pelan dong Kak, sakitt iniii~" rengek Naresh seperti anak kecil. Bibir merahnya yang tak kecanduan rokok itu mengerucut. Wendy berdecak tak habis pikir.
"Ini juga udah pelan – pelan," omel Wendy sembari mengoleskan obat merah pada luka di tangan dan lutut Naresh. Soalnya Naresh pake ripped jeans di bagian lutut sama pahanya. Mana pake kaos lengan pendek pula. Ya iya lah banyak yang ke gores.
"Lo lagian gak hati – hati sih, pake bisa jatuh segala. Bocah banget sih lo."
"Ya siapa suruh lo tiba – tiba muncul secantik ini, Kak!" kesal Naresha tak terima disalahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pers Kampus ✔
Ficção Geral╰Pers Kampus ╮ • College life • Lokal • Semi baku Kisah mereka mencari berita hingga cinta. Dari nggak kenal, jadi kolega, katanya teman, kemudian sahabat, hingga jadi keluarga cemara. Prinsipnya, nyari berita sampe mampus! Mereka itu, • Peka sama g...