Ulasan senyum tak lepas dari wajah Thara seharian ini. Bahkan tanpa disadarinya, wajahnya terus bergerak membentuk lengkungan bulan sabit.
"Lagi seneng ya?" lirik Jelita pada Thara yang kentara sekali menahan senyumnya.
Thara diam, tidak mengangguk ataupun menggeleng. "Biasa aja."
"Biasa aja gimana, dari tadi tuh bibir melengkung terus sampe mau deket ke telinga. Akhir – akhir ini gue perhatiin lo sering senyum – senyum sendiri, " komentar Rara, yang baru saja selesai bermain game di sofa sekre.
"Ayesha ke mana?" tanya Thara mengalihkan perhatian.
"Ke mana lagi? Sama Big Babynya lah. Dari siang digelendotin mulu, sepet amat gue liatnya. Abis magrib langsung pergi mereka," jawab Rara.
Thara mengangguk mengerti.
Ini pukul 19;12 WIB. Belum terlalu malam, tapi sekre sudah sepi saja.
Hanya ada dirinya, Jelita dan Rara. Kebetulan ini jadwal liputan Rara, sedangkan Thara hanya sekadar menghabiskan waktu di sekre sehabis kelas sore.
Sedangkan Jelita, entahlah. Teman lain departemennya itu memang sudah berubah menjadi kelelawar semenjak masuk Litbang.
Ting!
Sebuah notifikasi masuk
"Aku udah di depan. Ayo, jadi kan?"
Dengan cepat Thara langsung membalasnya.
"Jadi kok, aku otw. "
"Eh, gue duluan ya! Bye!"
Belum sempat Rara dan Jelita menanggapi, tapi sosok Thara cepat sekali menghilang dibalik pintu sekre.
Rara menghela nafasnya.
"Syukurlah, kayaknya dia udah mulai move on ."
Jelita menggangguk. "Iya, gue gak nyangka aja, move on-nya sama—"
"WAH SIAL! Nyebelin banget anjir! Awas aja kalo butuh sama kita!"
Lucas tahu – tahu masuk dan misuh – misuh sendiri. Dia baru balik dari bergerilya malam sebagai Litbang, ditemani Yohan yang mengikutinya dari belakang.
"Yah, namanya juga orang pemerintahan. Pengawas kaya kita harus banyak sabar Cas," nasehat Yohan.
"Ya tapi gak kurang ajar juga dong, mereka yang bikin ulah, kita coba meberin fakta, kok malah kita yang mereka serang? Bukannya intropeksi diri," kesal Lucas melemparkan tubunya diatas sofa disamping yang diduduki Rara.
"Ini Sekre sepi amat. Pada ke mana? Senior yang lain mana?"
"Tahu tuh, yang bucin ada. Yang sumpek di Sekre ada, yang kabur – kaburan juga ada," sahut Jelita.
.....
Puk.. Puk..
Dua tepukan Thara berikan pada tubuh besar menjulang di hadapannya.
Si empunya tubuh berbalik dan otomatis tersenyum. Seolah mentari siang kini bahkan hadir saat malam.
"Ayo, pake dulu jaketnya."
Thara mengangguk dan memakai jaket yang sengaja ia bawa dari rumah. Padahal biasanya Ia tidak begitu suka membawa jaket ke kampus karena merepotkan. Tapi akhir – akhir ini dirinya merasa berkewajiban untuk selalu membawa jaket ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pers Kampus ✔
Ficção Geral╰Pers Kampus ╮ • College life • Lokal • Semi baku Kisah mereka mencari berita hingga cinta. Dari nggak kenal, jadi kolega, katanya teman, kemudian sahabat, hingga jadi keluarga cemara. Prinsipnya, nyari berita sampe mampus! Mereka itu, • Peka sama g...