27 : Peristiwa II - Masih Ada

3.6K 550 19
                                    

Pukul 18;15 WIB

Entah bagaimana mulanya, aksi yang semula damai mulai ricuh. Dari gedung DPRD, mahasiswa ditekan mundur. Tekanan itu memaksa Mahasiswa akhirnya melakukan titik akhir di Universitas Kertawirya Arjuna, tempat Hanif dan kawan-kawan mengais ilmu sehari-hari. Tempat Sekre mereka berada. Sontak, mereka semua kembali ke kampus.

Ramainya massa aksi, beralih memadati seluruh kampus. Semua orang ikut mencari perlindungan dan tempat beristirahat sejenak di sana. Namun sayangnya, malah pemandangan menyedihkan yang tersuguh. Mahasiswa banyak yang terluka, sampai akhirnya dievakuasi ke Rumah Sakit.

Sejak tadi, ambulan tak henti-hentinya terus bergerak bolak balik mengangkut orang-orang yang terluka.

"Eh tadi katanya ada cewek yang luka, kena tembakan gas air mata," ujar salah seorang mahasiswa beralmet merah.

Hanif, Wishaka, Jinan, Naresha dan Sian yang saat itu tengah berkumpul di depan student center untuk rehat sejenak, langsung terperanjat mendengarnya.

"Yang pake kemeja item maksud lo?" sahut temannya yang lain, sama - sama beralmet merah.

"Iya, katanya sih anak Persma," jawabnya.

Serempak para pimpinan Pers Kampus berdiri dari duduknya dan langsung menghubungi orang yang mereka khawatirkan.

"Bangsat nggak diangkat!" ketus Hanif kesal.

"Kanaya nggak bisa dihubungin, gue mau cari dia dulu."

Tanpa bicara lagi, Wishaka langsung berlari pergi.

Sedangkan Naresha dan Sian tak bisa menghubungi Thara.

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk..."

Naresha dan Sian saling menoleh.

"Lo aja deh yang telfon," tunjuk keduanya.

"Yaudah gue aja," putus Naresha.

Setelah itu, barulah sambungan telfon diangkat.

"Halo Thar?"

"Thar? Kamu di mana? Nggak apa-apa kan?"

"Aku nggak apa-apa Kak, tapi ini Ayesha tangannya sakit."

"Di mana Ayesha?!"

Mendengar nama Ayesha meski samar, Hanif langsung merebut ponsel Naresha.

"Di depan gedung Fakultas Kedokteran Kak, di bawah pohon paling ujung deket gerbang samping."

Setelah mendengar jawaban Thara, Hanif segera berlari, disusul Naresha dan Sian mengikuti.

Hanif berlari seperti kesetanan, dia tak peduli hampir tertabrak motor maupun ambulan yang tengah lewat hendak meng evakuasi korban.

Ketika sampai beberapa meter di depan Ayesha, Hanif berhenti berlari. Jadi terdiam, mencoba menteralkan nafasnya. Menatap Ayesha yang sudah berdiri karena melihat Hanif.

"Kak Hanif!"

Ayesha malah dengan cengiran polosnya menyapa, melambaikan tangan pada Hanif. Senang sekali dia bertemu Hanif, karena dari tadi ponselnya lowbatt, jadi tak bisa menghubungi siapapun.

Gadis mungil itu berdiri susah payah, karena terlalu lama duduk.

Brukkk

Tubuh kecil Ayesha sedikit terhuyung ke belakang karena Hanif menubrukan tubuh, memeluknya erat.

"Kak Han-hmm-if.. ak-u sesekkhmmm.."

Hanif melepaskan pelukannya.

"Kamu nggak apa-apa kan? Mana yang sakit? mana?" tanya Hanif tak sabaran.

Pers Kampus ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang