64 : Kursi Putar

2.7K 374 13
                                    


Day6 - How to Love



Lagi, lagi dia diam.

Tersembunyi di keramaian tanpa berniat ikut meramaikan.

Hanya bersuara ketika dirinya memang diperlukan.

Kursi putar yang setia menemaninya dari awal periode menjabat sebagai Pemimpin Redaksi, sampai sekarang telah memasuki pertengahan.

Terkadang, berkat kursi putar ini. Ia bisa berkamuflase dengan bebas. Tubuhnya yang kecil, meja dan computer besar, ditambah kursi yang sanggup menelan tubuhnya tanpa terlihat. Orang - orang suka lupa, kalau dirinya ada, bisa mendengar dan melihat.


Invicible


Sebuah kekuatan yang biasanya dimiliki superhero, entah kenapa dimilikinya.

Dari kursi ini, ia bisa mendengar dan melihat banyak hal.

Mendengar keluhan Daniel tentang Dosen kalkulusnya, mendengar Sian yang berceloteh menasehati Naresha, mendengar tangis Wendy yang patah hati, melihat Hanif yang dengan lancang menciumi pipi Ayesha ketika tengah tertidur. Bahkan ia ada di sana, ketika Nana tersenyum mendengar Jelita menolak Jinan.

Ia tahu banyak hal.

"Wishakaaaa!"

Suara riang dan langkah terburu - buru yang sudah sangat dikenalnya.

Langkah itu mendekat ke arah kursi dan memutar kursi tepat menghadapnya. Si gadis dengan senyum kelinci itu meletakan kedua tangannya pada pegangan kursi dan mengurung tubuhnya di sana.

Selalu saja, gadis itu bisa menemukannya di mana pun ia berada.

Gadis itu yang berlari ke arahnya dengan riang dan penuh tawa.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Membuat Wishaka jatuh cinta.

"Tebak, aku abis dapet apa!"

Mata Wishaka berkedip cepat, membiasakan pandangan matanya pada jarak wajah mereka yang terlalu dekat.

"Apa?"

Bibir di hadapannya kini turun kebawah.

Kanaya terlalu lucu untuk Wishaka lewatkan. Ingin sekali Ia mengecup bibir kemerahan itu yang dengan tidak tahu diri manyun dihadapannya.

"Tebak dulu dong!"

Dirinya tidak suka berbasa - basi. Kalau tidak mau memberi tahu, kenapa harus memaksanya untuk bertanya? Kenapa tidak langsung saja? Ia lebih memilih diam dan meninggalkan orang itu kalau begitu situasinya.

Pers Kampus ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang