Rara menatap ponselnya horror. Tampilan aplikasi whatsapp berisi beberapa chat yang sengaja belum dibacanya.
"Sialan. Ini mereka janjian apa gimana sih?"
"Kenapa?" lirik Thara menolehkan kepalanya dari laptop yang ada di hadapannya pada Rara yang menyenderkan tubuhnya diatas sofa yang jadi sandaran Thara sambil duduk lesehan.
"Tiap kali gue chat mereka ini ya alias para Ketua BEM Fakultas yang terhormat, gak ada satupun yang read dan bales, dari sekian belas Ketua? Ilang."
Rara menegakan tubuhnya, menatap Thara lebih berapi – api. "Eh anjir, barusan, giliran muncul, muncul semua!"
"Yaa bagus dong? Lo bisa wawancara sekarang, 'kan?"
"Iya sih Ra, tapi ini udah jam 9 malem. Berita gue juga udah mau naik noh," tunjuk dagu Rara pada Kanaya yang tengah asik hendak posting berita hasil liputan Rara hari itu.
"Telat anjir. Ngeselin. Gue bales gimana coba ini?!"
Rara kembali misuh–misuh sambil membalas satu per satu ketua BEMF tadi.
"Berita lo udah naik?"
Thara menggeleng.
"Tinggal judul."
Helaan nafas terdengar dari keduanya.
"Haiii~ gimana? Udah beres berita kalian?" sapa Ayesha yang baru masuk, setelah entah tadi dari mana dulu.
Rara dan Thara menggeleng. "Berita gue belum."
"Tinggal judul," sahut Rara.
Kini Ayesha yang menghela nafas.
Percaya lah, dibanding nulis berita, nulis judul jauh lebih susah. Meski menulis berita memakan waktu satu sampai lima jam sekalipun, tidak akan sepusing menulis judul. Berita dan foto sudah siap, tapi judul tidak ada. Maka berita akan ditunda sampai ada judul yang tepat.
Tidak cukup satu atau dua kali mengajukan judul. Pengalaman Rara, Thara dan Ayesha, mereka bahkan pernah rekor menulis 70 judul berita dalam sehari.
BAYANGIN PUSINGNYA GIMANA?!
Awalnya 5, nambah jadi 15, terus 25, naik ke 30, dan sampailah di angka 70. Itu zaman mereka masih magang di Pers Kampus. Mengenaskan memang. Ilmu nihil dan tuntutan kualitas tinggi.
"Kamu senyum?"
Percakapan lain di sofa satunya menggema lembut. Wishaka menoleh pada Kanaya yang baru saja mendudukan dirinya bersisian dengan tubuh Wishaka. Senyum langsung terlukis lembut di wajah Pemimpin Redaksi itu.
"Liat deh, Sekre isinya redaksi semua."
Kanaya melihat sekeliling. Benar saja, Rara, Thara dan Ayesha tengah duduk di sofa sebelah mereka menggosipkan Ketua BEMF. Orion yang sibuk mengedit video dengan headphone yang terpasang di kepalanya. Pada saat bekerja begini, Orion tiba–tiba jadi kalem dan tampak keren juga.
Jaiz meredakturi tulisan Thara, Siddiq menulis beritanya sendiri, sedangkan Senin tengah merekap tulisan berita mereka bulan ini untuk evaluasi pengurus bulan depan. Wishaka merasa tenang melihatnya.
"Perjuangan kamu gak sia – sia buat mertahanin mereka."
Kanaya memberikan jempolnya.
"Mereka yang berjuang, bukan aku. Apa lagi ini nih para Piyik," lirik Wishaka pada Tiga Piyik Redaksi.
Para perempuan tangguh yang sampai sekarang masih bertahan di redaksi.
Biasanya, di tiap angkatan, Redaksi akan didominasi oleh Lelaki. Berbeda dengan tahun ini yang diisi oleh tiga piyik srikandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pers Kampus ✔
Fiksi Umum╰Pers Kampus ╮ • College life • Lokal • Semi baku Kisah mereka mencari berita hingga cinta. Dari nggak kenal, jadi kolega, katanya teman, kemudian sahabat, hingga jadi keluarga cemara. Prinsipnya, nyari berita sampe mampus! Mereka itu, • Peka sama g...