Saat mendaratkan kakinya di ambang pintu, Sekre sudah terisi setengahnya. Begitu melepas sepatu, ia mengamankannya di sudut agar tidak terkena hujan. Kaki Wendy otomatis bergerak ke arah Hanna yang tiduran di sofa. Tangannya menepuk kaki Hanna agar menyingkir dan membiarkannya duduk. Merapatkan tubuhnya pada tubuh Hanna yang terbungkus selimut kumal Sekre. Tak ada pilihan, Wendy kedinginan jadi selimut kumal pun ia gunakan untuk menghangatkan diri.
"Lain kali, musim hujan gini pake sweater kek, bawa jaket kek."
Orion menyodorkan jaket hitamnya.
Senyum Wendy mengembang, menerima jaket dengan senang hati. Wendy terselamatkan dari selimut kumal. Heran sekali, kenapa Hanna betah pakai itu selimut. Wendy memegangnya saja ogah.
"Ya tadi siang kan masih panas. Thanks Orion," balas Wendy.
"Ini pimpinan satu lagi mana dah?" pertanyaan Wira menggantung di udara. Tak ada yang menjawab.
"Paling takut dia sih," sahut Sian di tengah keheningan.
Suara derasnya Hujan lumayan teredam dari dalam sekre.
Tiap orang sibuk dengan urusannya masing – masing. Kecuali Wendy yang bergerumul dengan pikirannya sendiri.
"Tuh datang pimpinan gue."
Arya bersuara menyambut datangnya Naresh.
Kaki lain mengikuti Naresh dari belakang, Thara orangnya.
"Waduh waduh waduh, belum juga mulai rapatnya. Udah panas aja nih."
Jinan berucap nyaring, membuat suasana menjadi agak tegang.
"Jangan tegang gitu dong boss," timpal Brian jail.
Naresha masuk diikuti Thara. Pimprus itu berjalan dan memilih duduk di samping Arya, lesehan di karpet dekat komputer. Jauh dari Wendy yang duduk di sofa dekat pintu. Thara memilih untuk menghampiri Mark di sudut rak buku. Saling seberang dengan tempat Naresh.
.
Pukul 16;15 sekre sudah mulai lengkap.
Rapat dimulai oleh Ketua Pelaksana Oprec tahun ini, dari angkatan 18, Johan Adhitama Putera. Oprec adalah proker Litbang, jadi tentu pimpinan pun dari Litbang.
Yohan maju ke dekat whiteboard , mengetuk papan tulis itu dan memulai rapat.
Berbagai bahasan dibahas, dari jadwal jaga stand oprec, formulir, target, konsep, segala macamnya. Pembahasan terakhir adalah, acara Kampus Festival yang rutin diadakan tiap tahun oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U). Suasana mulai menegang di bagian sini.
"Si Naresh ntar kita iket di pohon kamboja deket farmasi aja yuk. Ngeri gue dia berulah lagi," bisik Jaiz, Wira tertawa mendengarnya.
"Jangan gitu dong Bang, ntar Kawen denger," sahut Arya. Naresh yang di samping Arya pura – pura tuli.
"Ada usul gak?" tanya Yohan.
Brian langsung mengangkat tangan.
"Gimana kalo Pers Kampus daftar jadi pengisi acara juga? Nge-band gitu, akustikan? "
"Oh? Kaya Kak Naresh tahun lalu?" Pertanyaan polos Nana mengundang deheman satu sekre.
Wajah Naresh udah suntuk banget, males nanggepin respon anak – anak. Sedangkan Wendy buang muka. Di sampingnya Hanna sesekali memastikan bahwa temannya itu baik – baik saja.
"Yaahh mirip kaya gitu lah."
"Bang Bri emang gak tampil bareng band-nya? " tanya Mark. Setahunya, Brian memang memiliki band bersama Siddiq, Jaevan, Danan, dan Wisnu. Enam Hari namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pers Kampus ✔
Ficção Geral╰Pers Kampus ╮ • College life • Lokal • Semi baku Kisah mereka mencari berita hingga cinta. Dari nggak kenal, jadi kolega, katanya teman, kemudian sahabat, hingga jadi keluarga cemara. Prinsipnya, nyari berita sampe mampus! Mereka itu, • Peka sama g...