27 September 2018
Hari Festival Universitas A dibuka. Sejak pagi, para mahasiswa baru sudah mengantri di gapura depan area masuk kampus.
Para senior dan pengurus dari berbagai ormawa juga sudah siap dengan seragam kebangaan, kostum dan juga stand – stand yang menarik.
Pers Kampus tidak kalah dengan ormawa lainnya. Sebagai Lembaga Kegiatan Mahasiswa paling tua dan 'disegani', persiapan juga sudah dilakuan sematang mungkin.
Pagi – pagi sekali Siddiq sudah briefing pada seluruh anak 17 yang menjadi 'eksekutor' hari ini. Senior tingkat dua dan tiga juga tidak kalah, meski tidak terlibat sebanyak anak 17, tapi mereka juga ikut heboh sedari kemarin.
Seperti Jaiz yang memamerkan pick guitar barunya, pemberian Siddiq. Brian yang bersemangat dengan bass-nya, siap mengguncang seluruh sudut kampus. Siddiq juga tak kalah. Senin sendiri yakin, Abang kesayangannya itu akan menggetarkan perasaan banyak gadis nanti.
"Gila sih anjir, ini cowok – cowok kok pada cakep bener yak pake seragam Persma kita," celetuk Salwa di samping Kanaya yang tengah merapihkan deretan majalah mereka di meja stand.
Kanaya ikut memperhatikan. Memang sih, seragam kemeja hitam dengan logo Pers Kampus berwarna biru dan merah di dada kiri, juga tulisan 'Pers' berwarna putih besar di punggung mereka. Menambah kegagahan para lelaki Pers Kampus ini. Mana lengannya pada digulung pula.
Tak jarang yang memamerkan jidatnya seperti Siddiq, Wira, Jinan, Sian, dan Brian. Tingkat 3 yang pamerkan jidat saat itu ada Januar, Chandra, Kiki, yang juga pamer jidat.
Yang menutup poninya seperti Hanif, Wishaka dan Arya juga tak kalah. Mereka terlihat kalem dan adem. Sedari tadi anak – anak ormawa lain sering banget curi – curi pandang ke arah stand mereka. Kanaya sebal sendiri. Mana Wishaka banyak banget lagi yang godain, sampe ngasih minum segala.
"Nih, pasti haus kan?"
Eh?
Wishaka meletakan sebotol Teh Pucuk di meja, menyodorkannya ke arah Kanaya.
Padahal mereka sudah putus—saat itu.
Kanaya menerimanya saja, toh dia memang haus. Sementara Wishaka langsung pergi kembali merapihkan tenda stand bersama Sian yang sedari tadi jadi babu.
"Han, yang maju nanti lo kan?"
Wendy yang baru datang dari sekre, menenteng satu buah kamera. Mendekati Hanna yang duduk di dekat meja stand.
"Maju apa? Gue gak ikut nge-band."
"Bukan band, yang sounding lomba foto festival di IG itu. Pers Kampus collab sama BEM-U. "
FYI, Hanna adalah bagian marketing di periode Siddiq.
"Ohhh itu! Iya ntar gue maju."
Wendy mengangguk mantap. Ia harus memastikannya, karena kalau tidak, dirinya yang akan dipaksa maju oleh Pemimpin Perusahaan 2018.
Setelah memastikan semua siap. Acara resmi dimulai dengan perkenalan dari MC, dan mahasiswa baru dipersilahkan untuk berkeliling stand sembari mengerjakan tugas agar mendapat sertifikat Festival Kampus sebagai syarat lulus OSPEK. Tugas yang diberikan adalah meminta cap resmi dari tiap Ormawa.
Tidak semudah itu guys. Karena tiap ormawa pasti gak akan ngasih cap-nya dengan murah.
Pers Kampus sendiri, akan mengadakan penjelasan singkat, pameran karya dan membuka pendaftaran di sana secara bersamaan. Pemberian cap akan diberikan kepada mahasiswa baru yang berhasil menjawab pertanyaan mereka. Dari yang berfaedah seperti,
KAMU SEDANG MEMBACA
Pers Kampus ✔
General Fiction╰Pers Kampus ╮ • College life • Lokal • Semi baku Kisah mereka mencari berita hingga cinta. Dari nggak kenal, jadi kolega, katanya teman, kemudian sahabat, hingga jadi keluarga cemara. Prinsipnya, nyari berita sampe mampus! Mereka itu, • Peka sama g...