Anak lelaki dengan pipi bulat itu menunduk lesu, menatap rerumputan dengan tak bersemangat dan sesekali melihat jalanan.
Tak ada tanda tanda ibunya datang menjemput.
"Mungkin mama sedang sibuk"
Sebuah suara berat menyapa pendengarannya, dia sontak mendongakkan kepalanya menatap pemilik suara berat yang mendatanginya dengan senyum lebar.
"Paman lagi yang menjemput?"
Wajah sosok itu sedikit gelap karena dia menghalangi cahaya mentari yang akan terbenam.
Lelaki itu mengangguk.
lalu duduk disamping anak lelaki berpipi gembil itu.
"Mau membeli Ice Cream?"
Anak itu menggeleng, tidak biasanya anak ini menolak makanan manis.
"Ada masalah tadi disekolah?"
"Tadi ibu guru menyuruh membuat cerita tentang keluarga. Dohyon menceritakan tentang Mama, Oma, Aunty Yena, uncle dan Ouri. lalu teman Dohyon bertanya kenapa tak ada Papa. Dohyon bingung harus menjawab apa, Dohyon hanya diam lalu Miss Sara menyuruh Dohyon untum duduk kembali"
Hatinya sedikit teriris mendengar untaian kalimat yang datang dari anak lelaki berusia 7 tahun itu.
Dia tau bahwa anak ini menginginkan sesosok ayah di hidupnya namun sang ibu tak bisa memberikan untuknya.
"Kenapa harus sedih? uncle bisa menjadi ayah untuk Dohyon"
"Tapi uncle juga sibuk sama seperti mama"
Dirangkulnya pundak kecil itu.
Semilir angin musim gugur menerpa mereka
Dibawah pohon maple yang sedang menggugurkan daunnya dan matahari yang mulai tenggelam didepan sana.
"Dohyon harus ingat, jika kau rindu papa temui saja Uncle. Uncle pasti akan menemanimu, kita akan bermain di pantai, membuat boneka salju, berlomba menangkap dauh yang jatuh, bermain sepak bola dengan Jinwoo dan Alen. Uncle akan melakukan semua yang Dohyon mau asal Dohyon tak sedih lagi oke?"
Mata bulat didepannya yang sempat redup kini bersinar kembali, seolah mendapatkan sesuatu yang ia mau.
"Janji?"
Kelingking kecilnya diarahkan ke yang lebih tua.
"Janji"
Kelingking mereka bertaut sekarang.
Senyum lebar hadir dibibir keduanya.
"Oh iya, jangan bicara apapun mengenai Papa ke Mama oke?"
Anak 7 tahun itu mengangguk semangat.
"Baiklah, bagaimana jika kita membeli Ice Cream?"
"Mama pasti akan marah jika uncle membelikanku Ice Cream lagi"
"Asal kau tak berbicara apapun mengenai Ice Cream padanya maka ia tak akan marah"
Mereka berjalan menuju sedan hitam yang terparkir tak jauh dari taman. Berjalan melewati dedaunan yang berguguran.
________
______________Halooo, ini book kedua dari rangkaian book Begini Adanya.
Kalau kalian belum baca Begini Adanya baca dulu ya biar gak bingung wkwk.
Sekian dan terimakasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji]
FanfictionSepuluh tahun berlalu, banyak yang berubah dari mereka. Book 1 : Begini Adanya Book 2 : Melepas Rembulan