Tolong bantuannya ya. Kali aja masih ada typo yang kelewat, belum aku benerin. Kalau ada bilang ya, biar nanti aku benerin. Makasih....
Happy Reading!
Tidak tahu siapa orangtuanya. Tidak pernah diijinkan melihat dunia luar. Terkurung dalam ruangan tanpa tahu apapun. Yang ia tahu, namanya adalah Revika. Hanya itu, tanpa nama panjang.
Hidupnya jauh dari kata baik. Selalu dikurung layaknya cerita Rapunzel. Jangankan melihat bintang, merasakan hangatnya sinar matahari saja dia belum pernah. Beberapa kali ia dibawa ke tempat yang berbeda. Hanya saja ia akan diberi obat ataupun disuntik agar tidak sadar. Ketika sadar, tempatnya sudah berbeda. Selalu seperti itu.
Untuk pertama kalinya, kemarin ia merasakan bagaimana rasanya ketika sinar matahari menerpa kulitnya. Sensasi hangat yang ingin ia rasakan lagi. Untuk pertama kalinya, ia merasakan naik pesawat terbang. Ada rasa takut tentu saja. Terlebih ketika dia harus berbaur dengan banyak orang. Ditemani dengan para pria yang mengaku sebagai keluarganya.
Tidak ada yang menarik dari hidupnya selama ini. Setiap kali ia menemukan kesenangan baru, maka kesenangan tersebut akan direnggut secara paksa. Diberikan kembali kemudian direnggut lagi. Selalu seperti itu. Dengan sengaja emosinya dimainkan lalu ia akan mengonsumsi sesuatu agar emosinya reda.
Kini ketika dia sudah merasa tidak akan bisa menikmati hidupnya. Merasa suatu saat nanti akan mati tanpa tahu siapa keluarga kandungnya, mati tanpa ada yang tahu. Tiba-tiba saja sekelompok orang datang. Membawanya keluar dari kegelapan.
Aneh rasanya. Meski sejak dulu ia sangat ingin tahu siapa ayah dan ibunya. Siapa saja keluarganya. Juga cerita kenapa dia bisa sampai menjadi tawanan entah siapa itu. Karena yang ia ketahui--dari wanita yang mengajarinya membaca--bahwa ia ditawan oleh orang yang bukan keluarganya.
Pernah terbesit dalam pemikirannya jika yang mengurungnya adalah keluarganya sendiri. Ia juga pernah berpikir kalau wanita yang kerap kali berubah sikapnya itu adalah ibunya. Tetapi setelah ia bertanya, ia mendapat jawaban yang tidak memuaskan.
Hari ini, dia bersama dengan orang-orang yang membawanya pergi dari menara tahanan itu, telah sampai di tempat yang disebut rumah. Setelah menempuh perjalanan udara cukup lama, akhirnya mereka sampai juga di tanah kelahirannya--kata orang yang mengaku ayahnya.
Sejak awal Revika tidak banyak bicara. Ia hanya menunduk, menjawab singkat saat ditanya. Bukan kesan dingin yang timbul, tapi kesan takut. Tapi hal itu memang benar. Ia merasa takut sekarang. Meski sampai sekarang mereka masih bersikap baik padanya, dia tidak tahu dengan nanti bukan?
Apalagi saat melihat pria berbalut kemeja hitam, pria yang membunuh orang dihadapannya. Membuat dia terus terbayang kejadian itu. Rasanya sungguh menakutkan melihat orang meninggal tepat dihadapanmu dalam keadaan mengenaskan.
"Vika?" panggil Rian. Pria yang mengaku sebagai ayahnya. Ia sendiri masih bingung akan hal itu. Meski kalau dilihat-lihat, wajahnya sedikit mirip dengan wajah pria paruh baya ini.
"I-iya Pa-pah?" gagap Revika. Sedari tadi dia sibuk sendiri dengan pikirannya, sampai ia tidak sadar jika mobil sudah berhenti melaju.
"Ayo turun. Mereka sudah menunggumu." ucap Rian lembut. Pria itu menuntun putrinya untuk turun dari mobil. Melihat keadaan putrinya sekarang, hatinya berdenyut nyeri. Ada rasa sesak saat melihat putrinya sendiri merasa takut pada dirinya.
Revika memang masih sedikit merasa takut. Ragu-ragu ia melangkah menuju rumah besar atau bisa ia sebut istana seperti pada gambar dibuku dongeng. Sangat-sangat besar. Ada taman bunga, air mancur, juga pelataran yang cukup luas. Bukankah ini seperti istana?
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life (#1 Wiratama's) [End]
General FictionWiratama Series 1. New Life 2. Nona Mantan 3. New Feeling Hidup tanpa tahu dunia membuatnya seperti mayat hidup. Bukan fisiknya yang terlihat mengenaskan, tetapi psikisnya. Seperti dongeng cerita seorang puteri yang dikurung dalam menara tinggi, beg...