New Life || 21. Dance

24.7K 1.8K 59
                                    

Pulang sekolah, Gava di kagetkan dengan penampakan sosok yang sudah sangat familiar baginya. Jika dia bertemu dengan sosok ini di sekolah, itu hal biasa. Tapi ini dirumahnya. Siapa lagi kalau bukan Rahel? Teman satu kelasnya yang masih memakai seragam sekolah. Kini tengah duduk di sofa ruang tamu bersama adik kesayangannya. Kedua gadis itu tengah sibuk melihat laptop Rahel. Tentu karena Revika tidak memiliki laptop.

Merasa penasaran dengan yang dua gadis itu lihat, Gava berjalan mendekat. Memangnya apa yang mereka lihat sampai kedatangannya saja tidak disadari? Ini tidak baik, biasanya Revika akan sangat antusias saat dia pulang, tapi sekarang meliriknya saja tidak.

"Wah... Ngajarin adek gue gak bener nih anak!" seru Gava setelah tahu isi dari laptop milik temannya ini. Hal yang tengah menguasai para gadis-gadis jaman sekarang. Apalagi kalau bukan Korea! Ya, kedua gadis itu tengah menonton cowok-cowok yang tengah bernyanyi sambil berjoget tidak jelas. Yah, begitulah yang Gava lihat.

Baik Rahel maupun Revika terkejut dengan ucapan Gava. Juga dengan kemunculan tiba-tiba anak ini. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja sudah berdiri disebelah Rahel.

"Apanya yang gak bener? Orang cuma ngajakin nonton cowok-cowok gue kok!" sahut Rahel tidak terima. Tentu saja dia tidak terima. Dia tidak memberikan tontonan tak senonoh pada Revika, tapi dibilang mengajarkan hal tidak benar. Yang benar saja!

"Cowok lo? Halu neng?" Gava tersenyum mengejek tanpa peduli dengan Rahel yang semakin kesal. "Mending balik sana lo! Nggak punya rumah sampe balik sekolah udah kesini? Mana belum ganti baju lagi." usirnya sambil mengomel.

"Kak Gava apaan sih!" timpal Revika tidak terima. Rahel yang sudah akan membuka mulut diurungkan setelah mendengar suara kesal Revika. "Vika yang minta Rahel kesini, gausah usir-usir Rahel kayak gitu!" lanjutnya seraya memandang kakaknya garang.

Tapi wajah Revika itu imut -dimata Gava- mana mungkin akan terlihat garang. Malah terlihat lucu dimata Gava. Dimana Revika yang cemberut dengan kedua mata dipelototkan. Walau begitu, dia tetap tidak suka. Apa-apaan ini, adiknya sampai marah padanya karena teman barunya ini?

"Kenapa kamu minta dia kesini? Kan kamu bisa main sama Kakak."

"Gava..."

Suara itu membuat Gava menoleh. Dilihatnya sang Bunda tengah berjalan mendekat seraya membawa nampan berisi dua gelas lengkap dengan isinya juga beberapa cemilan.

"Adek kamu juga mau main sama temennya, kamu jangan ngerusuh. Mending kamu ke kamar aja sana!" perintah Farah. Wanita itu meletakan nampan yang dibawanya ke meja.

"Kalian lanjut aja, anggap saja Gava nggak keliatan." ujarnya sembari menatap putri juga teman putrinya.

"Bunda!" rengek Gava tidak terima.

"Udah sana mandi, bau kamu!" Farah menutup hidungnya, berlagak seakan putranya benar-benar bau. Kemudian dia berlalu pergi tanpa menghiraukan kekesalan sang putra.

Rahel dan Revika menuruti ucapan Farah. Mereka melanjutkan kegiatan mereka tanpa menghiraukan lagi keberadaan Gava.

Melihat hal itu Gava hanya bisa mendengus tanpa berkata apapun lagi. Karena kehadirannya sudah tak dianggap -sungguh drama sekali hidupnya- jadilah dia pergi ke kamarnya. Bukan karena ngambek, tapi dia memang ingin mandi. Tadi dia habis latihan basket, makanya pulang sedikit terlambat. Pantas saja Rahel sudah disini terlebih dahulu darinya.

Kembali pada dua gadis yang tengah asik melihat layar laptop. Jika Revika hanya diam menikmati -karena dia belum benar paham- maka Rahel sibuk sendiri. Seperti memekik saat melihat biasnya, juga memberitahu nama-nama dari setiap personil pada Revika.

New Life (#1 Wiratama's) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang