New Life || 08. Bintang [Revisi]

37.8K 2.8K 128
                                    

Wattpad bermasalah? Apa cuma punyaku yang bermasalah? Tapi cuma dicerita ini. Disini part-nya acak, padahal udah aku urutin tapi acak lagi. Jadi buat kalian kalau baca liat dulu judulnya ya. Urutin nomornya biar nggak kebalik-balik. Maaf atas ketidaknyamanan kalian dalam membaca.

Happy Reading!

🍁🍁🍁🍁

Makan malam berjalan lancar. Seperti malam sebelumnya, ruangan yang biasanya sepi itu kini menjadi ramai. Ada saja yang keluar dari mulut Gava yang membuat suasana semakin ricuh. Entah itu menggoda adik kecilnya, ataupun mengusili saudaranya yang lain. Kini keluarga Wiratama sudah terasa layaknya keluarga sungguhan. Hangat dan tidak canggung. Revika pun dapat membaur dengan cepat. Mungkin itu adalah gen dari ibunya, karena Alina adalah wanita yang ceria dan mudah membaur dengan semua orang. Meski selama ini Revika hidup tanpa mengenal banyak orang, tapi dia mampu menyesuaikan diri.

Kegiatan mereka selanjutnya adalah berkumpul bersama di ruang keluarga. Alina dan Farah lah yang mencetuskan ide ini. Kedua wanita itu ingin agar semua keluarganya dekat, layaknya saudara pada umumnya. Karena selama ini mereka semua tidak terlihat dekat. Meski solidaritas mereka tidak diragukan, tetap saja mereka kurang dekat. Apalagi dengan Reza, pria kaku itu sangat terlihat acuh pada adik-adiknya. Padahal sebenarnya tidak, dan mereka semua tahu itu. Tapi sikap pria itu sering membuat banyak orang meradang.

Belum lagi dengan anak-anak yang jarang dirumah. Rumah besar ini terasa seperti rumah singgah. Sebulan sekali ada dirumah saja sudah patut disyukuri. Tetapi sekarang sudah tidak lagi. Ada putri bungsu keluarga mereka, sang pelengkap keluarga.

Seperti malam sebelumnya, mereka sekarang tengah menonton film dongeng. Prioritas mereka adalah Revika, tentu saja mereka memberikan tontonan yang bagi mereka sangatlah cocok untuk Revika. Bagi mereka, Revika lebih seperti anak kecil ketimbang gadis berusia 16 tahun.

"Apa nggak sulit rawat rambut sepanjang itu?" gumam Revika namun cukup keras sehingga terdengar oleh semua saudaranya. Ya hanya mereka yang menonton, para generasi diatas mereka lebih memilih memisah. Mungkin tidak mau menonton film anak-anak. Entahlah, mereka tidak terlalu memusingkan hal itu.

"Tentu saja, bayangin aja kalau rambut kamu sepanjang itu. Kamu perlu tenaga ekstra buat nyisirnya." sahut Gava. Berbeda dengan sebelumnya, kini Gava yang duduk disebelah Revika. Dia bersama kakak tertuanya duduk mengapit adik perempuan mereka.

"Berat nggak kak?" lanjut Revika bertanya.

"Kamu bisa coba kalau mau." timpal Regan.

"Buat apa? Vika kan sudah enggak dikurung lagi, jadi rambut panjang enggak akan berguna. Lagipula rambut Vika kan enggak punya kekuatan kayak punya Rapunzel." celoteh Revika.

Kelima pria itu diam mendengar ucapan polos adik mereka. Seharusnya mereka sadar akan hal itu, adik mereka bukanlah anak kecil yang hanya menganggap tontonan mereka hanyalah hiburan semata. Adik mereka sudah 16 tahun, mau sepolos apapun, cara kerja otaknya tentu bukan lagi anak-anak. Mereka juga sadar, kalau selama ini adiknya tetap mendapat pembelajaran hidup, membuat otaknya terangsang untuk berpikir lebih jauh.

Mungkin setelah ini mereka akan benar-benar menunjukan dunia pada adik perempuan satu-satunya. Sudah seharusnya adik mereka itu mengenal dunia luar, karena adik mereka bukan anak-anak lagi. Adik mereka sudah remaja, meski mereka kurang terima dengan kenyataan itu. Waktu berjalan begitu cepat, tetapi mereka tidak diberi kesempatan melihat pertumbuhan adik mereka sendiri.

"Apa nanti Vika juga akan menikah sama Kak Reza?"

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat semua orang terkisap. Tatapan mereka semua tertuju pada Reza yang duduk disebelah adik perempuannya. Seolah bertanya 'Apa yang kamu lakukan pada adik kami?' lewat tatapan mereka semua.

New Life (#1 Wiratama's) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang